Aku mengunci pintu kamarku berharap tak ada yang akan masuk, terutama Derrick karena ia selalu nyelonong tanpa mengetuk dahulu, meski ia pemilik kastil ini namun itu perbuatan yang sangat tidak sopan.
Dengan perlahan aku membuka sebuah kotak berbentuk persegi, permata warna-warni yang kubeli menggunakan koin emas yang diberikan Derrick, akan kupakai untuk kehidupanku setelah perceraian.
Aku bersyukur pernah membelinya, meski saat itu aku memiliki rencana yang berbeda. Dan gaun-gaun mewah yang kusimpan dilemariku rencananya akan ku lelang. Karena aku akan hidup dengan nyaman sebagai rakyat biasa.
***
Setelah menyembunyikan kotak permata itu disebuah lubang dinding dimana hanya aku yang tau, aku mengganti pakaian dan meninggalkan kastil untuk mencari tempat baru yang akan ku tinggali nanti.
Sebuah kota yang jauh dari jangkauan Derrick.
"Dame, maukah kau menemaniku pergi ke suatu tempat?."
Kebetulan saat aku keluar dari pintu kamarku Dame sedang lewat, sehingga aku mengajaknya yang telah membantuku memuluskan rencanaku.
"Ma, maaf nyonya, sepertinya saat ini tidak bisa, karena Duke menyuruh saya memandikan Nona Bella."
Dengan nada suara yang kebingungan, Dame berlari meninggalkanku, mungkin ia takut akan kemarahan Derrick sehingga ia bersikap begitu padaku.
"Bukan hanya suami, bahkan pelayanku pun kau ambil."
Tanpa ada yang menghentikanku, dengan menggunakan kereta kuda, aku meminta kusir mengantarku hanya sampai pusat kota, setelah itu aku menyuruhnya kembali dan menggantikannya dengan kereta kuda sewaan, karena aku tidak ingin kusir itu mengadu suatu hal pada Derrick.
"Tapi nyonya, saya takut tuan murka jika saya membiarkan anda pergi sendirian."
Ucap kusir itu mencoba menghentikanku."Kau tidak perlu khawatir, katakan padanya ini adalah perintahku sebagai Duchess."
Dengan cepat aku berjalan kearah keramaian orang yang berlalu-lalang agar ia tak dapat melihatku lagi.
"Tidak mungkin Derrick mengkhawatirkanku, karena saat aku pergi tanpa pelayan dan pengawal seorangpun ia tak peduli, hanya Bella yang kini menjadi dunianya."
***
Sebagai seorang Duchess, aku merasa lemah karena tak memiliki kekuatan di Duchy, dimasa lalu aku selalu diam karena tidak ingin terjadi apapun pada Austin, dan hal yang paling ku takutkan dulu adalah diusir oleh Derrick.
Karena keluarga yang ku miliki hanyalah paman dan bibi yang rela melakukan apapun demi menjualku dengan bangsawan tinggi.
Tak ada yang menyangka, aku yang merupakan seorang yatim piatu dari keluarga viscount bisa menikahi seorang Duke.
Orang-orang selalu menyebutku sebagai nona yang beruntung, aku setuju dengan mereka sampai akhirnya Bella datang dan berhasil merebut Derrick.
Aku tertawa mengingat masalalu yang menyedihkan akan terulang kembali, Ku pikir kali ini aku bisa membalaskan dendamku dengan menyakitinya yang sedang mencintaiku diawal pernikahan kami, namun Bella yang datang lebih cepat membuat semua rencanaku gagal.
Hanya perceraian yang bisa menyelamatkanku dari kematian.
***
Aku terus berjalan sampai kakiku terasa lelah, kereta kuda yang kucari ntah mengapa sangat sulit kutemukan.
"Brruukk".
Tanpa sengaja aku bertabrakan dengan seorang Pria besar, hingga aku terjatuh karena tak bisa menahan kekuatannya itu.
"Nona, Anda baik-baik saja?."
Aku tertunduk sembari memunguti pil yang diberikan Dame, karena aku malu jika pria ini tahu mengenai pil itu.
Hal yang membuatku terkejut, seketika pria itu berjongkok dan membantuku memunguti pil yang berceceran dijalanan.
"Nona, ternyata anda orang yang berbahaya."
Seketika aku memalingkan wajahku kearahnya, dan aku kembali terkejut, karena pria itu adalah orang yang pernah menolongku dari perampok tempo hari.
"Apa anda penjual obat nona?."
Pria itu bertanya dengan wajah serius.
Dengan cepat aku merampas beberapa pil yang telah dipungutnya.
"Apa maksud Tuan berkata seperti itu?."
Pria itu menghela napasnya, hingga membuatku mengernyitkan keningku.
"Ayo kita pindah tempat."
Ia menarik tanganku, hingga tubuhku ikut tertarik kearahnya.
Tenaganya yang begitu kuat, membuatku tak bisa melawan, dan genggamannya itu membuat lengan kurusku sakit.
Apalagi aku belum makan apapun seharian ini, sehingga aku yang lemah semakin tak dapat berbuat apa-apa.
"Baru kali ini aku bertemu dengan pria yang lebih besar dari Derrick, perawakannya juga sungguh asing, sepertinya ia berasal dari wilayah yang jauh."
Ia membawaku ke sebuah tempat sepi dan hanya kami berdualah disana.
"darimana anda mendapatkan benda itu nona?."
aku semakin tak paham dengan pertanyaanya itu.
"apakah pria ini juga mencari pil kontrasepsi?." Pikirku."Jika memang anda sangat membutuhkannya, aku akan memberikan setengahnya pada anda."
Jawabku tegas, agar ia tidak terus bertanya hal yang memalukan.
"Saya tidak memerlukannya, saya hanya ingin mengetahui dimana anda mendapatkan racun itu?."
Seketika aku tersentak mendengar kalimat yang dilontarkan olehnya.
"Racun? Anda salah paham tuan, ini adalah pil kontrasepsi."
Dengan terpaksa aku berkata seperti itu, agar aku bisa lepas darinya."Sepertinya anda telah dibodohi, apakah anda sendiri yang meminumnya?."
Tanya pria itu lagi, kali ini ekspresinya berbeda, ia tampak sedikit cemas."Benar, tapi aku belum meminumnya barang sekalipun."
Ucapku jujur.Kepalaku sakit, selain memikirkan kebohongan Dame yang tega melakukan itu, aku juga lapar, hingga gula darahku menurun.
"Syukurlah."
Ia kembali menghela napas.Aku diam dan tak mengatakan sepatah katapun lagi mengenai pil itu, karena aku merasa malu, selain telah dibodohi, aku juga tak menyangka pil itu adalah racun.
"Tuan, bukankah aku memiliki janji kepada anda?."
Ia menatapku lama dan tiba-tiba memberikanku senyuman.
Seperti sebelumnya dipertemuan kedua kami, aku terpesona lagi dengan senyumannya itu, wajah datarnya sangat tampan saat ia tersenyum.
"Ternyata anda masih mengingatnya nona."
Jawab pria asing itu.____________________________________
Semoga aku diberikan ketabahan dalam menerima hujatan 🙏😞
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Kita Lihat Saja Nanti! [EBOOK]
Historical FictionKehidupan Elena Greisy yang sempurna seketika hancur. Setelah sang suami Derrick Cutbert, membawa pulang seorang Selir cantik. Penghianatan itu membuat mereka bertengkar dan mengakibatkan Elena kehilangan nyawanya. Elena yang kecewa terhadap suaminy...