9 kejutan

324 105 1
                                    

Pdf Raha bisa kalian beli dengan harga promo terbatas 55k dari harga normal 85k di wa +62 822-1377-8824

Della valorie mengenakan gaun seksinya berwarna coral dengan punggung terbuka, rambut sebahunya dibiarkan terterai menampakkan aura nakal dan seksi, sebentar lagi kekasihnya Matteo akan menjemputnya, pasti Matteo akan terpana melihat penampilannya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Della valorie mengenakan gaun seksinya berwarna coral dengan punggung terbuka, rambut sebahunya dibiarkan terterai menampakkan aura nakal dan seksi, sebentar lagi kekasihnya Matteo akan menjemputnya, pasti Matteo akan terpana melihat penampilannya yang menantang tidak seperti—istrinya yang nampak anggun yang sama sekali tidak menunjukan sisi gairah. Wajar Matteo tidak pernah mencintai istrinya itu karena kalau dibandingkan dengan dirinya tentu Matteo akan memilihnya yang jauh lebih seksi dan muda.

"Sebentar lagi," gumam Della menyeringai menatap pantulan dirinya di cermin. Ia butuh sedikit waktu bersabar agar apa ia rencanakan berbuah manis.
Della mengusap perutnya yang masih rata, di dalam rahimnya kini bersemayam buah cintanya bersama Matteo yang tentu tidak bisa diberikan istri dari lelaki itu. Ya dia akan menjadi Nyonya di keluarga Wills yang akan memberikan garis keturunan yang membanggakan.
Della tidak sabar membayangkan kehancuran wanita itu kalau tahu ia lah akan menggeser kedudukan sebagai istri tidak hanya di hidup Matteo, tapi dasar hati Matteo.

'Ya Matteo hanya mencintaiku.' Namun, Della mengingat ketika waktu di pesta berlangsung ia memberitahukan kehamilannya ini pada Matteo tapi tanggapan lelaki itu begitu datar bahkan sampai detik ini Della belum mendengar respon bahagia Matteo tunjukan padanya. Maka dari itu malam ini Della ingin bertemu dan mereka harus bicara serius tentang masa depan mereka berdua. Matteo harus segera menikahinya dan menceraikan wanita itu. Maka kalau Matteo mengingkarinya Della tidak segan merusak reputasi nama baik lelaki itu ke muka publik.

Della menatap pada jam dinding yang telah menunjukan pukul 9 malam seharusnya Matteo telah sampai untuk menjemputnya. Della berdecak meraih ponselnya untuk menghubungi ponsel Matteo. Namun senyumnya merekah ketika menerima pesan masuk yang dikirimkan seseorang dari nomor kontak baru.

'Aku telah di bawah menunggumu, turunlah.'
Kening Della mengerut, tidak biasanya Matteo menggunakan nomor ponsel baru dan hanya menunggu di bawah tanpa menghampirinya di unit apartemen.
"Ck... ada apa dengan dia sih?"

Della pun membalas pesan dari kekasihnya itu.
'Kenapa kamu tidak naik saja untuk menjemputku dan nomor ini milik siapa?'

'Nomor baruku. Aku mempunyai kejutan untukmu.'
Della semakin penasaran, kejutan apa yang sebenarnya Matteo berikan untuknya. Ah kekasihnya itu memang sering memberikan kejutan romantis dan kali ini Della yakin akan lebih romatis karena Della telah mengandung darah daging lelaki itu.

'Baiklah sayang aku akan turun.'

Della pun merapikan penampilannya sekali lagi, kemudian meraih tas kecilnya dari atas meja lalu melangkah meninggalkan unit apartemennya.
Della memasuki lift menuju lantai dasar, tidak lama lift berdenting ia turun menuju lobby apartemen. Senyumnya merekah ketika tatapannya mengarah ke luar lobby—di sana mobil Matteo bertahan.

Della bergegas menghampiri, membuka pintu mobil dan duduk. Mobil pun mulai berjalan meninggalkan kawasan apartemen.

"Kejutan apa yang kamu ingin berikan padaku?" Della menoleh ke samping pada lelaki yang fokus menyetir mobil. Namun wajah Della seketika pias menemukan seringaian di sudut bibir lelaki itu. Della berusaha membuka pintu mobil yang melaju semakin cepat.
"Buka pintunya!" jerit Della sembari mengedor kaca mobil. Namun ketika mobil berderit mengakibatkan benturan keras di kepalanya ke kaca mobil. Della meringis menyentuh pelipisnya yang mengeluarkan darah, pandangannya berbayang mengamati sosok lelaki itu yang merapat padanya lalu membekap mulutnya dengan saputangan membuat pandangan Della semakin meredup dan wanita itu telah kehilangan kesadaran.

***
Mobil Matteo baru berhenti di parkiran gedung apartemen. Sesaat ia bergeming terlalu lelah dengan apa yang menimpanya. Saat ini ia butuh ketenangan. Namun Matteo sadar ia tidak bisa lari dari kenyataan.
Matteo pun keluar melangkah menuju gedung apartemen. Memasuki lift yang mengantarkannya ke lantai atas di mana unit apartemen kekasihnya Della tinggal.
Ya meski ia terlambat satu jam setidaknya ia berusaha menempati janji dan pastinya kekasihnya akan marah padanya karena dianggap lalai tanpa tahu beban apa yang Matteo tanggung.

Lift berdenting terbuka Matteo melanjutkan langkahnya dan berhenti di depan pintu unit apartemen, ia memencet bel berapa kali. Namun sama sekali tidak dibukakan penghuninya.

"Apa dia benar-benar marah padaku?" gumam Matteo merogoh saku di balik jasnya untuk meraih ponselnya. Namun sialnya ia melupakan benda pipih itu. Matteo merogoh saku celananya juga dan hasilnya tetap sama ponselnya tidak bersamanya dan ia yakini tertinggal di apartemennya. Matteo berdecak kenapa bisa ia melupakan benda paling penting itu, ia mengeluarkan access card dari dompetnya, untungnya ia memiliki akses memasuki apartemen Della karena awalnya apartemen ini adalah hadiah darinya.

"Sayang aku sudah datang!" panggil Matteo melangkah masuk lalu menutup pintunya. "Jangan marah padaku dong sayang, maaf aku sedikit terlambat!" seru Matteo menuju pintu kamar Della, menyentuh handlenya lalu memutarnya.

"Kamu di dalam?" Kening Matteo mengerut ketika melebarkan pintunya memperhatikan sekeliling kamar yang sepi tidak ada tanda-tanda keberadaan Della, ia pun memeriksa setiap sudut ruangan di apartemen. Namun Della tidak ditemukan.

"Ke mana kamu Della?" gumam Matteo heran, padahal mereka memiliki janji akan pergi bersama.

Matteo mendengkus terdiam dalam pikiran kusutnya, pandangannya mengarah pada telepon di atas meja. Ia pun segera melangkah mendekat—meraih gagang telepon menghubungi nomor ponsel Della. Sampai panggilan ketiga kalinya Della sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Namun Matteo masih berusaha menghubungi dan sialnya panggilan terakhir ponsel Della tidak aktif.

"Apa kamu memang benar marah padaku?" gumam Matteo bertanya.

Baiklah mungkin saat ini Della ingin sendiri dalam kemarahan padanya karena memang setelah wanita itu mengungkapkan kehamilan padanya Matteo belum sama sekali menemui Della kembali. Bukan karena Matteo menghindar, selain pekerjaannya yang padat dan juga masalah seketika bergelinding menghantamnya. Kedudukannya telah tergeser, ia diperlakukan istrinya seperti sampah. Sekarang yang Matteo bisa lakukan ialah memperbaiki keadaan makanya ia pun perlu bicara dengan Della agar kekasihnya itu lebih sedikit bersabar.
Matteo pun memutuskan meninggalkan apartemen kekasihnya itu, mungkin besok ia akan kembali dan berusaha membujuk Della untuk bisa mengerti dirinya.
Matteo keluar dari gedung apartemen memasuki mobilnya. Ia bersandar di kursi memejamkan matanya sejenak seraya memijat keningnya.

"Aku harus berhasil merayunya," gumam Matteo mengingat istrinya Raha yang telah murka dengannya tanpa tahu sebabnya. Namun Matteo berkeyakinan hubungan asmara gelapnyalah bersama Della telah terendus Raha.

Matteo mendengkus seraya menjalankan mobilnya. Malam ini ia akan pulang ke apartemen sembari memikirkan rencana awal untuk memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur kacau balau. Tentunya Matteo tidak ingin rugi dalam kemarahan istrinya itu. Kedudukan harus kembali padanya dan kepercayaan harus didapatkannya lagi meski butuh extra sabar meluluhkan hati seorang Raha Bulrey. Karena Matteo tahu watak keras dari wanita itu yang tak bisa luluh hanya karena rayuan.

Tbc

RahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang