28

1.1K 93 18
                                    


BECKY POV,

Aku merindukan gadisku, yah sangat merindukannya.

Kami masih disini, dibibir pantai duduk disalah satu batang kayu besar yang sedikit tertanam dipasir.

Dia menggengam tangan kiriku dengan erat sambil
Memandang hamparan laut yang luas sambil tersenyum.
Aku pun mencoba untuk tersenyum saat melihatnya yang sedikit agak tampan jika dari samping.

Ada dua titik hitam kecil di bagian kulitnya yang sedikit tertutupi dengan anak-anak rambut disana. Hidungnya sedikit mancung aku suka. Bulu matanya terlihat lentik. Dan lekuk-lekuk bibir itu menambah keindahan pada dirinya.

Lama aku melamun sambil memperhatikan dirinya.

Owh aku lupa, untuk ketiga kawanku sudah sejak sejam yang lalu berpamitan mencari penginapan untuk mereka. Awalnya freen berniat untuk memanggil mereka menginap dirumahnya, namun alasan dari mwreka adalah tidak ingin mengganggu momen manis kami. Hah tidak masuk dia akal, padahal ada bibi disana dan juga april. Dan tidak mungkin juga aku akan berdua bersama phi freen disana, yang ada aku akan di bunuh ibunya.

Aku sudah menceritakan semuanya, semenjak dia hilang dan aku mencarinya lalu menceritakan bagaimna hubunganku dengan mommy setelah kami bertengkar.

Dia gadis yang baik, demgan cepat memahami semua ceritaku dan mencoba memafkan mommy. Ahh betapa aku sangat menyukainnya.

.......


FREEN POV,

Kami sampai dirumah sudah agak malam.

Malam ini aku berniat untuk jujur pada ibuku, tentang hubunganku dengan becky.

Setelah aku mendengar ceritanya, bagaimna dia mencoba memperjuangkan hubungan kami dan menentang ibunya. Aku menjadi tersentuh, apalagi ketika dia berusaha berdamai dengan kedua orang tuanya dan mereka merestui hubungan kami. Aku sangat berterima kasih.
..

Aku menggenggam tangannya dan mencari ibu. Ternyata orang tua itu masib didalam kedai kesayangannya, membersihkan area bartender.

Aku menarik becky untuk masuk kedalam kedai. Awalnya dia terlihat sangat takut apalgi dengan tekatku untuk mengatakan sebenarnya pada ibu.
Dia menggelengkan kepala pelan, tapi aku tak memperdulikannya dan menariknya untuk masuk.

"Ibu.." panggilku.
" ada yang ingin kubicarakan" kataku lagi.
Ibu yang sedang sibuk mengepel lantai, terhenti sejenak dan melihat padaku.
Dia mengerutkan keningnya penasaran, Sejenak matanya beralih pada becky dibelakangku.

Aku mengajak ibu dan becky duduk disana. Kami sedikit terpisah jarak. Ibu duduk dikursi kayu diselebah kiriku sambil memegang gagang pell. Sedangkan becky duduk di sebelah kananku.

Ibu mengamati ku sambil memberikan pertanyaan ada apa.
Sedangkan aku pertama-tama membasahi bibir bawahku dlu lalu memulai topik.
"Aku dan becky berpcaran" ucapku to the point.
"Apaa...!!??" Ibuku terkejut dan tiba-tiba meremas batang pell. Sungguh aku takut dia memukul, apalagi memukul becky.

"Bu.. ibu tenang dulu, akan ku ceritakan semuanya bagaimna ini bisa terjadi" mohonku sambil menyatukan kedua tangan.
"Anak nakall.... Akan kupukul kau..." teriak ibu sambil berdiri dan melayangkan batang pel dihadapanku.
"Ibu tunggu dulu..."

Becky tiba-tiba bangkit dari kursinya dan berlari padaku untuk menghalangi pukulan ibu.
"Bibi.. maafkan kami, aku berjanji akan menjauhi phi freen asal bibi tak memukulnya" cuapnya terlihat panik.
" menyingkir  darinya, aku berurusan demgan anak ini" ibu masih tetap mencari posisi untuk menggapai tubuhku yang bisa dipukul.
"Bibi aku mohon jaangan lakukan itu, phi freen tidak salah aku yang salah"

Ibu berhenti dan berkacak pinggang didepan kami.
"Becky.. menyingkir darinya, aku mau memukul anak ini karena sudah membiarkanmu datang mencarinya jauh-jauh kesini, pantas saja dia tiba-tiba muncul minggu lalu dan tidak memberiku alasan yang tepat  kenapa sampai dia pulang!!" Gerutu ibu.
"Dan lagi.. sepertinya dia menyakitimu kan becky?? Dasar anak nakall, aku tak mengajarimu untuk menyakiti orang. Apalagi menyakiti yang lebih mudah darimu...rasakan ini" teriak ibu.

Dia menarik becky yang menghalangiku lalu menarikku berdiri dengan cepat memukul bokongku.
"Awwhh ibu.. sakitt.." ringisku menahan pukulan dari orang tua itu.

Setelah beberpa kali dia memukulku, dia berhenti dan mengarah pada becky, aku masih memperhatikannya. Aku takut jika dia memukul becky juga.
Tapi dugaanku salah. Orang tua itu berubah menjadi lembut pada becky.
"Kau tidak apa-apa?? Apa kau merasakan sakit hati yang mendalam karena anak ini??" Ibu menunjjuk padaku.

Becky terdiam dan menggelengkan kepalanya pada ibu.
Dengan cepat dia menghambur memeluk ibuku saat itu juga, aku melihatnya.

Aku terkejut dengan tindakan ibuku, kupikir dia akan memukulku karena hubungan aneh ini. Tapi kenyataanya dia memukulku karena beranggapan kalau aku menyakiti dan meninggalkan  becky.

.....

Beberapa saat kemudian kami berpindah kedalam rumah.
Aku tak bisa duduk, bokongku sangat perih dengan batang pel tadi.
Ibu duduk dihadapan kami, becky duduk disofa sedangakan aku bediri dibelakang sofa tempat becky.

"Sudah sejak kapan hubungan kalian?" Tanya ibu sambil menyilangkan tangan didadanya.
"Sekitar sebulan" jawabku.
"Aku tak bertanya padamu" hardik ibu.
Hufft.. benci sekali orang tua ini padaku.

Dia lalu menatap becky dengan tatapan lembut sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Benar bi, sudah sejak sebulan" jawab becky.
"Katakan padaku, siapa yang memulai?"
"Mungkin awalnya aku. Sejak aku dan phi freen terjebak di similan beberpa bulan lalu. Aku yang menciumnya pertama kali" aku becky.
"Kamu yang menciumnya??"
Becky mengangguk.
"Aaghhh... untuk apa usiamu yang jauh lebih tua dari becky?? Sedangkan mencium saja harus yang termudah dahulu yang melakukannya? Kau yang tertua kau yang akan domina, bukan yang termudah. Dasar anak nakal" lagi-lagi ibu menggerutu.
"Tapi.. setelah itu, phi freen yang menyatakan perasaanya deluan padaku. Bibi tenang saja, dia sudah jadi dominan sekarang" ucap becky sambil tersenyum.
"Hmm.. aku harap juga seperti itu. Lalu.. keluargamu sudah mengetahuiny??" Tanya ibu.
"Sudah"
"Mereka menentang hubungan aneh kalian??"
"Ibuuu... ini bukan aneh" sambungku.
"Diam kau sarocha.."

"Awalnya mommy yang menentang, tapi setelah aku memberikan alsan dan meyakinkannya dia menyetujuiku untuk ini"
"Baguslah. Dengar untuk kalian berdua, apalagi kau sarocha. Aku tak melarang untuk hal ini, karena kupikir cinta itu adalah kebebasan. Belum tentu kita sebagai perempuan merasa nyaman dengan lawan jenis. Ada kalanya kita merasa nyaman pada sesama jenis. Cinta tak bisa memaksa dengan siapa kita akan bersatu, cinta tidak bisa memilih. Ibu mendidikmu keras freen bukan karena ibu jahat padamu, tapi ibu ingin kau bisa menjadi orang yang kuat. Jangan mengikuti jejak ibu, lakukan apa yang kau mau kau bebas dengan siapa kau akan menikah kedepannya." Ucap ibu.

Aku tersentuh dengan kata-kata itu, lalu segera bergegas padanya dan memeluk ibuku dengan erat.
Betapa bersyukurnya aku mempunyai ibu sepertinya.

Bersambung...

Guys.. satu cappter lagi yah cerita ini akan tamat..
Jangan lupa vote

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I, YOU, AND THE BEACHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang