Navins

1.6K 170 5
                                    

Semua orang tau, Navins merupakan pewaris yang akan melanjutkan eksistensi ayahnya dari tahta. Namun banyak hal yang disayang dari perilaku Navins selama ia dilatih sebagai pemimpin. Sifat serakah Navins adalah hal utama yang ingin rakyat singkirkan. Beberapa rakyat mungkin lebih sering bertemu Jeevans dan mereka tau bahwa pangeran kembar itu tidak akan hidup beriringan.

Rakyat mengklaim bahwa Jeevans lebih baik dari Navins yang seharusnya menjadi pewaris sempurna. Jeevans kerap datang ke pemukiman dan memberi mereka bantuan, biasanya Jeevans akan menyamar dengan mengenakan jubah serta surai palsu berwarna perak. Rakyat yang susah akan beberapa kali datang untuk meminta pertolongan dari Navins namun angsa itu hanya mengatakan bahwa kaum rendahan hanya perlu bersabar.

Perangai Navins membuat orang-orang tidak curiga akan perilaku sang putra mahkota. Sedangkan Jeevans sibuk menyelinap keluar dengan beberapa makanan dan membagikannya. Respon positif datang dari desa itu meskipun mereka tau Jeevans merupakan seorang angsa hitam. Mereka merawat Jeevans dengan baik selama ia menginap dan membenci perilaku Navins.

Kemarahan warga membludak karna Navins bertunagan dengan Marco, yang mereka tahu Marco yang merupakan bangsawan nakal itu sudah berjumpa lebih dulu dengan Pangeran kesayangan mereka Jeevans. Malam pertunangan pun mereka memilih tak datang ke kastil yang sedang terbuka lebar, mereka justru mogok makan dan membuat Navins marah besar.

Ia membual dan terus berteriak pada warga "Kalian mogok makan begini karna tidak suka aku bertunangan ya?! Kalian ingin memberikanku dan tunanganku kesialan?!!" Jeevans mendengar itu. Ia terduduk di bagian belakang rombongan dan menepuk bahu seorang pemuda yang ada didepannya untuk membalas Navins.

"Kami tidak ingin memberikan kesialan pada tunanganmu pangeran. Tapi lihatlah bagaimana kau bertindak dan tidak memberi kami sepeserpun uang untuk makan?"

Navins terkejut kala melihat pemuda itu berbicara. Dibelakangnya ia bisa melihat seorang dengan surai perak menyeringai, pada akhirnya Navins hanya melempar kantung uang dan pergi. Jeevans membuka tudung jubahnya dan tersenyum "Bagaimana jika makan malam enak hari ini?" semua warga tertawa kecil dan mengangkat kantung uang itu "Ayo makan enak~"

Jeevans pada akhirnya juga sadar bahwa Navins sangat merepotkan para warga sehingga ia harus selalu turun tangan. Tapi ia juga harus membongkar perilaku Navins pada warga desa, ia tau benar dimana data-data itu disimpan karna Navins tak mungkin menyentuhnya. Maka yang ia butuhkan adalah Marco untuk membantunya. Terlepas dari rasa sakit hatinya ia tidak ingin orang lain tersiksa.

The black swan ; markno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang