Ambivalence-10

123 11 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Hening, ruangan itu hanya diisi oleh keheningan, aroma khas ruangan itu memang tak pernah berubah, terik matahari semakin panas terasa walau terdapat ac di dalam ruangan itu, jati lentik itu bergerak mendorong kaca bening itu hingga ruangan itu tertutup rapat

Pria beralih menatap dua orang siswa yang sejak tadi hanya diam memandangi seseorang yang terbaring di atas brankar itu dan sesekali melihat ke arah dirinya, sejak tadi semuanya hanya diam, hening tanpa ada yang berbicara, rasa canggung tak pernah luput di saat seperti itu

Wajah polos anak yang terlelap itu kini terdapat beberapa luka di bagian wajahnya, keringat di dahinya membuat rambutnya sedikit basah, bibirnya terlihat sangat pucat, suhu badannya tinggi karena luka yang terdapat di beberapa bagian tubuhnya

"Kalian temannya Jungkook? "

Kini seokjin bersuara dan bertanya kepada dua orang siswa yang sejak tadi hanya diam, mereka terlihat sedikit gugup, entah karena apa

"Emm iya, ka...kami temannya sekaligus seniornya" taehyung menyenggol lengan jimin yang langsung saja menjawab pertanyaan tanpa pikir panjang, padahal mereka berdua tidak dekat dengan jungkook, tapi jimin langsng menjawab saja

Senyum terukir di wajah seokjin, ia kembali menatap adiknya yang masih memejamkan matanya, ini sudah 3 jam lebih adiknya tak sadarkan diri membuatnya sedikit khawatir, ia kembali menatap ke arak taehyung dan jimin membuat keduanya gelagapan

"Kalian jangan gugup begitu, oh ya siapa nama kalian" tanya seokjin

"Aku taehyung dan ini sahabatku Jimin" jawab tarhyung

"Aku ingin bertanya beberapa hal kepada kalian, apa boleh? " tanya seokjin yang berniat ingin mengetahui beberapa tentang jungkook selama ia sekolah

"Eoh? Boleh pak silahkan"

"Hyung, panggil hyung saja, jangan terlalu formal aku masih muda"ujar seokjin dengan kepercayaan tinggi dirinya

" iya....hyung"

Seokjin diam sejenak,ia berpikir apa yang pertama harus ia tanyakan kepada teman adiknya ini, terlalu banyak yang ia ingin tahu, tapi ia berpikir untuk bertanya secara perlahan dari kejadian pagi tadi

"Apa...jungkook setiap hari di bully seperti ini? "

Pertanyaan itu membuat jimin dan taehyung kebingungan harus berkata jujur atau tidak, pasalnya seokjin baru saja bertemu dengan jungkook pagi tadi tapi kini pria itu begitu penasaran dengan seorang jeon jungkook

"Iya hyung, tapi baru kali ini ia di bully sampai tak sadarkan diri" ujar jimin sedikit menunduk

"Kalian tidak menolongnya? "

Jimin dan taehyung saling pandang, kali ini mereka harus menjawab apa lagi, jangankan menolong bahkan mereka saja pernah membully anak itu walau hanya sekali, kala anak itu di bully mereka berdua hanya diam walau sedikit ya sedikit kasihan

Masih menatap keduanya dan menunggu jawaban dari taehyung dan jimin membuat seokjin tak menyadarkan sesuatu

"H...hyunghh.... "

Mereka terkejut melihat ke arah jungkook yang sudah sadar, seokjin langsung memegang tangan jungkook dan beralih mengusap surai rambut hitam milik jungkook, ia begitu lega melihat adiknya yang sudah sadar dan memanggilnya....... Hyung

"Kau sudah sadar, ada yang sakit? Kau membutuhkan sesuatu? Hyung panggilkan dokter oke" seokjin memberikan berbagai pertanyaan khawatir kepada jungkook membuat dua orang itu saling menatap heran

Ambivalence (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang