Marco membuka jendela dan menemukan bahwa Jeevans masih menari dibawah rintik hujan, pemuda itu terdiam kala Jeevans tak sengaja bersitatap dengannya. Hujan deras mengguyur kastil sejak semalam dan suara musik tak sedikit pun berhenti, artinya Jeevans terus menari semalaman.
Pria dengan surai kecoklatan itu berjalan menuju lorong didekat kamar Jeevans dan mencari beberapa pelayan untuk ia minta informasi. Beberapa dari mereka adalah suruhan dan bahkan teman dekat Marco, salah satunya adalah Hugo. Pemuda itu pengawal terdekat Jeevans, dengan surai hitam legam juga kulit kecoklatan.
"Apa yang terjadi? Dia semalaman tidak beristirahat?" pemuda tan itu mengangguk. "Sejak semalam ia terus menerus melakukan hal yang sama, tidak berhenti hingga pagi ini. Wajahnya sudah pucat mungkin sebentar lagi akan tumbang."
Marco mengangguk dan kembali ke kamarnya, ia menemukan sang ayah mertua disana. Duduk dan menikmati semilir angin beserta hujan yang cukup deras. "Kemarilah Marco." lantas pemuda itu mendudukan dirinya di sisian sang laki-laki yang lebih tua.
"Navins bicara padaku, dia tidak nyaman jika terus berada disini. angsa itu selalu berisik dan kurasa Navins ingin ia pindah bersamamu ke kastil lain yang lebih senyap."
Musik berhenti seketika, Ricuh membuat Marco membuka kembali gorden yang tertutup disana ia menemukan tubuh Jeevans terbaring di tanah. Jeff menyadari perubahan dari wajah Marco hanya terdiam, apa? Selama ini ia salah jika merasa Marco begitu memuja putra nya? Apakah Navins tidak bisa membuatnya se khawatir itu?
"Tolong saja, anak itu selalu seperti itu... dia tidak pernah mengerti mengapa ia selama ini dibiarkan tumbuh sendiri."
Marco menengok sekilas dan mengerutkan kening.
"Maksudnya?" lelaki yang lebih tua terkekeh pelan "Jeevans, dia satu satunya dari kami yang terlahir sebagai black swan. Orang selalu berkata bahwa black swan adalah sebuah simbol bala. Maka dari itu Jeevans tidak dibiarkan bebas di kastil. Begitupun soal cinta, selagi aku bisa melindungi para keluargaku maka seharusnya ia sadar ia tak pantas dicintai atau dimiliki."
Marco terdiam kala sang mertua beranjak dan menepuk bahu Marco "Aku bisa saja membuatmu bersama dengan Jeevans, di neraka." Lelaki itu berjalan dengan angkuh melewati Marco yang meremat kencang kain ditangannya. Entah Navins maupun king Jeff akan menjadi orang pertama yang ia hancurkan atas keegoisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The black swan ; markno
FanfictionThe Black Swan story of Markno Slight Markmin. Kapan terakhir kali jeevans tersenyum selebar ini? mungkin sudah sangat lama. Ketukan sepatu ber hak 3 centi itu menggema di lantai altar, ia hanya mengenakan setelah jas berwarna hitam pekat dan tersen...