17

662 95 4
                                    

       Asik membahas gadis bergigi kelinci itu, tiba-tiba ponsel gadis farang itu berdering.
Beberapa kali deringan itu diabaikannya karena toh yang menelepon juga si gadis yang sementara dia bicarakan bersama ketiga kawannya.
"Angkatlah bec.. siapa tau itu penting" ucap janne.
"Tidak usah dipedulikan, ini tidak penting" balas becky. Mereka masih melanjutkan pembicaraan mereka.

Dan sekali lagi ponsel itu berdering. Janne yang merasa risih dengan deringan ponsel becky menjadi kesal.
"Ooiiii.. angkat saja.. telingaku mau pecah mendengar deringan ponselmu!! Atau jika tidak mau mengangkatnya silent saja, apa susahnya sih bec..!!" Gerutu janne.
Kedua teman becky hanya diam menatap janne sedari tadi.
Menarik napas sebentar dan, " oke.. okee... aku akan mengangkatnya.." ucap becky seraya berdiri sambil menggenggam ponselnya.

"Ada kau meneleponku..!!" Bentak becky.
("Aku hanya memastikan dimana keberadaanmu") ucap gadis itu dari seberang sana.
"Kau siapa, kau bukan ornag tuaku yang selalu memastikan keberadaanku diamana. Jadi berhentilah menggangguku!!"
("Aku adalah calon pacarnu, upss..") ucap freen keceplosan.
"A-apa?? Maksudmu??" Tanya becky memastikan.
("Aa tidak lupakan.. aku hanya memastikan saja dimana keberadaanmu hanya itu") ucap freen gugup lalu mematikan telepon itu.

Becky menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan menatap layar itu sebentar.
"Dasar gadis aneh.. tapi...apa yang dia bilang barusan?? Aahh sudahlah tidak penting" gumamnya lalu kembali lagi pada ketiga temannya.

"Siapa yang menelepon?" Tanya irin sambil memutar sedotan basah di tangannya.
"Eehh bu-bukan siapa-siapa" ucap becky sedikit gugup.
Fay yang sudah hafal dengan sifat becky, menaikkan alisnya sebelah seraya memberi kode memastikan.
"Iyahh... bukan siapa-siapa, hanya orang yang salah nomor saja" ucap becky sambil duduk.

Berbeda dengan gadis bergigi kelinci yang berada di apartemennya saat ini.
Ponsel itu dilemparnya dengan sembarang  di atas nakasnya, lalu dengan rasa malunya dia membanting dirinya diatas kasur sambil membungkus kepalanya menggunakan bantal.
" aaahhh.. bodoh sekali kau freen.. kenapa bisa keceplosan..?? Mati aku.." gumamnya seperti orang gila.
Benar saja, gadis bergigi kelinci itu sekarang sudah mulai menghubungi gadis farang itu setiap hari. Memastikan jika saja becky sedang tidak bersama dengan lelaki itu.

Semenjak dia menarik becky untuk menjauh dari lelaki itu, semanjak itulah dia bertekat untuk terus memastikan keberadaan becky agar jauh dari nnut sialan itu.
Menelepon setiap hari, bahkan dalam sehari itu dia menelepon sampai lima belas kali. Ada apa demgan dirinya?? Perubahan yang mendadak.
Benarkah dia mulai membuka hati untuk becky? Apakah ego itu sudah disingkirkan dari dirinya?? Dimana dia yang dulu selalu cuek??

Mungkin, sejak penglihatannya di ganggu oleh nnut, dari situlah ego yang selama ini membalut hati nuraninya itu mulai memudar. Secara tidak langsung hatinya sendiri berkata bahwa memang dia sangat menyukai becky. Sejak kapan??
Yahh sejak mereka berciuman di similan mungkin. Atau sejak becky menginap dirumahnya?? Haha freen-freen.

Dia membalikkan tunuhnya, lalu menatap
Langit-langit kamarnya. Pikirannya masih terbayang akan wajah becky, apalagi saat mengingat bagaimna becky tersenyum. Secara tidak sadar dia juga tersenyum sendiri ketika membayangkan wajah gadis itu. Jantungnya berdebar, perutnya terasa geli seperti ada beberapa ekor kupu-kupu yang terbang disana.
Perlahan tangan itu memegangi dadanya yang saat ini berdebar, lalu diusapnya pelan-pelan.
"Aku harus memastikan ini, aku harus memastikan jika ini benar-benar debaran jatuh cinta atau bukan." Gumamnya.
Dengan cepat dia meraih ponselnya dan menekan kontak becky disana.

"Ada apa lagi..!!" Bentak becky ketika mengangkat panggilan dari freen.
"Kau dimana?" Tanya freen.
"Bukan urusanmu.."
"Aku tanya kau dimana?"
"Apa maumu?? Aku ingin ketenangan nona, tolong jangan hubungi lagi aku.."
"Aku ingin kita bertemu, aku ingin memastikan sesuatu.." ucap freen.
"Tidak ada yang perlu dipastikan, aku muak denganmu. Sudah jangan ganggu aku lagi, titik.." becky mematikan telepon itu.

I, YOU, AND THE BEACHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang