Surat Kecil di Pagi Hari

218 18 0
                                    

Pagi yang cerah dengan langit biru sejauh mata memandang. Sesekali ada awan-awan lucu yang bergerak malas di angkasa. Jam sudah menunjukkan waktu sibuk. Hari penuh cerita milik semua orang mulai berjalan.

Asrama IDOLiSH7 tampak tenang. Tidak ada keributan yang biasa menghiasi pagi, siang, sore, dan malam penghuninya. Semua orang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sejujurnya ketenangan itu tinggal menunggu waktu saja sampai teriakan dan perdebatan terdengar.

"Selamat pagi semua!" Riku muncul penuh semangat seperti biasa. Dia menguap lebar sambil mencari tempat di meja makan.

"Pagi, Rikkun," Tamaki balas menyapa dengan mata setengah terbuka. Dia mengemut sendok puding di mulutnya. Pudingnya masih tersisa setengah.

Yamato yang duduk di depan televisi tersenyum melihat Riku. Mengangkat kaleng birnya santai. "Pagi, Riku. Ceria seperti biasa, huh? Bagus. Bagus,"

"Apa sarapan hari ini, Mitsuki?" tanya Riku riang pada Mitsuki dengan celemeknya yang sibuk di dapur. Mitsuki berbalik sambil tersenyum lebar. "Mau aku buatkan sesuatu?

Wajah Riku makin cerah. Mulutnya terbuka lebar untuk menjawab Mitsuki saat Iori lebih dulu menyela. "Nii-san, jangan manjakan Nanase-san,"

Iori tanpa mengalihkan pandangan pada kertas-kertas di tangannya berkata lagi saat Riku memasang mimik protes. "Bersikaplah sesuai usiamu, Nanase-san,"

Riku menjulurkan lidahnya. Mendengus jengkel. "Bersikaplah sesuai usiamu, Iori. Masih saja iri padaku karena dimanja Mitsuki,"

Alis Iori tertekuk, tapi dia tidak menjawab. Memilih melanjutkan memeriksa pekerjaannya. Riku jadi jengkel. Iori terlihat seperti pekerja kantoran. "IoriP pagi-pagi sudah sibuk,"

"IoriP bohoo IoriP," Tamaki tiba-tiba ikut berseru. Riku tertawa saat mendapat dukungan Tamaki. "Bohoo IoriP,"

Iori kini benar-benar terganggu. Dia meletakkan kasar dokumen di tangannya. "Nanase-san, Yotsuba-san, berhenti memanggilku  begitu!"

Melihat wajah kesalnya, Tamaki dan Riku melakukan high five sambil tertawa. Iori mendengus jengkel. Sougo duduk di sampingnya sambil tersenyum lembut. Bertanya untuk mengalihkan topik sebelum mereka bertiga bertengkar. "Iori-kun, apa yang sedang kau lakukan?"

"Jadwal kita untuk seminggu ke depan. Kita akan sibuk dengan latihan dan jadwal individu. Aku harus mengaturnya agar fanmeeting perayaan Anniversary kita berjalan dengan baik," jawab Iori sambil menyerahkan satu kertas pada Sougo.

"Perayaan ulang tahun kita?!" Riku terbatuk pelan. Tersedak. Dia tadi sedang minum teh yang Sougo buatkan. "Riku, kau tidak apa-apa? Ini tisu," Mitsuki muncul dengan tisu dan omurice di tangannya.

Riku tertawa canggung. Dia mengelap mulutnya. "Terima kasih, Mitsuki,"

"Kau kaget? Nanase-san, jangan bilang kau lupa?" mata Iori memicing sangsi.

"Akhir-akhir ini banyak pekerjaan besar. Aku jadi melupakan hal-hal penting. Maaf," wajah Riku tampak tidak bersalah, dia bersenandung riang menggeser sarapannya lebih dekat. "Sudah perayaan tiga tahun, ya?"

Riku memasukkan satu sendok ke mulutnya. Dia bergumam riang. Iori jadi tidak bisa memarahinya. Yamato menyentuh rambut Riku pelan. Tersenyum lembut. "Aku juga lupa,"

Mitsuki langsung menyikut Yamato. Mendelik jengkel. "Kau ini leader. Setidaknya bersikap seperti leader,"

"Aku selalu melakukannya tiga tahun ini," sungut Yamato sambil duduk di sebelah Riku. Mata Yamato mengerling jahil ke arah Iori. "Apa kita bisa mendapat liburan setelah itu?"

Another Note [IDOLiSH7 Fanfiction: RESTART POiNTER] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang