After this

75 8 0
                                    

Terdengar tangisan serta teriakan yang di lorong rumah sakit yang ada di pusat Kota Yogyakarta. Suara derap langkah kaki terdengar, bahkan suara sirine ambulance pun terdengar tak asing bagi sosok gadis cantik yang sudah menganggap rumah sakit itu sebagai rumah kedua nya.

Tak jarang ia lebih memilih menginap di rumah sakit saat malas pulang ke apartemen nya. Tak jarang juga, ia menghabiskan waktu dengan hanya pasien-pasien nya yang memang membutuhkan nya.

"Selamat pagi dokter cantik," ucapan selamat pagi dari para perawat yang bertugas di resepsionis.

"Pagi," sapa gadis cantik dengan balutan blouse cokelat dengan rambut nya yang sebahu di biarkan tergerai.

"Ada kirim cake untuk dokter cantik," ucap salah satu perawat perempuan.

"Untuk saya? Dari siapa?" Tanya gadis cantik itu.

Ketiga perawat yang ada di hadapan nya itu hanya menaikkan bahu nya dengan tersenyum menggoda nya.

"Pasti dari bapak dosen," celetuk satu perawat laki-laki yang baru saja datang.

"Duh dok... Bapak dosen romantis banget sih," ucap perawat perempuan yang sudah gemas sekali.

"Apa sih kalian ini. Sudah-sudah bubar, waktu nya kerja. Thanks ya," Gadis cantik itu berlalu pergi dengan membawa kotak cake itu.

Sesampainya di ruangan kerja nya, ia memakai Snelli atau biasa di kenal Jas dokter. Gadis itu mencari ponsel nya, lalu membuka room chat nya dengan seseorang, dan memotret cake yang sudah ia terima itu.

[Aku sudah terima cake nya Dave, makasih banyak ya]

Gadis cantik itu meletakkan ponsel nya, lalu ia memotong kue nya dan akan membagikan kepada para perawat yang lain.

Suara denting ponsel nya terdengar, pesan yang ia kirimkan tadi sudah dibalas oleh sosok diseberang sana.

[Selamat di nikmati dokter cantik]

Balasan pesan yang membuat dokter itu geleng-geleng kepala.

Suara teriakan di luar ruangan nya membuat gadis cantik yang bergelar dokter itu keluar dari ruangan nya.

"Astaga... Kenapa pria ini suster?" Pekik nya terkejut saat mendapati seorang remaja yang sudah bersimpah darah.

"Korban tauran dok,"

Gadis itu ikut berjalan cepat mengikuti brankar korban remaja yang terlibat tauran itu.

Pintu ruangan IGD tertutup, terlihat ada luka keras di bagian belakang kepala nya, dan juga memar memar di wajah nya.

"Dok, pasien pendarahan," ucap salah satu perawat yang ada di sebelah nya.

"Sudah ada kabar dari keluarga nya?" Tanya gadis itu.

"Belum dokter,"

"Sudah dokter. Keluarga pasien baru saja tiba," celetuk perawat laki-laki yang baru saja masuk.

"Cek golongan darah nya apakah ada stock di bank darah untuk nya ada atau tidak. Saya akan menemui keluarga nya,"

"SIAP DOKTER,"

Gadis cantik itu keluar dari ruang IGD, ia harus menyampaikan kondisi pasien nya kepada keluarga pasien.

Tiga jam kemudian, tiga perawat dan satu dokter cantik menghela nafas lega saat mereka berhasil menyelamatkan nyawa pasien nya itu.

Korban tauran itu, akhir nya harus melakukan operasi pada bagian luka di belakang kepala nya.

"Terimakasih sudah bekerja keras. Kalian hebat," puji nya dengan tersenyum puas. Para perawat pun tersenyum lega dan puas.

Dia LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang