Prolog.

50 6 0
                                    

Kita bagaikan sepasang merpati, dengan sebelah sayap yang terkoyak. Bisakah kita kembali mengudara dengan kondisi yang sudah tidak sempurna?

"Kamu kenapa nangis?" Celetuk seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun, pada gadis kecil di sampingnya.

"Aku punya ice cream, kamu mau?" tawar anak itu lagi, tangannya terulur memberikan sebuah cup ice cream yang masih tersegel sempurna.

"Kata Mama aku kalau makan ice cream bisa bikin nggak sedih lagi, makanya ini aku kasihin ke kamu. Kamu mau?"

"Lora maunya brownies," sahut gadis itu dengan mata sembab dan ujung hidung yang sudah memerah.

"Ehhhhh, tapi aku nggak punya brownies," dengan muka penuh kebingungan.

"Yaudah deh ice cream aja nggak papa," jawab Lora, dia lantas tangannya menengadah untuk meminta barang yang sedang bocah laki-laki itu pegang.

"Lora kangen Bunda, Bunda kenapa di bawa sama mereka? Bunda Lora kenapa tangannya di iket?" Ocehnya tanpa sadar, sambil membuka cup bersuhu dingin yang baru saja di kasih lelaki asing di depannya.

★★★★★

Zielo{On-going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang