18. Kai Sadar?

434 50 8
                                    

Ni-Ki menatap dirinya sendiri di cermin full body yang ada di depannya. Posisinya, duduk dengan kaki yang diluruskan. Punggung lebar Ni-Ki bersandar pada lemari di belakangnya yang sebagian pintunya sengaja dibuka.

Ni-Ki tidak berada di dorm TXT atau pun salah satu ruangan di agensinya. Lalu dimana Ni-Ki?

Sudah dua jam sejak Ni-Ki menumpahkan semua uneg-unegnya kepada para petinggi agensi di ruang dance tadi, Ni-Ki memilih melarikan diri ke dorm Enhypen.

Tanpa memberitahu siapapun, tapi pasti akan segera ditemukan.

Ni-Ki menghembuskan nafas panjang ketika melirik lagi ke arah ponsel yang sudah hancur berantakan karena dia banting satu jam lalu. Orang-orang terus menelepon dan mengiriminya pesan, membuat ponsel keluaran terbaru itu lag dan berisik.

Ni-Ki yang tidak dalam keadaan tenang itu semakin naik pitam. Jadilah ponsel itu ia lempar dengan sangat keras ke sudut ruangan berhias itu.

Ni-Ki menghirup dalam-dalam aroma pakaian semua Hyung-nya. Perasaan rancu yang berada dalam hati dan kepalanya sedikit memudar.

Biasanya, ketika mereka masih dalam keadaan lengkap, member akan memeluk Ni-Ki, aroma khas dari mereka yang membuat Ni-Ki tenang.

Ni-Ki bangkit dengan bertumpu pada gagang pintu lemari. Kakinya lemas seperti jelly, wajahnya bengkak dan banyak terdapat bekas air mata.

Ni-Ki mengambil masing-masing satu kaos milik enam Hyung-nya, dibawa lah ke kamar tidur milik Sunoo. Ni-Ki berbaring di atasnya, memeluk enam kaos beraroma khas itu dengan erat.

Miris.

Di situasi lain, Manager Ni-Ki dan member TXT kebingungan setelah tidak mendapati pemuda berkebangsaan Jepang itu di dorm mereka.

Manager Ni-Ki tidak bisa langsung pergi tadi, Petinggi terus saja kukuh bahwa tidak ada yang perlu dikonfirmasi atau diklarifikasi. Bahkan setelah melihat sendiri bagaimana kacaunya artis mereka dengan mata sendiri.

Keras kepala!

Manager Ni-Ki bahkan sampai menghilangkan rasa sopan santun terhadap yang lebih tua sekaligus atasannya. Memaki dua orang paling berkuasa di dua agensi itu dengan keras.

Bahkan Soobin yang merupakan salah satu orang paling sabar se agensi saja sampai ikut menyuarakan kekesalannya.

Soobin melirik Hueningkai yang duduk termenung di sebelahnya. Pemuda itu entah memang tidak peduli pada kondisi Ni-Ki atau memang hanya sedang banyak pikiran saja.

Sedari mendapati Ni-Ki lagi-lagi mengamuk di ruang dance, Hueningkai tampak terus diam. Soobin berasumsi, Kai tidak peduli. Hanya itu kemungkinan paling dekatnya.

Apa yang dia harapkan dari Kai yang bahkan sejak awal tidak suka keberadaan Ni-Ki di sekeliling mereka. Kai memang merasa tersaingi, wajar. Tetapi perlakuan acuh juga kasar selama kurang lebih satu bulan ini tidak dapat dimaklumi.

Hueningkai bangkit dari tempat duduknya, memilih masuk ke dalam kamar. Melanjutkan acara termenung nya sendirian.

Kai merasa..

Kasihan.

Melihat Ni-Ki yang mengamuk dan menangis meraung kesekian kalinya. Menimbulkan secercah perasaan iba, kasihan, ikut bersimpati.

Entah angin dari mana, tetapi ketika Ni-Ki akhirnya tidak menggeleng ketika ditanyai apakah Kai jahat oleh Taehyun,

Mungkin yang lain tidak begitu memerhatikan, tetapi Kai melihat dengan kedua netra kembarnya sendiri.

Bahwasanya Ni-Ki secara tidak langsung mengiyakan bahwa Hueningkai bukan orang baik dalam keberadaannya di kehidupan Ni-Ki selama beberapa minggu ini.

Kai mulai merenungi lebih jauh perilakunya akhir-akhir ini. Sangat keras kepala, bicara kasar lebih banyak, menatap sinis hampir semua orang yang dia temui.

100 DAYS OF ••• | NI-KI ft. TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang