Aku telah berhasil menolak makan siang bersama Derrick dengan alasan yang sama.
Untungnya ia tak memaksaku dan menyuruhku untuk beristirahat.Sekarang, aku berniat membuat Derrick terkejut dengan kebiasaan baruku.
Ia tak akan mengira, gadis polos yang dinikahinya sebulan lalu tak seperti di pikirannya."Dame, panggilkan penjahit dan penempa permata sekarang juga."
Seruku yang kala itu sembari mengaduk teh hangat yang dibawakan Dame."Baik nyonya, saya akan membicarakannya pada kepala pelayan."
Begitu aku kembali ke masalalu, selain membuat Derrick menyesal, aku akan menghabiskan seluruh hartanya, Agar ia menderita seperti seorang pengemis.
Perlahan aku duduk disebuah kursi panjang yang empuk, ini adalah tempat yang biasa digunakan Derrick dan Bella bersantai.
"Ssreeettt."
Dengan sengaja, aku merobeknya menggunakan jarum yang biasa kupakai untuk menyulam dimasa lalu."Tuan Bert, bisakah anda menyuruh para pelayan untuk membuang kursi rusak ini?"
"Bukankah itu kursi yang baru datang seminggu lalu nyonya?"
Kepala pelayan itu seakan terkejut mendengar kursi mahal kesayangan Derrick rusak, sulit mendapatkan kembali kursi yang mirip karena itu adalah barang yang didapatkan dari luar negeri."Baru ataupun lama, semua barang yang tak bisa dipakai lebih baik dibuang, lihat robekan ini. Kalau dijahit akan membuatnya terlihat lebih jelek."
"Baik Nyonya, saya akan memanggil pelayan untuk segera membuangnya."
***
Kehidupan biasa-biasa ini membuatku bosan.
Ntah mengapa dimasa lalu aku bisa betah tinggal ditempat ini."Nyonya, sudah waktunya anda untuk mandi. Saya akan membantu anda."
Pelayan yang tak ku tahu namanya itu selalu mengangguku saat aku sedang bersantai."Rasanya aku malas, bisakah kau tunda saja?"
Jawabku dengan ceplas-ceplos agar ia segera meninggalkanku."Maafkan saya nyonya, sebentar lagi waktunya makan malam. Anda dan tuan harus makan bersama, anda tidak bisa terus menghindari Tuan Duke."
"Sial aku lupa, tahu begini lebih baik aku bepergian dan kembali saat malam hari, padahal aku ingin makan dikamar seperti saat sarapan dan makan siang."
"Baiklah, segera bantu aku."
"Mari nyonya."
Aku kehabisan akal untuk menolak Derrick agar tidak makan bersamanya.
Dan lagi pelayan ini sudah tahu aku berpura-pura sedang sakit, walaupun aku ingin membuat Derrick merasa sedih. Tapi aku tidak ingin dibenci pelayan dirumah ini. Karena itu akan membuatku kesulitan dalam menjalankan rencanaku.
Pelayan yang selalu membuatku kesal ini, tidak biasanya bekerja dengan baik, Ia memijat punggungku saat mandi, sehingga aku menjadi rileks.
***
"Nyonya, karena gaun yang anda pesan belum datang. Apa Anda akan memakai gaun ini kembali?"
Sembari memegang gaun yang telah lepas dari tubuhku, Pelayan yang membantuku mandi sengaja menyindirku, namun ia tak tahu kalau aku telah membeli beberapa gaun jadi. Karena Dame yang menyimpan gaun itu dilemariku.
"Buka saja lemari itu, sebelum kau berbicara."
Ia terdiam dan suasana kembali kaku.
Perlahan ia melangkah ke arah lemari yang tak jauh dari tempat kami berdiri.Seketika ekspresinya tampak terkejut dengan gaun mewah yang terpajang rapi dalam lemariku.
"Gaun-gaun anda sangat indah nyonya, saya akan merekomendasikan gaun ini untuk anda pakai makan malam bersama tuan."
Pelayan itu mengeluarkan gaun bewarna peach, dahulu gaun itu sangat populer karena hanya dibuat khusus bangsawan kelas atas. Namun, aku memilih tak membelinya karena di kehidupan lalu, aku adalah orang yang sederhana dan sangat hemat.
Tapi hari ini, akulah bangsawan pertama yang memiliki gaun itu di kekaisaran ini.Aku bertekad, dikehidupan sekarang tak akan memikirkan keuangan keluarga duke lagi. Aku akan memanjakan diri sebagai duchess dan nyonya rumah, Derrick harus tahu istrinya adalah orang yang gemar berfoya-foya.
***
Dengan langkah perlahan aku menghampiri Derrick yang telah menungguku dimeja makan, senyumannya yang manis menyambutku bersama suasana yang romantis khas pengantin baru.
Perlahan aku duduk dikursi yang berhadapan dengannya.
Ekspresiku masih datar seperti sebelumnya, bahkan aku tak membalas senyumannya."Kau sangat cantik Elena."
Ucap Derrick sehingga suasa hening yang tercipta malam itu seketika luntur.Aku tak mengiraukan ucapannya, wajahku memandangi berbagai hidangan lezat yang tertanan diatas meja makan.
"Selamat makan Yang mulia."
Aku menatap Derrick sehingga pandangan kami saling beradu, ekspresinya menunjukkan ia seakan malu.
"Kau juga Elena."
Malam itu hanya suara alat makan yang terdengar, kami sama sekali tak mengeluarkan perkataan.
Aku tidak peduli apapun yang dipikirkan Derrick, kalaupun ia meminta bercerai itu akan sulit karena banyak persyaratan dan akan memakan waktu yang sangat lama dalam prosesnya.
Hidangan ini masih terasa lezatnya seperti dulu, tanpa sadar aku makan cukup banyak.
"Aku senang kau menikmati makan malam ini Elena."
Suara lembut Derrick malah membuatku kesal, aku yang baru saja selesai makan seketika mual."Saya permisi, terima kasih untuk makan malamnya."
Dengan cepat aku melengos pergi, meninggalkan Derrick yang masih pada posisinya.____________________________________
Gimana Bab nya? Apakah kurang puas? 🤔
Banyakin dong vote dan komentarnya 🗿
♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Kita Lihat Saja Nanti! [EBOOK]
Historical FictionKehidupan Elena Greisy yang sempurna seketika hancur. Setelah sang suami Derrick Cutbert, membawa pulang seorang Selir cantik. Penghianatan itu membuat mereka bertengkar dan mengakibatkan Elena kehilangan nyawanya. Elena yang kecewa terhadap suaminy...