.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Wanita yang memanggil seokjin kini ikut duduk di bangku taman itu, seokjin menunduk, entah apa yang harus ia katakan pada Jina tentang adiknya, ia khawatir dengan keputusannyaKini mata jina menatap lekat wajah seokjin yang terlihat bingung, ia mengerti dengan pikiran seokjin sekarang tentang jungkook yang pasti akan seokjin bawa kembali
"Mama tidak keberatan. " seokjin menoleh ke arah Jina, ucapan yang baru saja ia dengar sekarang menimbulkan pertanyaan lebih di pikirannya
Mata Jina menatap tenang ke arah taman,seokjin bisa melihat dari raut wajah Jina bahwa tidak ada rasa keberatan dengan keputusannya. Jina menoleh ke arah seokjin dan menyentuhnya sambil tersenyum, sementara seokjin di buat bingung dengan apa yang Jina lakukan kali ini
"Kenapa diam? " Jina menatap manik seokjin yang terlihat bingung
Sesaat kemudian seokjin mengalihkan pandangannya ke arah taman. "Aku akan membawa ibu dan ayah juga"
Helaan nafas Jina keluarkan. "Itu rumahmu, kamu yang menentukannya, bukan mama. "
Benar yang di katakan Jina, itu memang rumahnya, tapi semua itu bisa ia dapatkan karena Jina yang membantunya sampai mendapatkan semuanya, jadi tidak mungkin ia kan membawa seseorang masuk begitu saja tanpa persetujuan dari jina juga
"Mereka keluargamu juga. "
Yap, tapi mereka keluarganya jadi ia akan tetap bisa membawa keluarganya masuk meski tanpa persetujuan dari Jina, meski begitu, ia akan selalu meminta izin terhadap Jina karena ia sudah menganggap Jina adalah bagian dari keluarganya juga
Kembali menoleh ke arah jina, seokjin tersenyum. "Terimakasih ma, "ujar seokjin yang di balas anggukan dari Jina
" mama pergi dulu, sebentar lagi Yoongi akan mengantarkan barangmu sementara kau menginap di sini menjaga jungkook, dia sudah kewalahan mengurus perusahaan sendiri, jadi mama akan mengurusnya sementara kamua dan Yoongi istirahat . "Seokjin mengangguk sambil tersenyum
Tangan jina mengelus rambut seokjin sesaat lalu berbalik meninggalkan seokjin, saat itu juga raut wajah jina berubah dengan senyum yang awalnya terlihat manis dan tulus kini terlihat menyeramkan
" kita lihat, apakah bocah kelinci itu akan bertahan dengan keluarganya sendiri yang akan menghancurkannya"
Senyum seokjin sedikit berkurang, ia masih ragu dengan ucapan jina yang tidak mungkin semudah itu akan menerima keluarganya begitu saja, sedangkan ia tahu Jina yang sangat membenci keluarganya terutama adiknya.
Ia beranjak dari tempat duduknya untuk menemui dokter dan akan membahas mengenai operasi kaki adiknya yang harus segera dilaksanakan sebelum ujian akhir semester dua minggu lagi berlangsung dan adiknya masih dalam kondisi pemulihan, ia akan memberikan yang terbaik kepada adiknya
Dari kejauhan seokjin melihat taehyung, jimin, NamJoo dan HoSeok kini berjalan keluar, seokjin menyempatkan untuk menghampiri mereka yang sepertinya akan pulang
"Hyung.. " taehyung mempercepat langkahnya ketika melihat seokjin yang menghampiri mereka
"Kalian akan pulang? " tanya seokjin ke arah mereka berempat
"Iya hyung, kami ingin pamit pulang, orang tuaku menelfon, jadi aku tidak bisa lama lama disini. " jimin nampak lesu mengingat ayahnya menelponnya untuk segera pulang
"Ah, gakpapa, lagi pula ini sudah sore tidak baik seorang pelajar masih diluar, dan terimakasih sudah datang menjenguk jungkook"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalence (END)
Fanfictionbahagia itu tidak perlu sempurna dari fisik, namun rasa yang ada dalam diri kita masing masing Pikiran kadang menyiksa, pilihan yang datang menyiksaku, orang di sekitarmu menyiksaku Aku capek , pikiran dan emosiku selalu berperang Aku kembali bersam...