What If

1.5K 151 5
                                    

Jika saja, Jeevans lahir sebagai angsa putih cantik seperti Navins akan seperti apa hidupnya? Ia terbangun dan menyadari ia tertidur di kamar kastil barat, kamar dimana ia bisa tertidur nyenyak dan tersenyum bebas. Kastil ini tak terjamah oleh siapapun dan hanya ia dan beberapa pelayannya yang memiliki akses.

Ia membasuh tubuhnya dalam genangan air beraroma mawar semerbak dan tersenyum kala air itu mulai membasahi tubuhnya, Jeevans menatap ke arah langit cerah malam itu. Ia rasa tak ada hal buruk jika ia hanya sendirian dan ia merasa lebih tenang dibanding sebelumnya. Ia beranjak dan merapihkan pakaiannya sebelum berjalan ditengah sepinya kastil.

Aroma hujan menguar menimbulkan hawa sendu yang semakin menusuk kesepian Jeevans disana. Namun pemuda manis bersurai kelam itu hanya tersenyum simpul menatap danau didepannya, rasanya asing berada disana setelah sekian lama. Dulu ia selalu datang bersama ibunya dan Navins...

Air matanya tak henti menetes, rindu.. Ia hanya rindu rasanya memiliki keluarga. Ia rindu saudaranya dan bahkan ibunya, Jeevans sama sekali tak membenci adiknya, yang ia rasakan hanyalah kecewa yang terlalu dalam. Maka ia menangis kemudian.

Pilu, Suaranya begitu menyedihkan ditelinga beberapa pelayan yang berjaga di sekitar sana. Semenyakitkan apapun kehidupan Jeevans tak akan membuat orang lain perduli padanya, para pelayannya lah yang ada untuknya dan memberinya dukungan penuh. Rasa sakit itu semakin menyeruak kala ia tahu bahwa ia berbeda, dan itulah penyebab ia berdiri disini sendirian.

"Menangis lagi, kau ini.."

Jeevans mendongak dan menemukan Marco disana, membawa sebuah sapu tangan yang ia yakini adalah miliknya yang hilang ketika ia pergi berburu saat usianya bahkan baru menginjak 15 tahun.

"Sapu tangan itu..."

"Milikmu, kau tidak ingat aku? Angsa yang kau selamatkan dari para manusia pemburu."

Seandainya.. Ia lebih awal sadar, bahwa Marco memang mengenalnya dari awal mereka berjumpa pada dansa kala itu.. Ia tak akan semenyedihkan sekarang.. Menangisi orang dihadapannya bersama adik yang ia sayang.. Navins.

The black swan ; markno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang