09. Solo Album

440 52 0
                                    

Manager Ni-Ki memandang anak manisnya yang sedang duduk tenang di kursi dimana dirinya tengah didandani oleh stylist.

Ni-Ki menurut apapun yang diminta perempuan yang sedang mendandaninya itu. Ni-Ki menyempatkan diri membaca buku dan minum teh herbal. Pokoknya, hari ini harus rileks.

Manager tersenyum melihat Ni-Ki yang sangat tenang dan mampu menangani dirinya sendiri.

Hari ini, akan diadakan pers untuk perilisan solo album milik Ni-Ki setelah sekian lama.

Manager dipanggil salah satu staf di luar ruangan. Pria itu menghampiri orang yang memanggilnya, oh, staf tersebut memberi tahu bahwa acara akan dimulai setengah jam lagi. Para awak media sedang ditertibkan sekarang.

Soobin dan Yeonjun menghampiri Manager Ni-Ki yang baru saja akan masuk kembali ke dalam ruangan sebelumnya. Segera diurungkan ketika netranya menangkap dua manusia tinggi di hadapannya.

"Ada apa?" tanya Manager Ni-Ki, memulai.

Soobin dan Yeonjun menggeleng, memberi arti bahwa tidak ada hal yang sangat mendesak. Memang tidak, Soobin dan Yeonjun datang hanya untuk memberi semangat kepada Ni-Ki menggantikan Hyung Enhypen-nya.

"Riki baik-baik saja?" tanya Yeonjun. Manager Ni-Ki mengangguk dengan wajah sumringah yang mudah terbaca.

"Syukurlah, kami sempat takut Riki tidak sembuh dalam waktu cepat, Hyung-nim." Yeonjun menghela nafas lega.

Yang mana hal itu justru mengundang kerutan di dahi Manager Ni-Ki. Apa yang perlu ditakutkan? Ni-Ki baik-baik saja sejauh yang dia lihat.

"Sembuh? Maksudmu?" tanya Manager Ni-Ki, meminta penjelasan lebih detail. Kepalanya miring, penuh tekanan.

Soobin membasahi bibirnya yang tiba-tiba terasa kering karena gugup. Pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sebenarnya, Riki sempat kambuh ke mode Kiki. Sekitar tiga hari, syukurlah masih ada waktu dua hari sebelum acara ini diadakan," jelas Soobin dengan agak bergetar, gugup.

Manager Ni-Ki melirik ke dalam ruangan, Ni-Ki sudah selesai didandani. Tinggal naik ke atas panggung. Jadi, anak itu sempat kambuh?

"Apakah merepotkan?" tanya Manager Ni-Ki, meski masih agak bingung.

"Tidak. Justru sangat anteng, Riki menempel dengan Kai selama tiga hari itu. Kami juga tidak tahu kenapa, tetapi Kiki selalu bilang Kai hangat untuk dipeluk, makanya dia menempel. Entahlah.." balas Yeonjun yang turut serta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

Manager tersenyum membayangkan si bocah empat tahun yang menempel pada orang yang sedang tidak menyukai jiwa dewasanya. "Oh, itu bagus. Apa Kai merasa terganggu?"

Yeonjun cengengesan. "Dari wajahnya, jelas Kai tidak suka. Tapi kami terus meminta Kai menerima Kiki karena, ya, ini mendesak. Seperti itu Hyung-nim, dan Kai menerima Kiki yang terus menempel, ehehe.."

"Itu sangat lucu jika kau bisa melihatnya kemarin-kemarin," seru Yeonjun.

Manager menggeleng, mungkin, mungkin sangat lucu jika dia melihatnya, seperti yang dikatakan Yeonjun dan wajah Soobin menjelaskan bahwa Yeonjun tidak bohong akan seberapa lucu itu.

Yeonjun dan Soobin pamit untuk ke ruangan dimana acara pers akan diadakan. Manager masuk ke ruangan Ni-Ki berada, pemuda itu baru saja menandaskan teh herbal nya.

Manager mengintip ponselnya yang menampilkan sebuah room chat yang berisi 15 pesan tidak terbalas oleh tujuannya. Pantas saja, Ni-Ki tidak kunjung membalas pesannya kemarin-kemarin.

Ternyata Kiki mengambil alih tubuh anak itu. Tapi, terakhir kali, Ni-Ki baik-baik saja. Kenapa bisa kambuh, ya?

Manager memeluk Ni-Ki yang baru selesai berdoa. Pemuda itu sempat terkejut dibuatnya, namun Manager-nya itu hanya balas cengengesan.

100 DAYS OF ••• | NI-KI ft. TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang