Antara Dua Pria

68 4 0
                                    

"AYAAAAHHH !!!" Pekik Indah saat melihat sosok Ayah nya sudah tiba di Bandara.

Ayah dan anak perempuan nya itu berpelukan melepaskan rindu yang tertahan karena jarak. Ayah Sena berkali-kali mengecup pipi, dahi dan juga menjawil hidung sang putri.

"Aku kira Ayah beneran nggak akan tahun baruan disini," ucap Indah lembut.

"Nggak dong sayang, putri Ayah yang cantik ini kan disini, tentu saja Ayah harus datang untuk merayakan nya bersama mu kan,"

"Ayo kita pulang Ayah. Aku sudah masak loh," ucap Indah.

"Bener nih udah masak?" Goda sang Ayah.

Ayah Sena tersenyum melihat putri nya yang kini selalu memancarkan kebahagiaan nya.

"Ayo kita pulang, biar Ayah yang menyetir. Sudah lama Ayah tidak menyetir," ucap sang Ayah.

"Pasti Ajudan Rahman posesif banget ya sama Ayah," ledek Indah. Ajudan Rahman itu sudah seperti adik bagi Ayah Sena. Kedua pria paruh baya itu sudah saling bergantungan akan keselamatan hidup kedua nya.

"Ck, kamu ini seneng banget ya kalau Ajudan Rahman sudah melarang-larang Ayah,"

Kedua nya berjalan kearah tempat parkir mobil Indah. Ayah Sena benar-benar menyetir, walaupun usia nya tak lagi muda, tapi ia masih sangat mahir dalam mengemudikan mobil.

Hanya butuh tiga puluh menit untuk sampai di gedung tower apartment yang indah tempati.

Ayah Sena pergi ke kamar tamu untuk membersihkan diri, sedangkan Indah menyiapkan makan siang untuk kedua nya.

"Wah, kamu itu masak apa hm?" tanya Ayah Sena saat melihat masakan sang putri yang sudah siap untuk disantap.

"Aku buat soto tangkar bening untuk Ayah, dan juga ayam suwir kemangi," ucap Indah dengan tersenyum bangga.

"Waduh, bisa-bisa Ayah nambah ini makan nya," ucap Ayah Sena.

"Selamat makan Ayah,"

"Selamat makan juga princess," kedua nya makan siang bersama untuk pertama kali setelah berbulan-bulan tak bertemu.

Ayah Sena berkali-kali mengatakan bahwa masakan sang putri adalah masakan nomor dua yang menjadi  favorit nya. Jangan bertanya siapa nomor satu itu, tentu saja masakan mendiang istri tercinta yaitu Bunda Ayu.

Malam hari telah tiba, jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Indah sudah siap dengan celana panjang berwarna hitam dan blouse hitam yang dipadukan dengan slayer berwarna putih dan rambut yang di ikat satu tengah dan sisa nya dibiarkan tergerai.

Sedangkan Ayah Sena sudah menggunakan celana bahan nya berwarna hitam dan juga kemeja berwarna cream.

Walaupun usia nya sudah memasuki usia 56 tahun. Ayah satu anak itu tetap tampan dan bahkan tak terlihat bahwa sudah memiliki anak gadis yang usia nya hampir memasuki kepala tiga.

"Ayah ayo aku sudah siap," ucap Indah dengan antusias. Ayah dan anak itu akan menghabiskan malam tahun baru dengan berkeliling di daerah Malioboro dan juga Titik 0 Yogyakarta yang pasti nya sudah akan padat akan lautan manusia.

Belum juga Ayah Sena menyahut, bel pintu apartemen milik Indah terdengar. Indah mengernyitkan dahinya bingung, siapa malam-malam seperti ini yang berkunjung ke apartemen nya.

Indah jalan kearah pintu apartemen nya, ia membuka pintu apartemen nya dan terkejut siapa yang ada di hadapan nya.

"Hai," sapa Dave dengan senyum manis dan suara lembut namun semangat itu.

"Loh? Kamu kok disini? Bukan nya kamu udah pulang ke Bali ya?" tanya Indah bingung.

Ya, kemarin sore Dave mengatakan bahwa ia akan merayakan tahun baru bersama keluarga nya di Bali. Tapi kenapa sekarang pria ini ada di hadapan nya?

Dia LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang