•09•

22.2K 2.3K 43
                                    

Happy reading

Setelah kejadian tadi siang Aksa menyuruh mereka pulang lalu menyuruh Arka untuk mengantarkan Zella pulang, Setelah kembali Arka dan Revan langsung di sidang oleh Aksa.

"kalian bisa damai gak?" tanya Aksa.

"gak!" jawab keduanya kompak.

"sampai kapan? kalian saudara, gak baik musuhan" ucap Aksa.

"kita saudara tiri" ucap Revan.

"tapi tetep saudara kan?" ucap Aksa yang tak mendapat respon apapun dari keduanya.

"akar permasalahan kalian apa?" tanya Aksa.

"dia selalu nyari gara-gara sama gue bang" jawab Arka.

"bener Revan?" tanya Aksa menatap Revan yang diam tak menyangkal.

Revan tak menjawab dan terus bungkam dan hal itu membuat Aksa gemas sendiri, "Revan" panggil Aksa membuat Raven menatapnya.

"iya gue sering nyari gara-gara sama dia!" ucap Revan beranjak dari duduknya lalu melangkah pergi setelah mengucapkan itu.

"dia emang nyebelin bang " ucap Arka menatap kepergian Revan.

Aksa menghela nafas, sepertinya masalah utamanya ada pada Revan dan sekarang tugas Aksa untuk mencari tahu nya, Aksa mengalihkan pandangannya pada wajah Arka yang terlihat lebam di beberapa tempat.

"tunggu disini" ucap Aksa pada Arka lalu ia beranjak berdiri untuk mengambil kotak p3k.

Setelah mendapatkan kotak p3k, Aksa kembali lalu mulai mengobati luka lebam di wajah Arka dengan obat-obatan yang ia bawa.

"makasih bang" ucap Arka setelah Aksa selesai mengobatinya.

Aksa hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon, lalu membereskan kembali alat-alat yang ia pakai untuk mengobati Arka kedalam kotak p3k yang ia bawa, selesai membereskannya Aksa menatap Arka yang juga tengah menatapnya.

"sorry" ucap Aksa membuat Arka menatapnya bingung.

"untuk?" tanya Arka.

Aksa hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya membuat Arka semakin bingung.

"tidur, jangan begadang" ucap Aksa mengusap rambut Arka lalu melangkah pergi menuju kamarnya dengan membawa kembali kotak p3k yang tadi ia bawa.

Aksa terbangun di tengah malam karna merasa perutnya sakit, Aksa mencari obat yang ia beli di apotik tempo hari setelah menemukannya Aksa harus mengambil air putih untuk memudahkannya meminum obat, Aksa bukanlah orang yang bisa meminum obat tanpa air, di kamarnya tidak ada air minum dan dengan terpaksa ia harus ke dapur, Aksa menghentikan langkahnya saat melewati kamar Revan yang pintunya sedikit terbuka juga lampunya yang masih menyala.

"dia belum tidur?" batin Aksa melangkah mendekat berniat menegurnya, namun baru saja Aksa memegang gagang pintu suara seseorang di telepon membuat pergerakannya terhenti.

"Revan lagi-lagi kamu malu-maluin ayah, nilai ulangan harian kamu kenapa merah? dan kemarin ayah dapat laporan kamu bolos"

Aksandra Kafeel A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang