3 Undangan Perlelangan

483 122 4
                                    

Baca cepat di Karyakarsa Aqiladyna ketik nama pena Aqiladyna atau judul cerita.

https://karyakarsa.com/Aqiladyna/raha-part-34

Happy reading! 5.3.2024

Raha Bulrey duduk di kursi di ruang kerjanya menghadap meja menatap tajam pada udara setelah ia mendapatkan kabar dari orang kepercayaannya—Hadwin tentang undangan pelelangan perhiasan antik yang seharusnya dihadirinya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Raha Bulrey duduk di kursi di ruang kerjanya menghadap meja menatap tajam pada udara setelah ia mendapatkan kabar dari orang kepercayaannya—Hadwin tentang undangan pelelangan perhiasan antik yang seharusnya dihadirinya hari ini. Namun, undangan itu tidak pernah sampai ke tangannya, antara lain karena suaminya Matteo yang lebih dulu menerima undangan itu tanpa memberitahukan pada Raha, yang lebih menjengkelkan sekarang di tempat acara Matteo telah berhadir mengikuti pelelangan perhiasan antik itu.

Sudut bibir Raha melengkung sinis, sungguh ia telah muak dengan sikap Matteo yang bertindak sesuka hati, padahal lelaki itu tanpa keluarganya hanyalah segumpal sampah yang tak berharga yang bisa saja Raha singkirkan kapan pun ia inginkan.

Ya... kerajaan bisnis keluarga Wills hampir bangkrut ketika perjodohan dilaksanakan antara dirinya dan Matteo. Karena mendiang ayahnya terlalu mempercayai Matteo perjodohan bisnis tetap berlangsung. Raha hanya berusaha menjadi seorang putri tunggal yang berbakti disisa umur ayahnya, karena hanya Ayah yang ia punya di dunia ini sementara ibunya telah tewas dalam kecelakaan tunggal ketika ia berusia 6 tahun.

Usai pernikahan dirinya dan Matteo serta diserahkan beberapa tanggung jawab dan kedudukan, Matteo memang berperan sebagai pembisins yang handal, di tangan dingin lelaki itu perusahaan keluarga Wills mulai bangkit serta kerajaan bisnis keluarga Bulrey semakin jaya, dua perpaduan yang sangat sempurna, kerjasama yang sungguh saling menguntungkan. Namun sayangnya tidak dalam pernikahan. Hubungan suami istri yang hanya saling membutuhkan meski salah satu pihak berusaha berperan menjadi yang terbaik. Namun apa pun yang Raha lakukan sebagai istri tak akan pernah dianggap Matteo yang memandangnya sebelah mata. Terlebih sekarang di hati dan hidup suaminya ada wanita lain dan Raha tak akan pernah mempunyai tempat yang sepesial sampai kapan pun.

Ketukan dari luar menyentakan pikiran Raha yang menatap pada pintu itu yang terbuka menampakan kepala pelayan Matilda memberi hormat padanya.

"Nyonya pakaian anda sudah saya siapkan," kata Matilda sembari merunduk memberi hormat.

"Ya.. Terima kasih Matilda." Raha menggeser kursinya dan melangkah melewati Matilda.

"Apa anda akan tetap pergi Nyonya?" tanya Matilda yang mengetahui Raha akan menghadiri acara pelelangan perhiasan antik itu.

"Ya, kenapa?" tanya Raha menghentikan langkahnya menatap pada Matilda.

"Maaf Nyonya, tapi... tidakkah menjadi bahan gosip karena Tuan dan Nyonya datang tidak berbarengan?"
"Aku tidak peduli dengan gosip di luar sana," sahut Raha melanjutkan langkahnya menuju kamar pribadinya.

Sebuah blouse berwarna crem di padupadan rok span di bawah lutut berwarna coklat yang dilengkapi dengan jas crop berwarna senada yang dikenakan Raha. Rambut hitam panjangnya pun disanggul rapi dengan hiasan make up tegas dan corak warna lipstik maroon.

Raha meraih tas hitamnya meninggalkan kediaman rumah mewahnya dengan di antar supir pribadinya Azzo.

Selama di perjalanan tatapan Raha hanya berpusat keluar jendela kaca mobil hingga jarak tempuh 20 menit lamanya telah sampai di tempat acara.
Pintu mobil telah dibukakan Azzo. Raha keluar melangkah menuju gedung acara pelelangan dilangsungkan.

Langkah Raha semakin mendekat, ia mendengar jelas acara telah dimulai. Suara Matteo telah sampai di telinganya turut menaikan harga pelelangan.
Raha telah berdiri di ambang pintu menatap lekat pada perhiasan antik di dalam kotak kaca etalase yang sedang diperjuangkan untuk didapatkan para pengusaha.
"599 juta, ada yang mau menaikan harganya lagi?"
Semua yang hadir hening. Raha melirik ke arah Matteo yang tersenyum menatap pada seorang wanita muda berwajah cantik. Ya Rupanya Matteo tidaklah sendiri melainkan bersama pelacur kecilnya. Mungkin Matteo ingin memberikan perhiasan itu untuk pelacur itu, buktinya nampak jelas raut wajah si pelacur itu sangat bersemangat.

"700 juta!" kata Raha lantang mengejutkan para yang hadir kini menatap ke arahnya begitu pun Matteo yang seketika pias baru menyadari kedatangan istrinya.
Para yang hadir pun saling berbisik, tatapan mereka berpusat pada Raha dan Matteo saling bergantian.

"700 juta pertama! 700 juta kedua..."

"895 juta!"

Seseorang memberikan harga lebih fantastis. Raha hanya menunggu kalau Matteo yang memberikan harga tertinggi mungkin ia akan semakin gila menambah harganya tapi tidak orang lain. Raha tidak peduli kalung itu jatuh ke tangan orang lain.

"895 juta terjual!"

Tepuk tangan mengisi ruangan itu dengan meriah karena terjualnya kalung antik yang kini dimiliki seorang pengusaha.

Matteo beranjak dari tempat duduknya melangkah mendekati Raha. Tangannya meraih tangan Raha menarik wanita itu pergi dari acara pelelangan. Sementara dari kejauhan di kursinya seorang wanita muda menatap kesal kepergian Matteo dengan Raha.

***
"Apa yang kamu lakukan di sini?!" tanya Matteo ketika mereka sudah berada di ruangan yang sepi. Matteo menatap tajam pada Raha yang memberikan ekspresi datarnya.

"Kenapa? memang aku tidak boleh berada di sini?"
"Raha, apa kamu tidak sadar barusan kamu mempermalukan aku!"

"Bagian mana aku telah mempermalukanmu Matteo?" desis Raha mengangkat salah satu satu alisnya.

"Sial!" Matteo mencengkram bahu Raha dengan napas yang tak beraturan. "Seharusnya aku sudah memiliki perhiasan itu tapi kamu datang merusaknya. Orang-orang di sana pasti bertanya-tanya kita suami istri malah datang terpisah dan ikut menaruh harga berbeda."

Raha menyeringai, menepis tangan Matteo dari bahunya.
"Kamu peduli dengan omongan negatif mereka, tapi sikap kamu sendiri yang memulai hal ini Matteo. Kenapa kamu tidak menyampaikan undangan acara pelelangan ini padahal jelas undangan ditunjukan untuk perusahaan dari keluargaku yang aku sendiri sebagai wakilnya."

Matteo terlihat salah tingkah, wajahnya nampak pasi sembari berdecak.

"Aku sebenarnya ingin menyampaikannya padamu dan berkenan datang bersama, tapi... aku pikir aku ingin memberikan kejutan."

"Kejutan?"

"Ya aku berencana menghadiahkan kalung yang kumenangkan di acara pelelangan untukmu. Sebentar lagi ulang tahun pernikahan kita kan." Sikap Matteo nampak melembut selangkah lebih maju mendekati Raha.
"Raha aku tahu hubungan kita memang sangat dingin, tapi bisakah kamu memberi aku waktu memperbaiki segalanya."

'Pembohong besar!' Hati Raha mengumpat, ia tahu Matteo berusaha memakai topeng kemunafikannya lagi hanya takut kemarahan Raha semakin memuncak.

"Sekarang kamu pulanglah dulu," bujuk Matteo.

"Kamu bisa tinggalkan aku."

"Ya baiklah, aku...ada keperluan lagi. Sampai jumpa di rumah." Matteo melangkah beranjak memasuki lift yang mengantarkannya ke lantai bawah.

Kini tinggal Raha sendirian dalam pikirannya, langkahnya mendekati jendela kaca, dari atas ia bisa melihat ke bawah pada keberadaan Matteo yang dihampiri seorang wanita, dan mereka berpelukan.

Manik mata Raha berkaca-kaca, ia memilih berbalik enggan terlalu lama menyaksikan kemesraan suaminya dengan wanita itu.

Raha memasuki lift memutuskan untuk pulang. Berendam air hangat atau menata bunga setidaknya akan mengurangi suasana hatinya yang buruk hari ini.

Tbc

RahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang