47. Varel Hilang

17.3K 1.8K 660
                                    

Haiii Readers Tercintaa ❤
Jangan lupa VOTE & KOMEN yang banyak yaa
Awas Typo !

Haiii Readers Tercintaa ❤Jangan lupa VOTE & KOMEN yang banyak yaa Awas Typo !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Previuosly

"Alan anak yang kuat. Dia sepertimu, El. Dia mampu menanggung beban seberat itu. Aku yakin, dia mengalami trauma yang cukup serius. Setelah dia sembuh, mari sembuhkan mentalnya perlahan. Aku akan menghubungi teman dekatku di Yunani. Dia seorang psikiater terkenal di sana. Bukan hanya Alan,"

Dylan menggantungkan ucapannya. Berbalik menatap Arthur "Tapi dirimu juga. Kalian harus mendapatkan perawatan. Dengar! Jangan beranggapan bahwa seseorang yang mengunjungi psikolog atau psikiater adalah orang yang menderita gangguan jiwa. Kalian bukan orang gila tentu saja. Cuma tidak ada salahnya membuat semuanya lebih baik. Aku akan bersamamu, bersama kalian," Dylan menarik kedua sudut bibirnya hingga melengkung membentuk senyum tulus.

🧸🧸🧸

Bagian 47

"Siapa yang mau tidur siang?!"

"Lellll!" Varel mengacungkan tangan tinggi-tinggi menjawab pertanyaan Varo.

Varo dan Vian tertawa bersamaan menghampiri Varel yang sudah mandi, menumpang di kamar mandi milik Ares. Untuk pakaian, James yang mengambilkannya di kamar Arthur. Tiga puluh menit yang lalu, James lewat di depan kamar Ares dengan langkah cepat seperti dikejar sesuatu. Mereka tentu heran tapi tidak bertanya lebih lanjut.

"Baiklah, karena Daddy sedang sakit, Varel akan tidur di siniiii. Benarkan Bang Ares?" Varo berucap sambil tersenyum manis.

Ares mengangguk kaku sambil memperhatikan Varel yang mengenakan piyama tidur kecil berwarna cokelat. Ada banyak gambar beruang disana.

"Yeayyy, bobo ciniii," Varel tersenyum lebar. Dia berlari kecil ke tempat tidur Ares kemudian merentangkan kedua tangannya ke udara meminta Ares untuk mengangkatnya naik ke atas.

"Bang Aleshh, Lel naik?" ujar Varel menggoyangkan kedua tangannya yang sudah sejak tadi terangkat.

Ares tampak bingung menanggapinya "Em, tidak bisa," ucapnya ragu sambil menggaruk sebelah pipinya yang tidak gatal.

"Napa ndak bica? Bang Lo biyang bobo cini?" Varel bertanya heran. Dahi kecilnya mengerut heran. Kepalanya menoleh ke samping dimana Vian dan Varo hanya memperhatikan interaksi mereka.

"Bang Lo, Bang Alesh biyang ndak bica. Lel bobo mana?"

Varo tertawa sambil memegang perutnya. Interaksi Ares dan Varel ternyata sangat lucu "Bukan tidak bisa tidur disitu tapi tidak bisa mengangkat tumbuh gembulmu itu,"

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang