Setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Nazril, pesan sebuah foto noted yang terselip di buket bunga yang sudah Langit duga bahwa bunga itu adalah milik sang mantan kekasih, yang masih menjadi tahta di hati nya. Siapa lagi kalau bukan Indah.
"morning babe... bunga Lily yang cantik seperti mu. Miss you sweetie" — Dave
Langit mendengus kesal, rival nya itu benar-benar sangat sulit di singkirkan. Langit memutar bolpoin hitam milik nya, ia sedang berpikir keras bagaimana cara nya agar Indah menjadi milik nya.
"Apa gue perkosa aja ya?" Gumam Langit yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Gila !!! yang ada gue di bunuh, terus Indah di nikahin sama si bule kulkas," gerutunya.
Langit terus melamun, sampai lima belas menit ia tetap berkutat dengan berbagai rencana-rencana aneh yang terlintas di benak nya. Namun tiba-tiba...
BRAAAKK !!!
Langit menggebrak meja kerja nya sendiri, ia sekarang tahu apa yang harus ia lakukan. Ia mencari ponsel nya untuk melihat jadwal acara politik nya yang di selenggarakan pada lusa di Bandung.
"Ya... gue harus kesana, menemui Om Sena,"
Keesokan harinya... Di bandung, kota sejuta kesejukan dan ketentraman itu kedatangan sosok laki-laki politik yang sedang bertamu ke kediaman Kapten TNI AD siapa lagi kalau bukan Kapten Sena Manggala Kertawijaya.
Walau usia nya sudah tak lagi muda, tapi Sena... pria paruh baya itu masih tetap tegap dan berwibawa. Jangan lupakan tatapan mata nya yang tajam itu benar-benar menatap sosok laki-laki yang ada di hadapan nya, yang tak pernah terlintas di benak nya bahwa bocah laki-laki yang kini sudah beranjak dewasa itu datang menemui nya untuk pertama kali nya dalam hidup Sena.
Dulu, mereka akrab... Laki-laki dihadapan nya itu sudah seperti putra nya sendiri, itu dulu... sebelum dia melakukan kesalahan dan membuat nya tak lagi memandang nya sebagai pria baik.
"Katakan," hanya itu yang Sena lontarkan. Bisa Sena lihat bahwa lawan bicara nya seperti kesulitan menelan saliva nya sendiri.
"Om Sena apa kabar?" tanya Langit. Ya, laki-laki politik, bocah laki-laki yang sudah dewasa itu, yang kini sedang berhadapan dengan Sena adalah Langit, sang mantan calon menantu nya.
"Tidak perlu basa basi. Ada apa kamu datang ke kediaman saya?" Langit menetralkan detak jantung nya yang berdegup kencang karena gugup. Padahal beberapa waktu lalu, ia kan bertemu bahkan menikmati pergantian tahun baru bersama dengan sosok pria paruh baya di hadapan nya ini. Tapi kenapa sekarang ia menjadi gugup, cemas dan khawatir di waktu yang bersamaan.
"Saya hanya mampir kemari saja kok Om, kebetulan besok pagi ada acara politik di daerah dekat sini," ucap Langit seramah mungkin.
"Ingat Langit, demi kembali sama Indah mu, jangan gugup, jangan nyerah. Yok bisa Yok," Langit menyemangati diri nya sendiri.
"Seingat saya, anda lelaki sibuk, dan kita tidak seakrab itu wahai anak muda," ucap Sena datar.
"Katakan apa tujuan mu kesini?" mendengar pertanyaan itu, Langit membenarkan letak posisi duduk nya, ia duduk dengan tegap, dan mata yang menatap tajam juga sang jendral, seolah menunjukan kepada mantan calon mertua nya itu bahwa ia tidak bisa diintimidasi dengan mudah.
"Anda benar pak Jendral, saya Langit Tirtoadji datang ke kediaman anda untuk menyampaikan keinginan saya mengkhitbah putri anda bapak Jendral Sena Airlangga Kertawijaya, yaitu putri tunggal anda yang bernama Indah Sahara Kertawijaya," ucap Langit dengan lantang dan penuh ketegasan.
"Saya tahu anda mungkin tidak akan menerima saya kembali karena saya pernah melakukan kesalahan yang telah menyakiti putri anda, saya datang kesini tidak hanya dengan tangan kosong, tetapi saya datang dengan segala persiapan yang telah saya miliki untuk saya berikan dan tunjukkan kepada anda bapak Jendral,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Langit
RomanceRaden Langit Tirtoadji, mahasiswa semester 6 yang masih menjabat sebagai Presma alian Presiden Mahasiswa. Raden Langit Tirtoadji, kerap di sapa Langit itu. Langit laki-laki yang selalu sibuk dengan dunia nya, di jodohkan dengan seorang gadis kutu bu...