Bagaimana Mereka Menjalaninya?

103 12 0
                                    

Kabar hiatus Nanase Riku langsung membuat heboh. Beberapa hari media terus membicarakannya. Belum lagi trending di media sosial yang dipenuhi namanya. Wartawan tidak bosan mendatangi kantor agensi selama dua minggu.

Staf dan anggota IDOLiSH7 cukup kewalahan, tapi lama kelamaan semuanya kembali terkendali. Tidak ada yang salah dengan hiatusnya Idol, karena masalah kesehatan. Awalnya banyak yang merasa khawatir, tapi penggemar bersikap sebaik mungkin untuk tidak membuat Riku kesulitan.

Setelah satu bulan yang melelahkan, mereka bisa bernapas lega. Hanya saya teror dari teman-teman mereka yang lebih menakutkan. Tidak mungkin mereka bisa bohong. Pengaruh Riku ternyata lebih berdampak pada teman-temannya.

"Tenn," panggilan Anesagi yang ke sekian akhirnya berhasil menarik perhatian si pemilik nama. Dia berdehem saat beberapa mata melihatnya dengan pandangan khawatir. "Maaf,"

"Ah, itu...," Anesagi kehilangan kata-kata yang sudah dia ucapkan sebelumnya. Dia prihatin melihat wajah Tenn yang berusaha terlihat baik-baik saja.

"Presiden Yaotome memutuskan untuk memberi kalian libur," kata Anesagi hati-hati.

"Libur?" ulang Tenn tak yakin. Dia melihat ke arah Gaku dan Ryuu kemudian menggeleng pelan. Menolak. "Sebentar lagi bulan November, itu waktu yang bagus untuk mengeluarkan musik baru,"

"Karena itu, Tenn. Kita tidak bisa melakukannya kalau kau terus teralihkan," Anesagi membuang napas berat. Sebenarnya tidak tega untuk mengatakan hal itu.

Wajah Tenn yang tenang berubah. Raut wajahnya menjadi berat. Dia menyandarkan tubuhnya ke sofa. Mengalihkan pandangan. "Aku akan berusaha lebih baik lagi,"

Anesagi baru saja akan berucap saat Gaku menyentuh tangannya. Memberi kode tanpa suara untuk meninggalkan mereka bertiga. Anesagi mengangguk dengan wajah yang masih keberatan. Dia meninggalkan ruangan.

"Tenn. Hanya sebentar. Tidak masalah untuk mengambil napas sebentar," kata Ryuu lembut. Matanya terlihat sedih memandangi punggung lemah Tenn.

"Aku tidak mau mengatakannya, tapi pekerjaan sempurnamu menjadi berantakan akhir-akhir ini. Kau sudah cukup berusaha di panggung, tapi masalahnya ada di mentalmu, Tenn,"

"Maksudmu aku gila?" Tenn memicing galak ke arah Gaku.

"Dari awal kau memang gila," balas Gaku sengit. "Maksudku adalah kau stres. Aku tahu banyak hal yang kau pikirkan tentang Nanase, tapi kau juga tidak mau menunjukkan sisi tidak kerenmu pada Nanase, bukan?"

Tenn membuang napas berat. Dia menutup matanya frustasi. Dia tidak akan mengelak kalau setiap saat dia hanya memikirkan Riku. Keadaannya. Keberadaannya. Alasan dia pergi. Dia berada di fase frustasi yang membuatnya tidak bisa berpikir apa-apa. Hanya ada perasaan berat yang menahannya.

"Tenn, kau pernah bilang kalau  terjadi sesuatu pada Riku-kun, kau pasti tidak bisa menahannya," Ryuu menyentuh lengan Tenn. "Tapi kau harus tetap kuat untuk menemukannya,"

"Aku tidak tahu lagi, Ryuu," Tenn berkata berat. Air matanya akhirnya jatuh melewati pipi mulusnya. "Aku rasa ini balasannya untukku,"

"Memangnya Riku-kun bisa melakukan hal itu?!" Ryuu menarik bahu Tenn dengan kuat. Tampak kecewa.

Mata basah Tenn membesar melihat kemarahan Ryuu. Dia menggeleng lemah. Riku tidak akan melakukannya. Adiknya baik hati.

"Aku tidak akan menagihnya, tapi kau bilang meski harus meminum air lumpur sekalipun kau akan bersamaku dan Ryuu. Jadi, jangan membiarkan dirimu menjadi lemah seperti ini," Gaku menepuk pucuk  kepala Tenn. Tersenyum lembut. "Aku tidak khawatir kau akan meninggalkan TRIGGER, tapi aku juga tidak mau kau menyiksa dirimu sendiri,"

Another Note [IDOLiSH7 Fanfiction: RESTART POiNTER] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang