Hubungan yang Berjarak

119 12 9
                                    

"Mas langsung pulang ya, sudah malam juga. Kamu masuk gih, di luar dingin," ucap Langit yang memakai jaket kulit nya sebagai pelindung tubuh nya dari cuaca dingin nya malam.

"Mas dulu yang masuk ke mobil, aku tunggu Mas," ucap Indah seraya membantu Langit merapihkan jaket kulit nya yang sedang di kenakan oleh laki-laki itu.

"Makasih ya atas masakan makan malam nya, selalu enak," ucap Langit lembut. Indah menganggukkan kepalanya senang. Entah kenapa semenjak menjalin hubungan dengan laki-laki ini, Indah jadi senang memasak, dan ia selalu senang di puji oleh laki-laki nya itu.

"Next time aku buatin makanan pakai resep baru. Mas harus coba ya," ucap Indah.

"Pasti. Yasudah Mas pulang ya, selamat malam. Assalamualaikum," ucap Langit seraya mengelus pucuk kepala Indah dengan lembut, membuat sang empu tersenyum lebar.

"Wa'alaaikumsalam, hati-hati Mas. Kabarin kalau sudah sampai rumah, titip salam untuk Tante dan Om,"

Langit menganggukkan kepalanya cepat, ia berjalan mendekati mobil nya, dan masuk ke dalam mobil nya. Ia membunyikan klakson mobil nya sebagai pertanda berpamitan pada sang kekasih. Indah pun melambaikan tangannya dengan tersenyum.

"Aku selalu nyaman saat bersama mu Mas," lirih Indah dengan helaan nafas nya yang terasa berat.

Entahlah, Indah sendiri merasa... Ia sudah jatuh cinta pada sang kekasih? Bukan kah itu wajar? Lalu bagaimana dengan Langit sendiri? Apa pria itu sudah jatuh cinta pada nya?

Hanya Langit lah yang tahu, ah... Dan juga semesta.

Langit melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tersenyum mengingat betapa manis dan lembut nya Indah saat menyiapkan makan malam untuk nya.

Indah adalah gadis yang memiliki seribu pesona.

"Kamu terlalu sempurna Indah,"

Sesampainya di rumah, Langit bergegas masuk ke dalam rumah nya. Disana, di ruang keluarga terlihat orang tua nya sedang berbincang.

"Assalamualaikum Ma, pa," Langit menyalami kedua nya, mencium pipi sang Mama dengan penuh kehangatan.

"Kamu baru pulang? Habis dari mana?" tanya Mama Rinta.

"Habis dari asrama nya Indah, makan malam disana,"

"Oh ya? Kok nggak kabarin Mama? Mama juga kan kangen sama mantu Mama. Duh... Indah baik-baik aja kan, Lang?"

"Indah baik mah. Nih, ada titipan dari Indah, kata nya cheesecake kesukaan Mama," ucap Langit seraya menyodorkan sekotak cheesecake buatan Indah untuk sang calon mertua.

"Ya ampun... Mama harus telepon Indah. Duh, dimana lagi ponsel Mama," pekik Mama Rinta yang sangat antusias mendapatkan kue favorit dari sang calon menantu kesayangan.

Langit menggelengkan kepalanya, sebenarnya yang jadi anak nya Mama Rinta itu dirinya atau Indah sih? Jika bersangkutan dengan Indah pasti Mama nya itu selalu excited sekali ya.

Langit pun berjalan meninggalkan kedua orang tua nya yang sudah sibuk, dan heboh hanya perihal cheesecake. Terdengar pekikan tak terima sang Mama yang melihat Papa Wisnu sudah mencolek bagian atas kue favorit Mama Rinta.

"Kamu selalu berhasil membuat keluarga ku menyayangimu, melebihi anak nya sendiri,"

Langit memasuki kamar nya, ia menaruh ponsel nya di atas meja belajar nya. Ia akan membersihkan tubuh nya lebih dulu, baru ia akan menghubungi Indah untuk mengabari bahwa ia telah sampai dengan selamat, gadis itu pasti menunggu nya.

Hanya butuh waktu lima belas menit, Langit sudah keluar dari kamar mandi nya. Mata nya memicing saat melihat ponsel nya terus bergetar menandakan ada sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel nya.

Dia LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang