CHAPTER 2

87 6 2
                                    

[ZERO]

DESTINY

Dalam setiap langkah kita, takdir mungkin bermain peran. Seperti halnya benang yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan. Terkadang, kita berpikir takdir telah menentukan jalur hidup.
_____________________


















Rin dipindahkan ke sekolah dasar yang sama dengan Ran pada semester kedua kelas empat, di SD itu Ran terkenal suka memukuli junior bahkan seniornya. Maka dari Ran yang membawa Rindo di depan umum, semua siswa menjadi gugup.

"Terakhir kali, dia memukuli seorang siswa sekolah menengah." Semua orang berbisik-bisik tentang kekacauan yang disebabkan Ran.

Tak sedikit yang khawatir Rin juga memiliki sifat seperti Ran, tapi para guru yang mengetahui adik Ran mengidap penyakit jiwa merasa sedikit beruntung Rindo tidak memiliki sisi kekerasan seperti kakaknya.

Puncaknya perubahan terbesar yang terjadi adalah Ran yang suka membuat onar berperilaku seperti kucing jinak di depan Rin. Ran selalu membawa Rindo bersamanya baik di kelas, perpustakaan maupun kantin. Saat jam istirahat pula, orang lain datang ke kelas dan berkenalan dengan Rin.

"Ternyata adik perempuan senpai Ran baik." Ucap seorang gadis yang baru saja berkenalan dengan Rindo.

Ran memperluas cakupan aktivitasnya ketika dia mulai bersekolah bersama Rin, karena ia ingin menunjukkan hal-hal baru kepada adiknya.

Setelah pulang sekolah....

"Bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat yang sedikit berbeda hari ini?" Ran menggandeng tangan Rindo dan pergi ke kota yang penuh dengan orang untuk bermain.

Keduanya memasuki gang yang sepi, bukan jalan ramai seperti biasanya.

"Rin~ Apa kamu pernah bertemu preman?" Tanya Ran.

"Tidak" Rin tersenyum dan menggeleng menanggapi pertanyaan Ran.

"Jadi tidak apa-apa kan kalau kita lewat gang itu."

Sekilas vision Rin yang memperlihatkan mereka di dalam gang tidak menunjukkan bahaya. "Tidak apa-apa Ni-chan"

Ran, sambil memegang erat tangan Rindo, mulai berlari menuju gang. Mereka berlari dengan ekspresi ceria melewati gang yang tertutup tanah dengan sampah bergelinding di lantai, gang itu sangat kotor.

Setelah berlarian beberapa saat keduanya perlahan berjalan terengah-engah, tanpa sadar suara benda tumpul terdengar di telinga mereka.

"Apa kamu dengar itu Rindo?"

"Ya. Sepertinya ada seseorang di sana."

Mereka yang tanpa basa-basi pun menghampiri sumber suara, apa yang dilihat Ran dan Rin tidak jauh dari apa yang mereka bayangkan. Seorang pria sedikit lebih tua menurut standar Ran sedang berlutut tanpa celana. Disana juga sekelompok siswa SMP berdiri di depan seorang lelaki tua itu.

"Mereka pasti preman"

Rindo yang penasaran akhirnya menunjuk kelompok remaja laki-laki itu. "Maksud kakak, orang yang berperilaku seperti itu adalah preman?"

Tanpa disadari salah satu kelompok mendengar suara Rindo.

"Oi siapa kalian!" Teriak satu orang dari kelompok itu.

"Apakah ada orang lain lagi disini?"

Setelah satu orang menyadarinya, orang lain berbondong-bondong mengepung Ran dan Rindo. Para siswa SMP yang melihat keduanya berpegangan tangan mulai bergumam.

ZERO (RINDOU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang