BECKY POV;Aku mencarinya tapi aku tak menemukan dia. Sudah seminggu lebih dia menghilang dariku. Ponselnya berdering tapi tidak pernah diangkatnya, beberapa pesanku tak pernah dibalas. Hingga hampir kelima hari, ponsel itu akhirnya tidak aktif.
Aku takut dia meninggalkanku hanya karena perkataan mommy. Aku tak bisa.Sudah kesekian kalinya aku selalu datang ke apartemennya tapi tetap saja tidak ad jawaban dibalik pintu itu. Aku mencoba menannyakan pada tetangga-tetangga disana namun mereka tak mengetahuinya. Aku takut jika dia berada dalam apartemen itu akan terjadi apa-apa. Aku sangat takut.
Sampai-sampai aku mencari tahu semua temannya. Phi heng, aku mendatanginya di tempat kerja.
Tapi dia juga bingung dengan keberadaan freen yang tiba-tiba menghilang.
Sampai pada si ulat bulu itu, yeah siapa lagi kalau bukan davika. Sebenarnya aku agak sedikit tidak suka dengannya karena mendekati freenku. Yah walaupun dia sudah melepaskan tpi aku tetap masih tidak suka.
Tapi apa boleh buat, aku harus menannyakan keberadaan pacarku padanya, kalau-kalau dia tau.Tapi tetap sama, dia pun juga tak tau.
Aku bingung, bahkanketiga temanku juga ikut membatu mencari.
Selama seminggu lebih itu aku tak berbicara dengan mommy. Aku hanya pulang untuk tidur. Makan, aku makan dirumah teman-temanku.
Aku membenci mommy ketika dia melakukan itu pada phi freen.Daddy berusaha untuk memperbaiki hubunganku dengan mommy, tapi aku tak mau. Karena saking kecewanya aku.
Dan disinilah aku, dikamarku. Kantukku tidak terasa, aku masih dengan nyaman duduk di kursi sambil mengahadap jendela kamar.
Pikiranku masih dipenuhi oleh gadis kelinciku entah dimana dia sekarang. Tapi aku berharap dia baik-baik saja.
Pintu kamarku perlahan terbuka agak lebar, daddy masuk dan menghampiriku.
"Hey my girl?" Panggilnya sambil duduk di tepi kasur lalu menghadapku.
Aku tak menjawab sapaannya, tapi dia dengan sabar masih memandang kearahku."What are you doing?" Dia bertanya lagi.
"You saw itu" jawabku singkat.
Dia tertawa sejenak, lalu perlahan menepuk pundakku.
"Kau tidak ingin berbaikkan dengan mommymu?"
"No"
"Why??"
"Dia melukai hati pacarku" ucapku langsung sekenanya, tak peduli jika daddy juga melarangku pacaran dengan sesama perempuan. Aku siap untuk diusir dari rumah jika mereka memang menentangku. Asal aku tidak berpisah dengan phi freen.Daddy kembali terdiam.
Dia menghela napas sedikit, lalu mendekat kearahku.
"Kau tau? Daddy sangat menyayangimu. Semenjak kau hadir diantara aku dan mommymu, kau adalah satu-satunya orang yang membuat daddy cengeng. Batapa sayangnya daddy, sampai-sampai semua keinginanmu daddy akan penuhi walau harus bertengkar terlebih dahulu dengan mommymu. Jika kau sakit, orang yang pertama gelisah dan takut adalah daddy. Daddy tak bisa marah padamu, daddy tak bisa menentang apa keinginanmu. Kau tenang saja, daddy selalu bersamamu. Karena daddy sangat menyayangimu. Kau sudah dewasa nak, sudah waktunya kau tau mana yang baik dan yang tidak, apalagi tentang cinta. Aku paham apa yang kau rasakan, daddy paham semuanya. Jika kau rasakan itu baik untuk dirimu, maka perjuangkan" ucap daddy.
Aku menatap mata daddy. Kelopak mataku terasa perih dan berair. Aku memeluknya dengan erat sampai dia terkejut dengan kelakuanku.
"Aku sayang daddy, aku sangat sayang padamu dad. Jika aku menemukannya aku akan membawanya untuk mengenalmu.""Tapi.. berbaikkan dulu dengan mommymu" balasnya.
Aku melonggarakan pelukanku pada daddy.
"Tenang sayang.. daddy ada dipihakmu jika nenek sihir itu masih keras kepala" hiburnya.Kami keluar dari kamarku, berjalan mendekati ruang kerja mommy.
Daru jauh aku melihatnya sedang melamun entah apa yang dipikirkan orang tua itu.
Kami mendekat, daddy memanggilnya.
"Honney?"
Mommy melihat kami berdiri tak jauh darinya.
Sejenak aku melihat ada sedikit senyum disana.
Kami duduk di kursi yang berjejer tak jauh dari meja kerja mommy.
Daddy memulai pembicaraan kami."Kalian tidak ingin berbaikkan? Owh apakah harus aku sakit dulu lalu kalian bisa berbaiikkan?" Daddy mulai mendrama.
"Ck.. daddd..""Mommy minta maaf.." tiga kata keluar dari mulut mommy.
Aku yang masih melihat daddy, serempak menoleh pada mommy.
Raut wajah menyesalnya ada disana.
"Maafkan mommy.. ternyata begini suasananya jika tidak berbaikkan dengan anak sensiri, hufft.. bahkan mommy tak bisa tidur karena memikirkanmu yang tak mau menegur mommy. Mommy hampir sakit beberapa hari karena tak makan, mommy khawatir kamu kenapa-kenapa diluar sana. Mommy tau, mommy salah. Mommy tidak bisa menjadi mommy yang baik untukmu, kerena...""Sudah cukup.. jangan diteruskan!" Potongku sambil tertunduk menahan air mata.
Astaga..betapa berdosanya aku, dia memikirkanku sampai lupa makan.
"Aku sudah memaafkan mommy," ucapku lagi.Tiba-tiba saja mommy menghambur memelukku.
"Maaf.. mommy benar-benar bersalah. Mommy tidak mau kehilanganmu lagi, mommy minta maaf" ucapnya sambil menyapu-nyapu punggungku.
"Aku memaafkan mommy, tapi jangan pernah melarangku bersama phi freen."
Dia mengangguk setuju.
......FREEN POV;
Huuufftt... kehidupanku menjadi hambar selama seminggu lebih disini. Tanpa ponsel, tanpa becky.
Keseharianku hanya makan, tidur dan termenung.Ibu beberapa kali menegurku, menanyakan aku kenapa. Tapi aku tak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan anehnya.
Bahkan april yang selalu datang menggangguku tak pernah aku hiraukan. Apalagi saat dia menanyakan becky dimana."Freen.. kau tidak berniat pulang kerja?" Tanya ibu disela-sela dia membuat teh susu di kedai.
"Aku tak niat" jawabku singkat sambil duduk melihat langit.
Yah, hari hampir gelap. Langitnya nampak cantik dengan bintang-bintang disana.
"Ada apa denganmu? Kemarin aku menyruhmu untuk pulang kau tidak mengiyakan permintaan ibu, bahkan kau pulang hanya sehari dua hari lalu kau beralasan kau sibuk. Dan sekarang aku tidak memanggilmu untuk pulang, kau pulang dan tak berniat untuk kerja. Kau sebenarnya kenapa?" Tanya ibu sambil duduk di sampingku.
"Bu.. jika suatu saat nanti aku menemukan pasangan, apakah ibu menerima pasanganku?" Aku mengalihkan.
"Hmm yah.. jika dia baik, aku menerimanaya" jawab ibu.
"Tapi ini berbeda.."
"Maksudnya? Di sakit cacat? Miskin? Atau jelek?"
"Dia sama sepertiku"
"Apa maksudmu?"
"Dia perempuan.." aku tertunduk lesuh sambil menyiapkan segenap jiwa ragaku dari ibu.Kami diam sejenak.
"Hmm... apa kau pikir ibu akan menentangnya?. Nak.. hati.." dia mendekat kearahku sambil
Menunjuk dadaku. "...hati tidak bisa dibohongi. Dan cinta tak bisa dipaksa dengan siapa kita akan nyaman. Cinta adalah cinta, jika kau tak nyaman dengan lelaki dan kau merasakan degupan dengan yang lain, lanjutkan jika kau rasa itu nyaman untukmu. Ibu tidak pernah melarang anak ibu untuk menjalin hubungan dengan siapapun, tapi yang ibu tak bisa terima adalah jika nnti kau tak punya pasangan menjadi perawan tua." Ucap ibu.Aku sedikit terkejut dengan ucapan ibu. Aku bangga punya ibu sepertinya yang selalu mendukung apa yang kulakuakan.
.......Bersambung...
Hali halo guys.. maap yah baru update lagi.
Btw.. minnalaidin wallfaidzin semuanya🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
I, YOU, AND THE BEACH
Teen Fictionmenceritakan dua orang gadis yang tak sengaja terjebak disalah satu pulau kecil tempat wisata, menjadikan keduanya berselisih paham. Namun saat penyelamatan keadaan merubah meraka....... Gimana ceritanya..??? Skuyyyy