Melihat Mu

81 9 0
                                    

Sudah hampir satu minggu, Langit di buat frustasi karena menghilang nya Indah. Entah kemana gadis cantik yang berstatus tunangan nya itu pergi, ia tak ada kabar sama sekali. Sudah berkali-kali Langit mendatangi asrama putri kekasih nya itu, namun ternyata hasil nya tetap nihil. Satpam asrama putri pun bahkan mengatakan bahwa gadis nya tak ada pulang.

Hanya satu kecurigaan Langit yaitu kota Bandung. Apa Indah pulang ke Bandung dan tidak memberitahukan nya? Langit selalu berharap ia melihat sang kekasih di kampus mereka, namun ternyata hasil nya sama, ia tak menemukan Indah.

Langit semakin merasa bersalah saat Genta mengatakan bahwa Indah mencari nya kala itu. Harus nya Langit menghubungi gadis nya lebih dulu, sekarang beginilah. Indah pun menjadi semakin tertutup pada nya, ia bahkan tak tahu dimana keberadaan sang kekasih selama beberapa hari ini.

Jam menunjukan pulu 14.00 siang hari, Langit sedang berada di ruangan BEM fakultas nya, ia sedang mendengarkan beberapa masukan dan saran yang di ajukan oleh para anggota untuk mengenai Anniversary Universitas nya itu. Satu jam di dalam ruangan membuat Langit yang memang sedang tak fokus itu pun menggeram. Rapat BEM yang tak bersudahan.

Sedangkan di luar ruangan BEM sudah ada Karin yang duduk menunggu Langit, selama seminggu ini Karin ada di sisi Langit. Kemana pun Langit pergi, maka disitu ada Karin. Seluruh Mahasiswa Fakultas nya dengan Fakultas Karin sudah mengira bahwa Karin adalah kekasih dari sang Presma tampan itu.

"Kak Genta, tunggu," panggil seseorang pada Genta yang sedang berjalan menuju ruang rapat BEM.

"Eh? Ada si cantik. Mau ketemu Langit ya? Mamas Langit lagi rapat," ucap Genta pada gadis yang ada di hadapan nya itu.

"Titip buat Mas Langit ya Kak," ucap Gadis itu dengan memberikan paper bag yang berisikan makan siang untuk Langit.

"Kenapa nggak kasih sendiri?" tanya Genta bingung. Sedangkan gadis itu hanya menggelengkan kepala nya saja sembari menatap lurus pada pandangan di depan nya itu.

"Saya masih ada urusan kak. Terima kasih ya kak, permisi," Genta menggelengkan kepala nya. Lalu ia kembali melangkahkan kaki nya menuju ruang rapat BEM. Dan Genta baru tersadar, bahwa disana ada Karin yang sudah duduk menunggu Langit. Sekarang Genta tahu kenapa Indah tak melanjutkan langkah nya, apakah Indah sudah tahu rumor yang beredar di fakultas nya tentang kedekatan Langit dan Karin?

"Lo sendiri yang membuat cewek lo menghindar, Langit"

Genta menghampiri Karin dan menatap Karin dengan tatapan membunuh. Karin terbangun dan tersenyum pada Genta.

"Bang," sapa Karin ramah.

"Ngapain lo disini?" tanya Genta sinis.

"Aku nunggu Bang Langit, kita mau ke Gramedia bareng," Genta berdecih mendengar jawaban Karin. Lalu Genta menghampiri Karin namun tiba-tiba Langit menghalangi nya.

"Mau apa lo Ta?" tanya Langit dengan menahan dada teman ny itu untuk tak mendekati Karin. Genta berdecih tak percaya.

"Hampir seminggu lo mencari Indah, wajar kalau dia menghilang. Toh, lo hanya peduli sama dia kan," tanya Genta pada langit dengan menatap tajam pada Karin.

"Lo tau Karin, lo itu penganggu, perusak hubungan orang," setelah mengatakan hal itu Genta memberikan paper bag yang dititipkan Indah pada nya.

"Dari Indah, dia nggak mau menemui lo, karena ada dia," setelah mengatakan hal itu Genta pergi begitu saja meninggalkan Karin yang tubuh nya sudah menegang serta Langit yang menatap dalam pada paper di tangan nya.

Indah datang menemui nya?

"Bang Langit, siapa Indah?" tanya Karin hati-hati.

"Mau ke Gramed kan Rin? Ayo keburu sore," Langit hanya mengatakan itu lalu berjalan meninggalkan Karin. Pikiran Langit kini tertuju pada Indah. Indah pasti salah paham kan?

Dia LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang