5

697 99 0
                                    

   Kedua pasang mata itu saling bertemu, jari terlunjuk becky masih menempel di tengah bibir freen. Tak disangka, senyum becky mengembang sedikit. "Kalau di lihat-lihat phi freen cantik juga, aku serius kali ini" kata becky.
Kedua bola mata itu membulat sempurna ketika mendengar pujian dari gadis didepannya.
Banyak yang mengatakannya cantik termasuk heng dan teman-temannya, namun baru kali ini ada orang yang memujinya dan membuat hatinya berdegup.
"Aku tau aku cantik, tapi bisakah kau turunkan jarimu di dari sini??" Tanya freen.
"Ouhh.. maaf hehe.." becky segera menurunkan tangannya.

"Apa punggungmu sudah baikan?" Tanya freen masih menatap becky.
"Hmm yah lumayan.."
"Jika belum, lepaskan saja dulu baju itu. Takutnya nanti luka memarmu itu bertambah sakit karena bergesekkan dengan baju itu. Maaf aku tak punya baju jika  ada pasti aku akan meminjamkannya padamu." Ucap freen.
"Tidak apa- apa phi, jangan khawatikan aku. Aku baik-baik saja" sela becky.
"Hmm ngomong-ngomong, terimakasih atas semuanya. Jika tidak ada kau, mungkin aku sudah mati disini"
"Yeah.. seperti yang aku katakan kemungkinan besar kita memang sudah dipertemukan alam di tempat ini, apakah alam sudah mengatur sesuatu untuk kita kedepannya?"
"Ckk.. jaga bicaramu, Kau sebarangan sekali. Jika saja itu terjadi aku tidak akan sudi bersamamu gadis mesum"
"Oh yah?? Aku tidak yakin, aku berani bertaruh jika memang alam sudah mengaturnya, phi freen akan tergila-gila padaku, lihat saja nanti"
"Percaya diri sekali.. itu tidak akan terjadi, akan kupastikan"
Becky yang mendengarnya hanya menyunggingkan senyum remeh.


Asik berdebat, mereka tak memperhatikan jika ada sebuah spit but mengarah menuju pantai tempat mereka.
  Teropong itu diarahkan kesebuah daratan.
Fay yang mengamati menggukan teropong itu tiba-tiba berteriak.
"Aaaaa...aku melihatnya... oh tuhan terimakasih, temanku masih hidup!" Teriak fay kegirangan.
Kedua temannya yang berada dibelakang seketika
Mendekat.
"Mana.. mana.." jane merampas teropong dari tangan fay lalu menggunakannya.

Akhirnya mereka sudah semakin dekat dengan bibir pantai.
"Beckyyy..!!" Panggil irin sambil melambaikan tangan. Tak ketinggalan fay juga memanggil,
"Becbec...!!oooiiiii...!!!Yuuhuuu....!!!".
Melihat kedua temannya heboh, jane seketika memarahi mereka.
"Oii... bisa kalian diam?? Kita akan sampai disana tidak perlu berteriak! Gendang telingaku hampir pecah karena kalian bedua..!" Marah jane.
Tak mengindahkan perkataan jane, keduanya masih melanjutkan aksi teriaknya.

Dari kejauhan, becky yang sedang duduk bersama freen samar-samar mendengar namanya dipanggil. Dia menoleh kearah laut, nampak disana ada dua kendaraan laut sedang menuju kearah mereka.
Dengan sumringah becky menatap freen, "phi.. kita akan pulang hari ini"
Medengar itu freen terkejut, "benarkah?"
"Hmm... ada jemputan untukmu dan aku.. lihatlah" becky mengarahkan telunjuknya kearah dua spit but yang mendekat.

Ternyata, bukan hanya spit but jane yang mendekat kebibir pantai. Salah satu spit but lainnya juga mendarat.

Freen dan becky segera mendekati dua spit but tersebut. Terlihat ketiga teman becky turun dari sana dan berlari kearahnya.
"Becky...!!!" Teriak ketiganya sambil mendekat lalu memeluknya.
"Kukira kau sudah mati diterkam hiu-hiu itu.."ucap irin.
"Aku masih hidup.. hanya saja aku terjebak disini karena phi mai" becky mengarahkan pandangannya pada phi mai yang hendak mendekati mereka.
"Maafkan saya nona, saya tidak sengaja. Tapi saya sudah menjelaskan pada nona jane" kata phi mai.
"Hmm... anaknya dirawat di rumah sakit, dan itulah kenapa kau terlupakan disini." Sambung jane.
"Kan sudah kubilang, biarkan aku yang membawanya supaya aku cepat pulang, tapi kau tak mendengarkanku dan apa yang terjadi? Aku terlupakan oleh kalian.. tega sekali" gerutu becky.
"Maafkan aku.." sela jane.

Dari spit but yang satu, terlihat seorang gadis lainnya turun dan mendekati freen. Dipeluknya sangat erat tubuh freen.
"Freen.. kau tidak apa-apa kan?? Kau baik-baik saja kan? Ada yang terluka? Apa kau sudah makan?" Tanya davika panik.
Freen yang dipeluk dan dijajah dengan beberpa pertanyaan itu hanya diam terkejut dengan tingkah davika.
"Yah aku baik-baik saja.." kata freen.
Tak menghiraukan empat gadis disebelahnya, davika akhirnya mengajak freen untuk segera menaiki spit but dan bergegas pulang. Freen yang tidak tau apa-apa itu hanya menurutinya.
Sedangkan becky dan ketiga kawannya melihat keduan gadis cuek itu segera pergi.
Ada sedikit rasa tidak suka  ketika gadis itu tiba-tiba memeluk freen dihadapnnya.
"Siapa dia? Apa dia temannya? Atau.. akh sudahlah biarkan saja" gumamnya ketika melihat mereka yang sudah menaiki spit but.

"Bukankah itu davika, Kau terjebak dengan gadis yang dipeluk davika tadi?" Bisik irin.
"Hmm yah.." jawab becky yang masih memperhatikan keduanya.
"Si Influencer itu kan? Wahh tidak kusangaka jika dia begitu sangat cuek. Padahal temannya terjebak disini tidak sendirian, dia tidak menghiraukan kita.Wah wah... ini tak bisa didiamkan" fay mulai beraksi dan beranjak mengikuti davika dan freen.
Beruntung saja ketiganya langsung menariknya agar tidak melakukan keributan.
"Sudahlah.. jangan dipikirkan. Intinya kita kesini untuk menjemput teman kita dan segera pulang." Ucap jane.
Dan mereka segera berangkat dan pulang kebangkok saat itu juga.
*






Akhirnya semua kembali seperti biasa, Becky pulang menuju rumah. Mommy yang saat itu membukakan pintu untuk anaknya seketika terkejut.
"Ada apa dengamu bec..!? Kenapa kau menjadi sedikit hitam seperti ini??" Panik mommy.
Becky yang mendengar itu menjadi heran, "apa maksud mommy?, aku pergi kepantai selama beberapa jadi sepatutnya memang kulitku agak sedikit eksotik" balas becky.
"Aku tidak suka anakku menjadi hitam.."
"Oh ayolah mom, ini hanya bertahan beberapa hari saja, nanti juga akan kembali seperti biasa" kata becky sambil berjalan menuju kamarnya dan diikuti mommy dari belakang.
Saat akan membuka bajunya, seketika mommy terkejut dengan punggung becky yang sedikit membiru.
"Ada apa dengan punggungmu!?" Mommy mendekat dan merabah.
Becky yang seketika punggungnya di rabah mommy meringis kesakitan.
"Awhh.."
"Bec..!! Apa ini!?" Teriak mommy panik.
Merasa keadaan tidak mendukungnya, akhirnya becky menjelaskan.
"Ehmm.. aku terbentur di batu saat menyelam, tapi tenang saja mom ini tidak apa-apa" kata becky menenangkan sang mommy.
"Tidak apa-apa bagaimana!!? Ini sudah membiru bec!! Sudah, aku tidak akan mengizinkanmu lagi melakukan hobi aneh itu. Sudah cukup, ini kali terakhir aku membiarkanmu bec!!" Kata mommy memperingatkan.
"Mom.."
"Shut up!!" Seru mommy sambil mengacungkan jari telunjuknya dihadapan becky, seketika membuatnya tak berkutik.

Dilain tempat, diapartemen freen.
Freen baru tiba dan merebahkan tubuhnya diatas sofa
"Akhirnya.. aku pikir aku akan mati disana" ucap freen sambil merebahkan tubuhnya.
"Kenapa sampai bisa kau tertinggal freen?" Heng berada disana.
"Kau yang tak mencariku, jadi jangan menyalahkanku atas kejadian ini!" Seru freen.
"Hah dasar.. untung saja davika segera mengajakku mencarimu, jika tidak aku tidak tau keadaan temanku disana seperti apa, apakah dia akan membusuk?"
"Hentikan bualanmu itu heng"
Namun tiba-tiba saja heng mendekat padanya.
" freen, apa kau tak merasa aneh dengan tingkah davika?" Tanya heng.
"Maksudmu?" Freen balik bertanya
"Kau tau, dia beberapa kali meneleponmu semenjak ponselmu tertinggal di apartemenku, dan bukan itu saja bahkan dia terdengar sangat khawatir saat meneleoponku untuk mencarimu. Wahh aku berasumsi jika dia menyukaimu" ucap heng.
"Jangan berpikiran seperti itu," tepis freen.
"Tapi memang begitu kenyataannya freen.. mungkin saja jika dia adalah seorang lesbian. Astaga padahal banyak pria yang menyukainya termasuk aku.." celetuk heng.
"Jadi kau menganggapku juga seorang lesbian?" Tanya freen tak terima.
"Bukan begitu, aku membahas davika bukan dirimu" elak heng.
"Ah sudahlah.. aku pulang saja, berbicara denganmu sama saja membuang banyak tenaga dan emosi" sambung heng lagi, lalu berdiri menuju pintu keluar untuk pergi.

Semenjak kepulangan heng, freen terus terdiam memikirkan kata-kata heng barusan. Apa benar davika seperti itu? Tapi memang sifat itu kelihatan saat dirinya dipeluk oleh davika saat dipulau bebrapa jam lalu. Sangat terlihat wajah khawatirnya  ketika bertemu dengan freen.
Namun, ingatan tentang davika saat memeluknya itu tiba-tiba terganti dengan dia bersama becky yang sedang berciuman.
"Akhh kenapa aku tiba-tiba mengingat itu!!? Aih memalukan. Dasar bodoh, bodoh kau freen." Gerutunya sambil memukul-mukul kecil keningnya.
Tapi, dia kembali terdiam beberapa saat sembari memegang bibirnya.
"Memalukan sekali.. tapi.. bibirnya manis, akhhh..." freen terlihat sangat kacau.

I, YOU, AND THE BEACHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang