14. Dorm

383 48 0
                                    

Ni-Ki membuka matanya setelah hampir satu jam tidak sadarkan diri. Pemuda itu mengusap kepalanya yang masih terasa berputar-putar.

Ni-Ki menatap sekeliling, bingung. Ada Manager dan dua staf yang menemani di ruang kesehatan kantor. Manager yang menyadari Ni-Ki sudah sadar segera mendekat.

Manager mengusap kepala Ni-Ki yang sedari tadi dipegangi empunya, pasti masih terasa pusing, tebaknya.

"Sudah lebih baik?" tanya salah satu staf yang juga mendekat.

Ni-Ki menatap dua orang paling dekat dengan posisinya, satu staf berada di dekat pintu terlihat sedang menelepon seseorang.

Dan Manager menurunkan tangannya ketika netra kembar milik pemuda Jepang di hadapannya menatap netra miliknya.

Netra yang sangat dia kenali itu..

"Ikie?" panggilnya, ragu. Staf di sebelahnya agak terkejut dan langsung menelisik lebih teliti bagian wajah Ni-Ki.

Benar, ini Kiki.

Kiki tersenyum cerah ketika dirinya dipanggil. Hah, anak itu kembali mengambil alih tubuh milik Ni-Ki. Tetapi siapa yang tidak menduga hal ini terjadi 'kan?

Di tengah masalah yang ada, pasti Ni-Ki merasa stress dan berakhir melemah hingga Kiki si bocah empat tahun ini akhirnya muncul.

Suasana ruang kesehatan milik kantor itu seketika hening.

"Hyung, Ikie ingin roti cokelat," pinta Kiki setelah cukup lama ruangan itu hening.

Manager mengangguk, pria itu keluar dari ruangan untuk membawa apa yang diinginkan bocah itu. Beserta beberapa makanan lain agar tidak perlu bolak-balik.

Dua staf agensi yang sedari tadi diam semakin diam. Menghadapi Kiki lebih sulit dibanding menghadapi Ni-Ki dewasa dengan segala akal usilnya.

Salah satu staf menyerahkan boneka kelinci kesayangan Kiki, bocah itu menerima benda itu dengan senang hati. Dan mulai fokus untuk memainkan boneka kesayangannya.

Satu staf yang sedari tadi tidak terdengar bicara meminta izin untuk ke toilet. Kiki memerhatikan staf yang pergi dari ruangan dengan raut wajah polos.

Satu staf yang tersisa berdiri ketika lima orang pemuda masuk tanpa aba-aba. Mungkin terlalu panik. Soobin sebagai orang pertama yang masuk membungkuk meminta maaf.

Staf tersebut izin keluar setelah ponsel miliknya berdering. Sudah ada lima member TXT, Kiki akan aman. Semoga.

Staf yang baru saja keluar, masuk kembali dengan hanya memunculkan kepalanya. "Dia Kiki," beritahunya.

Semua orang memasang wajah terkejut yang segera ditutupi dengan sempurna. Dengan wajah sama-sama bingung, enam orang pemuda itu malah terus saling menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kiki yang tidak nyaman ditatap demikian mulai menunjukkan reaksi akan menangis. Boneka di pangkuannya diremas, tidak suka.

Ayolah, setidaknya sapa dirinya.

Melihat Kiki yang semakin bergerak tidak nyaman, Hueningkai yang terakhir kali ditempeli disikut Yeonjun agar mendekat.

Mau tidak mau, Kai maju. Baru saja tangannya hendak meraih Kiki, bocah empat tahun itu memalingkan tubuhnya ke arah Soobin.

"Bin Hyung!!"

Soobin melangkah cepat. Memeluk bocah yang akhirnya tangisan bayinya pecah. Tubuh Kiki gemetar, seolah benar-benar ketakutan.

"Apa dia baru saja takut padaku?" tanya Hueningkai. Empat member lainnya menggeleng, bingung.

Kai menaikan pundaknya, tidak peduli lagi. Pemuda itu memilih untuk duduk di sofa yang ada. Meski agak merasa aneh melihat Kiki yang kembali asing padanya.

100 DAYS OF ••• | NI-KI ft. TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang