Ambivalence-21(𝙀𝙣𝙙).

256 10 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nggak!!!!! Dokter bercanda kan? Iya kan? dokter ini gak bener kan?......... "Dokter itu hanya diam menatap lekat pemuda yang tengah kalut itu

" JAWAB!!!!! "

"Jin hyung!!! Tenang, ini rumah sakit" Yoongi berusaha untuk menenangkan seokjin, sejak seokjin kembali, ia memang tidak langsung ke rumah sakit, amarah yang menguasainya membawanya untuk melangkah menemui perempuan picik itu

"Maaf, tapi anda tidak bisa menyangkal kebenaran, adik ada terkena depresi berat dan gangguan jiwa yang....... "

"Cukup" ucapan perintah seokjin seketika membuat dokter itu terdiam

Taehyung, jimin, HoSeok, dan NamJoon yang juga berada di sana hanya diam tak percaya dengan semua yang Jina lakukan dan disembunyikan dengan begitu rapat

Suara langkah dari seseorang mengalihkan atensinya, perempuan dengan jalannya yang begitu anggun dan dres coklat itu tersenyum ke arah mereka, bullshit, pikir seokjin sekarang. Saat sampai di hadapan seokjin, Jina hanya diam menatap sambil tersenyum.

Namun siapa sangka, seokjin justru membalas senyuman itu. "Aku benar ternyata, kau datang"

"Kau? Ck, sungguh anak bodoh ini langsung melupakan sopan santun nya"

"Hobi! "Suara berat seokjin membuat semua menciut kecuali Jina

HoSeok menoleh ke arah seokjin dengan takut, apa ia harus mengakui nya sekarang, dan akankah perempuan yang di katakan seokjin ini adalah benar benar ibu kandungnya, rasanya ia ingin berlari dan memeluk seseorang yang sangat ia nantikan.

Namun semuanya sirna, apa yang dilakukan olehnya? Menghukum anak polos yang tak tahu menahu apapun? Ah semua nya menjadi rumit

" HoSeok! "Sekali lagi seokjin memanggilnya dengan nama aslinya, ia takut, sungguh

Akhirnya kesabaran seokjin habis, ia menarik lengan HoSeok dengan sedikit kasar yang membuat sangat empunya terkejut, mengangkat tangan HoSeok di depan wajah Jina dan wanita itu menoleh ke arah apa yang seokjin tunjukkan

" kau lihat ini......dia.......adalah anakmu"

Jina menatap lengan HoSeok dimana sebuah benda yang sangat tak asing baginya melingkar di sana

"Kau ingin mempermainkan ku? Jangan terlalu berlebihan"

Seokjin sekali lagi menahan diri untuk tidak berteriak di depan Jina."Dia Anakmu!! "

"Mama....... " kini suara lirih HoSeok membuat mata Jina berkaca kaca. "Maaf.. "

"Enggak.....kalian berbohong, kalian semua....kalain.... " air mata jina menetes begitu saja, ia kalut sekarang

Namun tiba tiba dia orang dari belakang menahan kedua tangan jina. "Maaf, nyonya Jina, anda harus ikut kalau ke kantor polisi"

"Apa?!! " Jina menatap remeh ke arah seokjin "kau melakukan nya, dan kau, jika kau memang anakku kau membiarkan si jodoh ini melakukannya"

"Ma....maaf, tapi mama harus mempertanggungjawabkan perbuatan mama, maaf, aku tidak bisa berbuat apapun, karena yang mama lakukan terhadap jungkook benar benar salah maa, hobi mohon, Sadar ma......" matanya hoseok kini mengeluarkan bening, Jujur ia tak sanggup dengan semua ini, setelah sekian lama ia baru bertemu dengan ibunya tapi kini harus terpisah kembali

Perlahan jina mendekat ke arah hoseok, menariknya ke dalam pelukannya tubuhnya bergetar hebat kala anak yang ia lahirkan itu membalas pelukannya. "Ma..afin ma..ma , kamu benar baner anak mama, maaf, maaf, maaf karena mama telah meninggalkan mu selama ini"

Hoseok hanya mengangguk. "Sekarang mama hanya perlu mempertanggungjawabkan perbuatan mama, minta maaf dengan jungkook, jin hyung, dan kedua orang tuanya"

"Iyaa"

Seokjin dan yang lain kini bernafas lega, sungguh, hati yang begitu pendendam meluluh dengan mudah hanya karena kasih sayang dari seseorang.

➶➶➶➶➶  ➷➷➷➷➷

Tiga tahun kemudian*******

Dengan langkah cerianya kaki jenjang itu menuruni setiap anak tangga, sesekali bersiul dengan halus di setiap langkah hingga anak tangga terakhir.

Bibirnya tersenyum kala melihat siluet seseorang di ruang makan, sedikit berlari ke arah ruangan itu dangan senyum yang semakin merekah di bibir manisnya.

"Good morning Jin hyuungg!!!!!!!!!!! "

"Astaga, jantung aku hampir masuk rumah sakit pagi ini" ujar pria tampan yang di panggil jin hyung itu, ya pria itu tentu saja kim seokjin

Sementara pemuda itu hanya menyengir "hehe maaf ya hyung"

"Enggak diterima"ujar seokjin cuek

" laahh kok gitu sih hyung"anak itu cemberut dan langsung duduk memelas di dekat sangat kakak yang terlihat menahan tawa

"Ajaaah.....Bundaaaa "

"Dah sudah,kim jungkook, kamu udah kuliah loo masak masih kayak anak kecil suka ngadu sama orang tua" ujar Nara yang sengaja membuat jungkook pemuda itu semakin kesal

"Hyuuuunggg"

"Berikan sebuah hadiah"

"Apa?!! "

"Ya sudah maafnya tidak diterima"

"Ishhh, ya ya" sesaat jungkook membuka ranselnya dan mengeluarkan sebuah buku yang tebal,"nih, aku kasih free , novel karangan seorang Kim Jungkook dengan tanda tangan perdana untuk seokjin hyung khusus dan spesial"

"Uwaaahhh, seriusan novel adik hyung ini terbit" memperhatikan detail buku berwarna campuran purple light dan pink keunguan dengan desain yang cantik itu ia tersenyum mmbaca judulnya

"Jadiii ini judulnya apa? "

"Ya di baca dong hyung kuu, hyung bisa baca apa enggak sih, masak seorang CEO gak bisa baca judul novel"

"Enggak tuh"

"Judulnya itu......."Mengambil buku cantik itu dari kakaknya lalu menghadapkan cover depan buku itu ke arah sangat kakak dengan pundaknya yang di tegakkan sedikit dan mengambil nafas panjang lalu mengeluarkan kata...........

" AMBIVALENCE "

END

UWAAAAHHH AKHIRNYA TAMAT JUGA BOOK INI, 😭gak nyangka ara bisa habisin cerita, maaf ya kalau singkat, dan mendadak, tapi ini ara usahakan dengan menguras pikiran dan tenaga sampe ara bisa tamatin cerita ini😭

Untuk para readers , makasihhh banyak banyak udah mau baca cerita ara yang masih kurang dari yang lain, tapi ara akan berusaha terus belajar, pokoknya tanpa kalian ara gak bakal bisa sampai detik ini namatin ceritanya, sekali lagi terimakasih love you readers, kayak lagunya ayang jungkook "" NEVER LET GO"" ❤💜💐


Jangan lupa tinggalkan jejak

See you next time borahae
💜💜💜💜💜💜💜
❤💐



Ambivalence (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang