Ambivalence-11

124 10 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hyung kapan pulang? Kok gak ngasih tau aku sih? " jimin melepas pelukannya dari HoSeok dan duduk di tepi ranjang sambil menaruh ransel hitam itu di atas meja.

Sedikit membetulkan posisi duduknya untuk menatap dengan lebih jelas HoSeok yang kini juga duduk di depannya dengan senyum manisnya yang tak pernah berubah dari dulu, rambut yang dulunya sedikit panjang kini terlihat sedikit pendek dengan poni yang menutupi kening nya, sepertinya dia baru kemarin memotong rambutnya.

HoSeok menyentuh bahu jimin"Maaf ya, hyung sengaja gak ngasih tau kamu soalnya mau kasih kamu kejutan"

Jimin menetapkan lekat HoSeok, mata HoSeok benar benar mampu menghipnotis dirinya, perlahan ia mengangguk sambil tersenyum ke arah hoseok

"Iya gakpapa hyung, aku seneng banget hyung pulang, hyung tau? sejak hyung pergi ke Paris, aku gak ada temen di rumah, sepi banget"kini jimin meraih tangan HoSeok dan mengenggam nya

" oh ya? Waah ternyata adik hyung ini selalu kesepian ya"uang HoSeok meledek jimin yang membuat sangat empu langsung cemberut sedangkan ia tertawa puas melihat reaksi adiknya yang menggemaskan

"Ihhh hyung suka gitu deh"

"Iya iya bercanda kali"

Tiba tiba jimin mengingat sesuatu "oh iya, hyung udah wisuda? Kok gak ada undangan ke sini buat keluarga dateng ke kampus hyung di Paris? Tiba tiba hyung udah balik aja"kini pertanyaan jimin sedikit serius karena menyangkut wisuda sangat kakak

" sebenarnya, hyung bakal wisuda kemarin lusa, tapi....tiba tiba aja kampus ngundurin acaranya dua bulan lagi"HoSeok sedikit lesu mengingat acara wisudanya di tunda"karena itu, hyung kabarin ayah sama bunda kalau hyung bakal pulang dulu selama dua bulan, nah nati kalau acaranya tiba kita sama sama pergi"HoSeok meyakinkan jimin, bagaimana tidak, anak itu dari dulu selalu merengek ingin datang ke Paris menemuinya namun ia melarangnya karena sekolahnya masih aktif, HoSeok tidak ingin pendidikan adiknya menjadi korban

Anggukan kepala HoSeok dapatkan dari jimin, sepertinya jimin sedikit kecewa, ia mengelus punggu sangat adik dan tersenyum kearahnya untuk memenangkan rasa kecewa adiknya itu

"Hobi, jimin! "

Suara ketukan pintu kamar mengalihkan atensi mereka berdua, HoSeok memandangi jimin yang masih diam tanpa berniat membuka pintu, akhirnya ia melangkah untuk membuka pintu, HoSeok membuka kuncinya dan membuka pintu sepenuhnya

"Eh, bunda, ada apa bun? " tanya HoSeok ke minji

Saat minji melihat ke arah dalam, diasa jimin masih setia duduk di tepi ranjangnya, minji pikir sepertinya mereka berdua membicarakan sesuatu serius hingga raut wajah jimin nampak kesal apalagi ketia ia menatap sang putra. Minji hanya tersenyum dan kembali melihat HoSeok

"Turun makan malam ya, ajak adik kamu" minji mengelus pundak HoSeok yang di balas anggukan olehnya

"Iya bun, sekarang hobi ajak jimin buat turun makan"

Setelahnya minji berlalu dari hadapan HoSeok dan kembali turun ke bawah ke arah ruang makan. HoSeok berbalik menatap jimin yang masih diam, ia sedikit bingung dengn sikap adiknya

"Jim,ayo turun makan"ajak hoseok, jimin hanya menghela nafasnya lalu melangkah ke arah pintu dan kelurahan diikuti HoSeok yang menutup pintu kamar

Ambivalence (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang