Ambivlence-12

124 10 2
                                    

pagi di kota seoul hari ini terlihat begitu cerah,ramai orang orang yang mulai melakukan aktivias mereka masing masing,jalananpun kini nampak ramai orang berlalu lalang baik para pekerja maupun siswa siswi yang akan berangkat ke sekolah mereka masing masing,raut wajah gembira dari mereka yang berangkat menambah kesan pagi yang indah.

jauh berbeda dengan kondisi rumah megah bak istana itu ,terlihat begtu sepi dan sunyi,hanya para pekerja di rumah itu yang terlihat melakkan aktivitas mereka,dua orang yang kini duduk di ruang tengah itu hanya diam tanpa bersuara sedikitpun.Jina,wanita itu hanya menatap marah pada seokjin ynng hanya menundukkan kepalanya.

Entah kali ini kata kasar apa lagi yang akan seokjin terima,ia tau apa yang ada di pikiran jina tentang ia yang menemui adiknya,bahkan ia membuang jauh pikiran tentang ancaman jina,ketahanannya rapuh melihat kondisi sang adik yang sangat tak baik baik saja

"Kim seokjin!"kini jina membuka suaranya memanggil seokjin dengan nada yang tak bersahabat

seokjin mengangkat kepalanya dan menoleh melihat mata jina yang kini di penuhi amarah,ia tau jina selalu menyuruh orang suruhannya untuk memata mati dirinya kemanapun termasuk kemarin,dari awal ia berniat datang ke sekolah sampai ia masuk ke dalam rumah ini

"kau melanggar semuanya".tatapan jina masih sama penuh amarah

Seokin membenarkan posisi duduknya."maaf ma,tapi aku tidak bisa melakukannya lagi ,adikku membutuhkanku,keluargaku membutuhkanku ,mereka menderita, terutama adikku, "seokjin menjeda kalimattnya sesaat"aku akan mengubah semuanya".

jina meremas tangannya ."jadi kamu akan kembali?"

"ya" jawab seokjin langsung

"apa kamu melupakan semua pengorbanan mama sama kamu?kamu lupa mereka semua telah menghancurkanmu dulu?dan semudah itu kamu meneria mereka kembali?kamu itu mikir gak sih!"kini jina menaikkan nada bicaranya

"justru karena aku memikirkan semuanya ma,ibu sama ayah sudah menyesal,mereka merasa bersalah dengan apa yang pernah mereka lakukan dahulu terhadapku."seokjn menghela nafasnya sejenak."aku minta maaf ma,tapi aku tidak biasa melihat mereka seperti itu sekarang,terutama jungkook,adikku"

seokjin berdiri dari duduknya ,ia kembali menatap jina dan menghela nafas kembali,setelahnya ia pergi dan mengambil kunci mobil yang berada di atas meja di depannya,ia akan pergi ke rumah sakit sekarang,ia akan berbicara pada ibunya dan jungkook,namun saat langkah nya sampai di pintu,ucapan jina membuat langkahnya terhenti sejenak

"jangan berharap semua akan langsung bahagia dan selesai begitu saja,semua harus menerima akibat perbuatanmu,terutama ADIKMU,INGAT ITU!!!"ucap jina dengan menekan kata di akhir kalimatnya.

»»————>  <————««

Mobil hitam itu berhenti di depan gerbang sekolah , jimin, masih diam duduk di samping hoseok,ia hanya menatap lurus ke depan tanpa berniat turun dari mobil,raut wajahnya nampak kesal.

"kau tak ingin turun?"tanya hoseok yang bingung kenapa adiknya ini hanya diam dari tadi,bahkan ia tak berbicara sedikitpun dari ia pertama menemuinya pagi  ini

"kau masih marah karena hyung yang mengantarmu. "hoseok menatap lekat wajah jimin yang masih menatap ke depan

"aku hanya marah pada ayah sama bunda,hobi hyung gak salah,hyung hanya mematuhi permintaan  ayah sama bunda ajah,"jawab jimin dengan datar

Hoseok mengela nafas lalu menyentuh bahu jimin."kamu jangan ngomomg kayak gitu ,ayah sama bunda ngelakuin semua ini karena mereka sayang sama kamu,mereka tidak ingin kamu kenapa napa dan salah pergaulan jika kamu bawa mobil sendiri,takutnya nanti kamu keluyuran kayak anak anak nakal".hoseok tersenyum kala jimin meoleh ke arahnya

Ambivalence (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang