07. Baby Ikie

516 60 0
                                    

Ni-Ki membuka jaket berwarna abu-abu yang dia gunakan sedari dorm TXT. Kali ini dia benar-benar pergi setelah dijemput Manager dan staf.

Pemuda itu mulai menari sesaat setelah musik dinyalakan Guru dance. Wanita di depannya terus memberikan instruksi dengan hitungan dan nada random.

Ni-Ki menyibukkan diri dengan berbagai latihan dan olahraga di gym. Mencoba menghalau rasa kesepian yang nyaris setiap waktu kosong muncul.

Setelah hampir 3 jam berlatih, Ni-Ki mengambil jeda untuk setidaknya makan buah. Ni-Ki mengambil buah pisang yang selalu disediakan di ruang dance tersebut.

Berdiri di pojok ruangan sembari mengupas kulit pisang di tangannya. Ni-Ki memerhatikan ruangan luas yang saat ini hanya dihuni oleh tubuhnya. Terasa sangat kosong.

"Tanpa kalian, ternyata seberat ini Hyung," gumam Ni-Ki.

Pemuda itu mulai memakan pisang yang sudah dikupas. Ni-Ki menggigit kecil buah tersebut lalu mengunyahnya pelan dan lama. Terus seperti itu hingga buah itu habis.

Ni-Ki membuah sampah kulit pisangnya. Ni-Ki mengambil air, meneguknya beberapa kali sampai benar-benar habis.

"Kalian menyebalkan. Aku tidak ingin main game ini lagi.."

"Kau akan merindukan kami jika kami sudah pergi, Ki. Nikmati saja.."

"Berhenti membuatku kesal Hyung!"

"Kita sama saja. Tidak usah dramatis seperti itu, Ki.."

Ni-Ki tersenyum mengingat bagaimana hangatnya ruangan ini satu tahun lalu. Sebelum satu persatu di antara Hyung-nya pergi menjalankan kewajiban mereka sebagai warga negara Korea.

Ni-Ki berjalan mendekati lemari tinggi di sebelah dispenser air. Membuka pintu lemari itu pelan, menemukan banyak sekali alat permainan, mukai dari bola sepak, bola basket, bola baseball dan tongkatnya, dan masih banyak lagi.

Ni-Ki menyentuh bola sepak yang sudah tidak bulat sempurna, saking seringnya mereka memainkan benda itu.

"Ni-Ki ingin main bola?" tanya seseorang, membuat Ni-Ki terkejut dan menjatuhkan bola itu ke lantai.

Ni-Ki menemukan Manager-nya yang sedang berdiri memerhatikan dirinya. Ni-Ki menunduk, memandang bola sepak yang menggelinding menjauh. Pemuda itu mengangguk kecil.

Manager-nim memanggil Manager lain dan staf untuk ikut bermain. Membiarkan Ni-Ki kesepian adalah kesalahan, itu bisa memicu stress yang lebih tinggi.

Dan kemunculan Kiki adalah hal paling tidak menguntungkan bagi siapapun. Bocah itu memang imut dan menyenangkan, tapi merupakan masalah.

Ni-Ki tertawa sangat keras melihat salah sati staf kehilangan keseimbangan dan terjatuh -tidak begitu keras dan tidak mengkhawatirkan-. Ni-Ki membatu staf itu berdiri setelah puas tertawa.

Mereka terus bermain bola sampai Ni-Ki memiliki poin 2 dari gol dan gol bunuh diri tim lawan. Ni-Ki izin ke kamar mandi untuk mengganti pakaian karena yang saat ini ia gunakan penuh oleh keringat.

Ni-Ki bertemu teman-teman idol pria lainnya di kamar mandi. Mereka mengobrol dengan akrab. Hari ini, menyenangkan untuk Ni-Ki.

Ni-Ki kembali melanjutkan aktivitasnya, sekarang pemuda itu berada rekaman, tepatnya untuk evaluasi terakhir album solonya yang akan segera keluar.

Ni-Ki tidak sabar menantikan album itu keluar. Dia bekerja keras untuk proyek ini, sangat keras. Walaupun tanpa ditemani Hyung lainnya. Tapi tidak masalah, para penggemar pasti jiga excited dengan kabar ini.

Berbagai jadwal pre-rilis sudah dilakukan sekitar tiga minggu ke belakang.

Ni-Ki terus diwanti-wanti agar menjaga pikirannya. Meditasi adalah salah satu cara yang diterapkan agensi untuk Ni-Ki, agar mengurangi kadar stress yang dilalui Ni-Ki.

Kiki tidak boleh muncul dalam waktu dekat, karena mereka akan melakukan pers di depan media untuk perilisan album Ni-Ki dalam minggu ini.

Setelah latihan terakhir ini, Ni-Ki akan dirumahkan. Diberi asupan buku-buku yang disarankan psikologi dan melakukan banyak meditasi.

Album yang sangat dinantikan penggemar ini harus benar-benar sukses.

"Ingat, jika ada sesuatu segera beritahu kami, mengerti?" ingat Manager yang saat ini duduk di kursi sebelah Ni-Ki.

Mereka dalam perjalanan pulang menuju dorm TXT. Di pangkuan Ni-Ki sudah terdapat lebih dari 10 buku untuk dibaca sampai pers dilakukan dan albumnya rilis.

Hari masih sore. Masih sangat dini untuk pulang bekerja, namun atas berbagai pertimbangan, ini yang terbaik.

Manager dan staf segera kembali ke kantor karena pekerjaan mereka belum selesai. Sementara Ni-Ki sudah masuk ke kamar sementaranya di dorm TXT. Ni-Ki menyimpan buku-buku yang ia bawa di nakas sebelah ranjang.

Pemuda kelahiran 2005 itu membersihkan dirinya lebih dulu, baru setelahnya mengambil salah satu buku paling menarik dari tumpukan buku tadi.

Ni-Ki membuka plastik pembungkus buku itu perlahan. Sangat nyaman dilakukan. Ni-Ki membuka satu halaman, membuka lagi satu halaman setelah selesai dibaca tuntas.

Ni-Ki bersandar nyaman di kepala ranjang, setengah tubuhnya masuk ke dalam selimut, serta satu boneka bebek milik Hueningkai di pangkuannya.

Boneka milik Hueningkai?

Ni-Ki menutup bukunya. Memandang boneka bebek imut dalam pangkuannya menjadi kegiatan yang lebih menarik sekarang. Hueningkai, atau Kai adalah orang yang baik dan hangat sebelum mereka tinggal satu atap.

Senyuman sehangat musim semi milik pemuda yang tiga tahun lebih tua darinya itu sudah tidak pernah ditemukan lagi oleh Ni-Ki. Yang tersisa hanyalah tatapan sinis dan wajah dinginnya saja.

Apa, Ni-Ki se mengganggu itu, ya, di sini?

Ni-Ki menggeleng, baru beberapa menit lalu pemuda itu menenangkan diri dengan membaca buku, sekarang kembali memikirkan hal yang tidak seharusnya.

Ni-Ki tidak boleh mengacaukan solo albumnya sendiri. Ni-Ki bangkit, berjalan menuju dapur untuk menyeduh sebuah teh hijau, atau teh apapun yang masih tersedia di dapur.

Ni-Ki mencicipi teh buatannya. Tidak terlalu buruk, walau tidak sebaik teh buatan Jay atau Jake Hyung-nya di dorm.

Tuh 'kan, Ni-Ki merindukan Hyung-nya lagi.

Ni-Ki meletakkan gelas berisi teh buatannya di meja ruang tengah yang sepi, yang lain belum pulang di jam seperti ini. Ni-Ki mengambil buku yang baru ia baca 11 halaman dari kamar.

Duduk tenang dengan segelas teh dan buku baik di ruangan yang sangat tenang. Instrumen lembut diputar Ni-Ki agar lebih cocok dengan suasana sekarang.

Pikiran Ni-Ki semakin tenang. Ini bagus, seperti ini setiap hari pasti membantu. Namun bagaimana pun juga, Ni-Ki ini seorang idol, tidak mungkin bisa se santai ini sampai seterusnya.

Setelah album solonya rilis, Ni-Ki akan disibukan dengan promosi dan mungkin konser. Sudah direncanakan, namun entahlah, Ni-Ki belum mendapatkan informasi lebih lengkap.

Pemuda yang sedari dua jam lalu jatuh tertidur setelah lama membaca buku itu akhirnya terbangun dengan pandangan linglung.

Pemuda itu menoleh cepat ketika mendengar pintu dorm dibuka dari luar. Memunculkan pemuda lain dengan wajah lelah, pemuda dengan surai terang itu menatap bingung orang yang terus memandangnya dari kursi ruang tengah.

"Hyung! Cudah pulang?"


***
Loh, loh? Kok?
Ehehe..

















Bersambung...

100 DAYS OF ••• | NI-KI ft. TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang