Pdf Raha bisa kalian beli di wa +62 895‑2600‑4971
Bisa diBaca lengkap di Karyakarsa Aqiladyna
4.10.2024
Byur!Air disiramkan ke wajah Hadwin yang terikat di kursi kayu. Sudah dua jam lamanya ia diinterogasi di tempat tertutup dengan cahaya temaram.
Awalnya ia baru pulang dari kantor menuju apartemennya, ketika sampai di kawasan parkiran beberapa anggota kepolisian menghampirinya dan melakukan penangkapan padanya atas tuduhan tidak berdasar. Dan sekarang ia mengalami penekanan dan intimidasi. Tidak hanya itu pukulan ia terima dari salah seorang anggota kepolisian yang saat ini berdiri angkuh di hadapannya.
"Anda masih belum mengakui di mana Nona Della berada Pak Hadwin?"
"Berapa kali aku harus katakan... aku tidak tahu apa pun dan aku tidak mengenalnya."
"Pendusta besar! kami baru saja menerima informasi. Anda dalang di balik penculikan Nona Della Valorie."
"Seharusnya kalian ada bukti sebelum bertindak, bahkan kalian melakukan penangkapan tanpa ada surat apa pun."
Bruk! tubuh Hadwin dihantam dengan tongkat besi hingga mengenai wajahnya, cairan kental keluar dari sudut bibirnya yang pecah mengeluarkan darah.
Hadwin mengerang kesakitan dengan napas yang terasa sesak."Masih tidak mengaku bedebah! katakan di mana Nona Della Valorie? atau Anda tidak akan pernah bisa keluar dari ruangan ini!"
"Bagaimana pun kamu memaksa, aku tidak tahu apa pun."
Tubuh Hadwin kembali dihantam hingga jatuh bersaman kursi didudukinya ke lantai yang dingin. Kesadarannya mulai hilang hanya tinggal sayup-sayup dari suara anggota kepolisian yang terus memaksanya bicara.***
Pagi sekali Raha bergegas pergi ke kantor kepolisian. Kedatangan menjadi pusat perhatian banyak orang terutama para anggota polisi. Raha berniat menemui kepala polisi yang berwenang, ketika ia mendapatkan izin ia memasuki ruangan dan menatap tajam pada lelaki berumur 50 tahun yang mengenakan seragam dan duduk di kursi."Nyonya Raha suatu kejutan anda datang ke kantor polisi ini," sambutnya ramah seraya berdiri.
"Aku datang sebagai jaminan, lepaskan Pak Hadwin," kata Raha tegas.
Kepala polisi itu tertawa seakan mengejek permintaan Raha.
"Tidak ada yang lucu Pak polisi. Atau anda ingin masuk media berita dengan kinerja anda bersama anggota anak buah anda yang melakukan penangkapan tanpa dilandasi hukum yang kuat. Ada sudah melanggar etika peraturan," desis Raha beradu pandang dengan kepala polisi itu yang berubah pucat.
"Maka aku telah bersedia menjadi jaminan. Cepat lepaskan anak buahku. Aku menunggunya di luar," tekan Raha sekali lagi.
Setelahnya Raha keluar dari ruangan kepala polisi, ia menunggu di luar dengan resah, langkah yang mendekat mengalihkan tatapannya tertuju pada Hadwin. Keadaan lelaki itu begitu malang. penuh luka dan bagian wajah yang membiru, dan pakaian lelaki itu kenakan pun basah dan lusuh. Raha segera mendekat merangkul Hadwin yang kesusahan untuk berjalan.