Hari ini jadwal pemotretan untuk davika berlangsung sekitar satu jam lebih. Dengan mempromosikan salah satu brand produk kecantikan.
Dan akhirnya kegiatan tersebut selesai, davika duduk melamun disalah satu kursi lipat yang berada agak jauh dari tempat pemotretan.
Ter melihat davika duduk sendiri akhirnya mendekat.Ter berteman sangat dekat dengan davika. Ter chantavit adalah seorang aktor. Awal pertemanannya bersama davika ketika bekerja sama dalam sebuah iklan busana. Dari situlah mereka akhirnya menjalin perteman.
Awalnya semua seperti biasa, bertemu untuk membicarakan pekerjaan yang mereka tekuni, atau sekedar melepas penat dengan janjian untuk hangout berdua membicarakan berbagai hal dalam kepribadian masing-masing. Saling berbagi solusi, berbagi kesenangan, bahkan berbagi keluh kesah satu sama lainnya. Davika menganggap ter adalah teman yang paling mengerti akan dirinya. Namun berbeda dengan ter, davika sudah dianggapnya lebih dari teman. Yahh.. tanpa sadar ter telah menyukai davika, namun dia enggan untuk mengungkapkan perasaan itu. takutnya, jika dia mengungkapkannya bukannya mendapatkan hati davika tapi malah akan menjauhkan darinya.Ter mendekati gadis yang mempunyai tinggi 175 meter itu.
"Apa yang sedang kau pikirkan, tidak biasanya kau melamun seperti ini?" Tanya ter.
"Hmm bukan apa-apa" kata davika sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lipat.
"Ayolah katakan padaku, kau tak menganggap kehadirianku disini? Mungkin saja aku bisa memberikan solusi padamu." Bujuk ter.
Davika menghela napas panjang, "Beberapa hari ini aku sedang memikirkan seseorang" davika membuka permasalahannya.
Ter memincingkan mata saat mendengar ucapan davika.
"Hmm seseorang yah?" Kata ter sambil tangannya mengelus-elus dagu seraya berpikir.
"Entah kenapa aku merasa nyaman berada didekatnya. Dia baik, walau agak sedikit cuek" ucap davika sambil hampir menyatukan jempol dan telunjuknya bersamaan dihadapan ter.
"Kau memyukainya?" Tanya ter.
"Hmm aku tidak tau.. tapi.. yang pasti aku sangat khwatir padanya saat itu."
"Hey hey.. jika kau khwatir pada seseorang itu tandanya kau menyukai dirinya" tutur ter.
"Benarkah??" Tanya davika memastika.
"Hmm yap..jadi aku harap kau segera mengungkapkan perasaan itu, jika tidak mungkin kau akan terlambat" kata ter tersenyum seperti menunggu sesuatu yang membuat dirinya bahagia.
"Tapi aku takut... tapi... akan aku pikirkan" sambung davika.
"Kau ini plinplan sekali.."omel ter.
"Biarkan.." ucap davika sambil mengejek ter yg duduk disampingnya.
*Sore itu, empat sekawan bertemu disalah satu coffee shop. Mereka duduk disalah satu meja paling sudut disana.
"Apa saja yang kau laukan bersama gadis cuek itu disana?" Tanya fay sambil mendekatkan wajahnya dihadapan becky.
" aku memberinya kelapa untuk dia makan, terus aku tidur dengannya hanya itu." Balas becky.
"Hmm aku perhatikan mungkin dia lebih tua darimu bec," sambung jane sambil menerawang mengingat wajah freen.
"Yahh.. usianya 25 tahun" jawab becky.
"Aku tidak suka dengannya.. wajahnya terlihat sangat cuek, haisssh pantas saja dia terlihat tua." Fay menyandarkan punggungnya dikursi.
"Begitulah..tapi dia juga suka sekali memgomel"
"Benarkah?" Tanya irin.
"Yahh... ahhh aku hampir tertekan dibuatnya. Bayangkan saja aku tidak sengaja membuka pintu dan dia berada disana sambil melepas baju, kalian tau apa yang dia katakan? Aku gadis mesum" ucap becky sambil menghayati emosinya.
"Gilaa...!!" Seru irin
"Dia lebih mementingkan gengsinya daripada harus meminta pertolongan padaku, padahal jika tidak ada becky disana sudah pasti dia mati kelaparan." Ucap becky bangga.
"Wah wah wah.. sombong sekali dirimu" jane bersuara.
"Aku tidak sombong, hanya saja aku bisa diperlukan saat keadaan genting"
"Itu sama saja bec.."ucap jane sambil memutar bola matanya.
"Dia cuek suka mengomel, tapi aku akui dia terlihat tampan dengan gaya cueknya." Ucap fay.
"Aku setuju dengan fay, aku memperhatikan dirinya ketika kita hampir memeluk becky waktu itu" sambung irin.
"Siapa namanya?" Sambung irin lagi.
"Phi freen.."
"Freen?? Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu?" Jane mulai mengingat-ingat.
" aahhaa.. yahh freen sarocha.. si videografer. Ayahku pernah meminta bantuan padanya untuk membuat salah satu iklan produk" sambung jane lagi.
Mendengar penjelasan dari jane, becky merasa senang ketika mengetahui provesi dan nama lengkap freen. Ada apa ini?? Apakah sesuatu muali muncul dalam diri becky?? Dan apa itu??.
"Kalian mau tau sebuah rahasia?" Tanya becky menawarkan.
Ketiga temannya serempak memajukan wajah mereka dihadapan becky, "apa itu??" Tanya mereka serempak.
"Aku berciuman dengannya saat itu" ucap becky pelan.
"Apa!!??"
"Aaaaa...!!"
"What the fck..!!!"
Mereka bertiga shock mendengar ucapan becky."Gila kau bec...!!!" Seru jane.
"Hahhh... sebenarnya aku tidak akan melakukan itu , hanya saja dia membuatku nekat" kata becky.
"Maksudmu..??" Tanya fay.
"Malam itu, dia menuduhku menciumnya bagaimna bisa aku sedang tidur waktu itu dan dia mengomel sangat keras. Aku merasa bising jadinya aku tidak tau harus melakukan apa, dan akhirnya aku nekat menciumnya. Sebenarnya aku hanya berniat mendiamkannya saja tapi lama-kelamaan dia merespon ciuman itu, dan.... Yahh kami melumat satu sama lain." Tutur becky.
"Oh my god..!!!" Teriak irin histeris.
"Bagaimna rasa bibirnya?" Tanya fay penasaran.
"Hushhh... pertanyaan macam apa ini?" Sela jane sambil memukul lengan fay.
"Manis..empuk...dan bervolum" tutur becky yang tak sadar menggigit bibir bawahnya.
"Ugghh aku ingin coba.." timpal fay.
Obrolan itu semakin berlanjut, entah itu topik apa saja yang terpenting membuat mereka berempat heboh.
*Dilain tempat, gadis yang dibicarakan oleh keempat sekawan itu sedang berada didalam apartemen. Sedang berkutat dengan laptop didepannya, sambil memegang segelas cokelat panas ditangannya.
Hachummm...hachummm..
Freen bersin beberapa kali lalu menarik air ingusnya kembali.
"Sepertinya Ada yang sedang membicarakanku" gumamnya. Lalu melanjutkan kembali pekerjaannya yang tertunda sesaat.
Namun, tiba-tiba saja ingatan freen kembali mengingat sosok gadis yang telah meciumnya beberapa hari yang lalu.
"Becky....bec...ky.. hmm gadis itu." Gumamnya lagi.
Beberapa kali dia menghela napas ketika memikirkan sosok sang gadis farang itu.
Karena gadis farang tersebut, freen menjadi tidak fokus pada pekerjaannya.
"Aaiishh..." gerutunya sambil menutup laptop dengan kasar.Tidak lama setelah itu, ponselnya berdering.
Freen menatap sebentar nama kontak yang ada dilayar ponselnya yang menunjukkan nama ibu disana.
Dengan cepat freen segera mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo..! Freen kau ini sebenarnya anak ibu atau bukan hah!!?" Teriak ibu dari seberang sana.
Mendengar teriakkan ibu tiba-tiba, freen menjauhkan sedikit ponsel dari telingannya.
"Ada apa bu...?" Tanya freen.
"Ada apa katamu!?? Sudah beberapa bulan ini kau tak pernah pulang freen?? Apa nanti ibu mati baru kau pulang!??" Teriak ibu.
"Ibuuu... jangan berbicara seperti itu.. aku tidak suka"
"Terserah kaulah freen.. kau cari saja pengganti ibu disana, jangan pernah pulang kerumahmu!" Ancam ibu.
"Baiklah.. aku akan pulang.. tapi minggu depan.. aku belum bisa minggu ini pekerjaanku sangat banyak" ucap freen.
"Ibu tunggu!" Ibu segera mematikan sepihak panggilan tersebut.
Belum sempat freen mengambil napas, ponselnya kembali berdering. Dia kembali menghela napas kasar lalu merspon panggilan tersebut."Sudah kubilang bu aku akan pulang minggu depan..!!" Seru freen. Namun seketika, sebuah suara lembut merespon dibalik ponsel tersebut.
"Ehh freen??" Panggil orang tersebut dari seberang telephone.
Itu membuat freen merasa heran, dan segera melihat nama kontak dilayarnya yang bertuliskan davika.
"Maaf.. kukira ibuku..maafkan aku" ucap freen meminta maaf.
"Baiklah aku mengerti.. ehmm ngomong-ngomong kau sedang apa freen?" Tanya davika.
"Aku sedang.. bersantai mungkin"
"Apa aku mengganggu acara santaimu?" Tanya davika.
"Tida sama sekali.. ehmm ngomong-ngomong, terima kasih telah menjemputku beberpa hari kemarin, jika kau tidak ada mungkin aku akan selamanya disana" ucap freen.
"Sama-sama freen.. itu tidak jadi masalah untukku. Jika kau membutuhkan sesuatu hubungi saja aku, aku akan membantumu"
"Terima kasih davika, ngomong-ngomong ada perlu apa kau menelfonku?"tanya davika.
"Hmm jika kau tidak sibuk, aku ingin mengajakmu bertemu besok" ajak davika.
"Ehm aku tidak bisa janji.. tapi akan ku usahakan""Baiklah freen.. segera hubungi aku jika kau bisa, sampai jumpa freen" davika segera mematikan panggilannya.
Dia tersenyum saat panggilan itu berakhir. "Ter benar, aku menyukai freen.aku menyukai sifat dinginnya. Ahh freen kau terus yang berada didalam pikiranku" gumam davika sambil merebahkan dirinya diatas kasur.
"Aku harus mendapatkanmu" gumamnya lagi.
Bersambung.......Guys, maaf yah kalo thor updatenya dua kali sehari, soalnya thor juga punya kesibukan lain.
Maapkeun🙏 jangan bosan-bosan nunggu update-tan thor yah.. love you semuanya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
I, YOU, AND THE BEACH
Novela Juvenilmenceritakan dua orang gadis yang tak sengaja terjebak disalah satu pulau kecil tempat wisata, menjadikan keduanya berselisih paham. Namun saat penyelamatan keadaan merubah meraka....... Gimana ceritanya..??? Skuyyyy