05. Ruang Dance

481 64 2
                                    

Manager Ni-Ki menatap galak anak manis yang tidak suka dikatakan lucu itu. Ni-Ki baru sampai di agensi hampir tengah hari di saat mereka memiliki janji pukul 9.

"Dari mana?" tanya Manager, mencoba untuk tegas namun tidak sampai mengintimidasi.

"Hanya jalan-jalan," jawab Ni-Ki seadanya.

Manager menghembuskan nafasnya lelah. "Lain kali izin dulu, kami panik mencari kau," nasihatnya.

Ni-Ki mengangguk saja. Pemuda berdarah jepang itu masuk ke ruang dance, Ni-Ki sedang mempersiapkan album solonya. Tetapi tidak juga selesai karena masalah bocah empat tahun dalam dirinya.

Ni-Ki meminta waktu tiga puluh menit untuk menyendiri, lagi. Selalu seperti ini setelah Kiki mengambil alih.

Ni-Ki mengunci ruang dance dari dalam. Benar-benar ingin sendiri.

Ni-Ki memasang headphone di telinganya, memutar lagu baru miliknya sendiri dan mulai menari mengikuti alunan nada yang terdengar.

Ni-Ki memejamkan netra kecokelatan miliknya. Lengan, kaki, tubuhnya bergerak seirama dengan musik yang memenuhi kepalanya.

Lagu kali ini, sangat diluar zona nyamannya. Ni-Ki yang dikenal dengan image bad boy, atau pemuda dengan lagu-lagu up beat kini mengeluarkan single dengan jenis mellow.

Sebuah lagu patah hati yang dituliskan Jay setelah mendengar curhatan Ni-Ki mengenai seberapa terbebani pemuda ini akan kehadiran sosok lain dalam tubuhnya.

Sebuah lagu yang menceritakan seseorang yang kehilangan jati diri. Seorang yang kehilangan hak atas tubuhnya sendiri.

Heeseung membantu memproduksi lagu ini, dari yang hanya lirik dan nada menebak-nebak, menjadi sebuah lagu utuh.

Dua tahun semenjak lagu ini dibuat, dan Ni-Ki baru menyetujui untuk dirilis bersamaan dengan lagu-lagu lainnya dalam satu album penuh.

"Kiki itu imut, Ni-Ki."

"Jangan membencinya."

"Kiki sangat manis. Lebih manis dari Ni-Ki, hehe. Hyung bercanda Ni-Ki!"

Ni-Ki membuka matanya. Netra tajam itu langsung berhadapan dengan cermin yang memantulkan seluruh tubuh jangkungnya.

Ni-Ki berdiri tegak, ketika lagu semakin meninggi, entah kenapa emosinya ikut naik. Satu tarikan nada paling tinggi yang dimilikinya terdengar, Ni-Ki melepas headphone-nya dengan kasar dan melempar benda itu ke lantai dengan keras.

Bersamaan dengan headphone, ponsel yang tersambung dengan benda itu ikut melompat dari saku celana training Ni-Ki.

"AARRGG!!"

Ni-Ki menendang benda itu hingga mengenai cermin. Untung saja tidak sampai membuatnya pecah.

Ni-Ki berlari ke pojok ruangan, melempar gelas-gelas kertas minuman. Ni-Ki menjerit untuk kesekian kalinya.

Rasanya sesak hingga sulit bernafas. Kiki benar-benar bocah sialan. Dia menghancurkan kehidupan damainya selama dua puluh tahun.

Ni-Ki menonjok dinding keras di depannya. Berbarengan dengan emosinya yang kian tinggi, air matanya deras mengalir.

"Aku mohon, pergilah," lirih Ni-Ki.

Ni-Ki duduk bersandar di sudut ruangan. Memeluk lututnya, sendirian. Menangis dan hanya bisa menangisi kehidupannya kini. Dengan si bocah empat tahun.

Berbagi tubuh.

Di luar sana, Manager dan staf terus memanggil, menyerukan nama satu-satunya member Enhypen yang sedang mengamuk di dalam ruangan.

100 DAYS OF ••• | NI-KI ft. TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang