Ntah Izekiel yang kecewa karena penolakanku terhadapnya, atau ia pergi setelah tak sanggup melihatku yang menderita. Aku tidak tahu.
"Nyonya, anda terlihat tidak enak badan. Sebaiknya anda beristirahat."
Ucap Ida yang tiba-tiba saja berada tepat dihadapanku."Ah, Ida kau benar. Aku harus beristirahat."
Jawabku sembari melangkah kembali kekamar tidurku.
"Nyonya, apakah anda ingin saya bawakan bubur?."
Ucap Ida lagi yang membuat aku menghentikan langkahku sejenak.Aku menaruh curiga terhadap kebaikannya, karena yang kutahu ia adalah pelayan yang menyebalkan.
"Tidak perlu Ida, aku hanya ingin beristirahat." Timpalku lagi, sehingga membuatnya menampakkan ekspresi yang sedih.
"Nyonya, sebenarnya ada yang ingin saya katakan pada anda mengenai Tuan."
Seketika itu aku berjalan lebih cepat menuju kekamarku setelah berkata, "ikutlah denganku Ida."
***
"Nyonya, saya merasa ada yang aneh dengan Tuan. Belakangan ini ia seperti orang lain."
Ucap Ida dengan ekspresi penuh kekhawatiran.
"Aku tidak mengerti maksudmu Ida, apakah kau bisa menjelaskannya?."
Wajahku menatap Ida serius, aku yakin Ida mengetahui sesuatu.
"Saya pernah melihat Tuan kesakitan hingga ia memukul-mukul kepalanya, dan setelah Nona Bella menghampirinya, Tuan seakan sembuh dan ia kembali normal,
Hal lainnya, suatu hari Tuan seperti orang linglung saat Dame menatap wajahnya, lalu Tuan memanggil Bella dan memeluknya. Saya tidak mengerti mengapa Tuan seperti itu."Aku tertegun mendengar penjelasan tentang Derrick yang tak pernah ku ketahui.
"Dan Hal yang lainnya lagi Nyonya, Saya merasa saat Dame berada dikastil ini, ntah mengapa saya sulit berbicara dengan anda dan saya merasa tidak ingin patuh terhadap anda. Yang terakhir membuat saya terkejut, ternyata Dame tidak membuang gaun-gaun Nyonya, ia malah menyimpannya dikamar tamu hingga akhirnya gaun-gaun itu dikenakan oleh Nona Bella."
Seketika itu aku mengepal erat tanganku sembari mengernyitkan dahi.
"Ida, apa kau bisa membantuku mencari tau lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi dirumah ini?."
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Ida menggangguk pelan.
"Terima kasih Ida, kau boleh pergi."
***
Kepalaku sakit memikirkan banyak kejadian aneh yang menimpaku, selain mengenai sihir yang dilarang dikekaisaran ini.
"Akhhhh Bella."
Tak lama kepergian Ida dari kamarku, terdengar erangan Derrick yang membuatku terkejut hingga tanpa sadar aku langsung berlari kearahnya.
"Derrick, apa yang terjadi?."
Tampak Derrick yang duduk dilantai sembari menjambaki rambutnya menggunakan kedua tangannya.
"Panggilkan Bella sekarang."
Keluh Derrick dengan suara yang penuh kesakitan.
"Biarkan aku membantumu."
Dengan kasar Derrick menghempas tanganku yang akan menyentuhnya."Ku bilang Cepat panggilkan Bella."
Teriak Derrick padaku hingga membuatku tertegun dan mundur kebelakang.
"Tuan, aku disini, apa yang terjadi?."
Bella yang berlari menghampiri Derrick, seketika itu mendekapkan tubuh Derrick pada dirinya. Dan kemudian Derrickpun memejamkan matanya seperti orang yang tertidur."Beraninya kau berbuat hal kotor."
Ucapku meneriaki Bella yang tampak tak memperdulikan kehadiranku.
"Sudah kubilang ia akan selalu mencintaiku, bukankah kau melihatnya yang mencariku saat ia kesakitan? Lebih baik kau menyerahlah dan tinggalkan kami."
Jawab Bella tanpa menatap wajahku. Ia membelai lembut rambut Derrick sembari melontarkan senyuman indahnya yang membuatku muak.
Meski kami tak bisa seperti dulu, aku ingin membebaskannya dari Bella dan menjalani kehidupan masing-masing tanpa penyesalan.
Aku tidak tau bagaimana caraku melawan Bella, satu-satunya adalah mencari kelemahannya dan saat itu aku akan mengakhiri semua ini."
Kala itu aku menghadapi kebingungan, hatiku yang tidak lagi mencintai Derrick seakan iba setelah melihat keadaannya yang tampak menyedihkan.
Perlahan aku melenggang pergi sembari memegang pipiku yang semakin tirus.
Sepertinya aku telah kehilangan berat badan, setelah diwaktu yang tidak singkat ini aku selalu makan dengan tidak teratur.***
Dihari-hari berikutnya, Kastil Dominion yang tampak tenang saat dilihat dari luar, tak akan ada yang tahu mengenai Derrick yang selalu sakit kepala hingga membuat ia kesulitan menyelesaikan tugasnya. Oleh sebab itu dimanapun ia berada, Bella selalu mendampinginya.
"Bella, kau beristirahatlah."
Derrick berjalan menjauhi Bella, hingga membuatnya tersungkur akibat menahan rasa sakit.
"Apakah ini efek dari batu sihir yang selalu kugunakan, hingga membuat Derrick terus kesakitan seperti ini?."
"Tuan, ayo kita pindah kekamar. Anda harus berbaring agar sakit kepala anda berkurang."
Pungkas Bella yang sangat khawatir mengenai nasibnya, jika Derrick tiba-tiba kehilangan nyawanya seperti Dame. penyihir yang menjadi penolongnya sebagai balas budi.
"Semua ini salah wanita itu. Sial, tahu begini aku menyingkirkannya lebih cepat."
Bella memapah Derrick dengan kesusahan, karena perutnya yang membesar itu membuat ia sedikit sesak.
"Tuan, aku merasakan hal aneh pada perutku."
Seru Bella sembari mengelus pelan perutnya."Apakah kau sedang tidak enak badan Bella?."
Derrick menatap wanita itu, sorot matanya memancarkan kekhawatiran."Aku tidak merasakan apapun, namun lihatlah perutku yang membesar, apakah aku telah hamil Tuan?."
Ucap Bella dengan mata yang berbinar, wajahnya mengeskpresikan kebahagiaan."Benarkah? Kita harus memanggil dokter untuk memastikan kabar bahagia ini." Pungkasnya yang kala itu seakan lupa dengan sakit kepala yang dideritanya.
____________________________________
Hallo semuanya, yuk di follow akun instagram Author (pecinta_senjamu) yang mau di follow back silahkan komen atau dm 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke, Kita Lihat Saja Nanti! [EBOOK]
Historical FictionKehidupan Elena Greisy yang sempurna seketika hancur. Setelah sang suami Derrick Cutbert, membawa pulang seorang Selir cantik. Penghianatan itu membuat mereka bertengkar dan mengakibatkan Elena kehilangan nyawanya. Elena yang kecewa terhadap suaminy...