Neem Een Kijkje

177 8 0
                                    

✨ Happy Reading ✨

* 3 Bulan Sebelumnya *

Pagi itu Reen sudah siap untuk pergi ke sekolah melaksanakan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan), di penghujung semester terakhir ini Reen dan beberapa teman se kampusnya tengah melaksanakan program wajib pada jurusan program pendidikan. Pagi hari Reen sudah berada di sekolah sembari menunggu beberapa rekannya yang lain dan pergi ke ruang PPL yang telah disediakan oleh sekolah. Hampir sudah dua bulan Reen dan rekan yang lain melaksanakan PPL ini, menyenangkan sekali bisa mengajar di tempat ini, hangat dan terasa kekeluargaannya.

Saat menunggu teman yang lain Reen tengah asyik menggulir aplikasi video singkat yang terdapat pada ponselnya. Tak lama Eyza datang dengan semangat paginya. "Pagi Bu Reen" sapanya kali ini. Muhammad Faeyza Alarich, salah satu teman Reen yang cukup akrab dengannya semenjak pertama kali ditugaskan di sekolah ini, laki-laki berkacamata dengan wajah manis ini cukup banyak pengagumnya karena keramahan yang selalu ditebar oleh Eyza.

"Pagi juga Pak Eyza" balas Reen singkat sembari melanjutkan aktivitasnya.

"Bu Reen, Džara belum datang kah?" Tanya Eyza.

"Kayaknya udah deh, tapi langsung ke ruang piket, jadi gak mampir dulu ke ruang ini" jelas Reen dan ditimpali anggukan kepala dari Eyza.

Setelah kedatangan Eyza, datanglah teman-teman yang lainnya yaitu Rheva dan Zie. Selalu dan selalu setiap kedatangan makhluk hidup bernama Fonzie Mazen Raiden atau lebih dikenal Zie itu selalu datang dengan ciri khasnya menggerutu dan grasak-grusuk. Entah apa lagi masalah yang dihadapinya pagi ini. Dan memang biasanya Zie tidak pernah datang sendiri melainkan dua teman lain yang memang tengah tinggal di rumahnya Zie.

"Kenapa lagi sih Zie? Pagi-pagi muka udah kusut aja" tanya Reen.

"Gila!!! Kebayang gak gue se kesel apa ke mereka, lelet banget anjir lah. Gue udah siap ke sekolah, udah cakep, udah wangi, lah mereka? Baru pada bangun anjir, yang bener aja rugi dong! Yaudah gue tinggalin aja tuh dua bocah terus pergi sendiri" ya benar saja dugaan setiap batin yang ada di ruangan itu, Zie tengah kesal kepada 2 orang teman kita yang memang pada dasarnya selalu ada saja tingkahnya. Tidak bisa di pungkiri Muhammad Arshan Damar Fawzi dan juga Bhaskara Ifaaz sepertinya selalu menguji kesabaran Zie yang memang setipis tisu dibagi dua.

"Sabar Zie sabar, orang sabar pantatnya lebar" celetuk Rheva dengan senyum tak berdosa. Selalu saja ada bahasan dewasa dari mulut milik Rheva Idelia.

Reen menanggapi celetukan Rheva dengan tawa khasnya, dan tentu saja Eyza dengan kekehan ringan serta gelengan kepala. Manusia-manusia yang benar-benar random di pertemukan.

"Nah mulai nih mulai, udah ngebahas pantat sepagi ini" selalu saja dua manusia dengan pikiran kotor mereka.

"Udah dehh jangan mulai kalian berdua" ucap Reen menengahi mereka berdua yang sudah dipastikan pembahasannya akan berlanjut jika tidak dihentikan.

"Reen nanti temenin lah projek di kelas 10 ya ya ya?" Paksa Zie dengan nada memohonnya yang tentunya menyebalkan.

"Euuu... Gimana yaa" balas Reen jahil.

"Ayolah Bu Reen kan baik hati" puji Zie.

"Iya boleh Pak Zie sayang, di kelas 10-C kan jam terakhir?" Tanya Reen seraya bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan ruangan untuk mengajar ke kelas 10-I dan di timpali dengan anggukan kepala Zie dengan semangat.

"Ayoo!!! Semuanya ke kelas masing-masing, udah bel nih" perintah Reen yang langsung segera mereka laksanakan, jika tidak begitu sudah dipastikan Reen akan mengomel tiada habisnya.

Gewoon BegeleidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang