Onze Eerste Foto

158 8 0
                                    

✨ Happy Reading ✨

Setelah bertukar username Instagram sebelumnya dengan cepat lelaki itu ingin mengirim pesan kepada Reen dengan tidak sabar. 'Akhirnya! Akhirnya! Akhirnya' seru batinnya dengan penuh semangat. Sedangkan teman-temannya memandang bingung ke arahnya seolah bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya. Dan tak biasanya lelaki ini dapat tersenyum lama, ya bisa dibilang hal langka untuk mendapatkan momen seperti ini. 'Chat apa ya?' 'nanya hallo kah?' 'namanya siapa?' 'bakal aneh gak si' 'atau langsung panggil sayang aja gak sih?' batinnya benar-benar heboh dengan berbagai pilihan kata atau kalimat yang tepat untuk dikirimkan ke gadis satu ini.

"Dari tadi gue liat-liat lo senyum-senyum sendiri, serem anjir" ujar teman sebangkunya yang heran melihat tingkahnya.

"Diem, gue ada urusan penting ini" jawab lelaki itu dengan bola mata yang tak lepas dari layar ponselnya, benar-benar sudah hilang kendali sepertinya.

Lelaki itu masih saja memikirkan kalimat apa yang bisa ia ungkapkan sekarang kepada gadis itu, yang tak membuat dirinya terlihat aneh, yang tak membuat dirinya terlihat seperti laki-laki bodoh, tapi dia ingin sesuatu yang membuat dirinya terlihat mempesona meskipun sapaan pertama. Sesekali dia mengetik namun ia urungkan kembali niatnya dan hampir melakukannya selama setengah jam, tanpa harus tau apa yang akan dia ungkapkan dan tanpa progres apapun. Ia dengan tak sabar melempar ponselnya ke atas meja dan menjambak rambutnya sendiri setelah berhasil mengirim pesan kepada gadis yang sedari dulu sudah menjadi targetnya.

"Bro! Yang bener aja, apa sih? Tiba-tiba ngelempar ponsel kayak gitu, lo pikir itu bakwan apa?" Salah satu teman dari bangku belakang berseru saat kejadian dirinya melempar ponsel.

"Lo liat gak tingkah gue yang tadi minta username mahasiswa PPL yang depan kelas kita?" Tanyanya pada beberapa temannya itu.

"Ya lo pikir kita semua buta, ya lihat lah" geram temannya, yang sedari tadi asyik menyimak percakapan circle-an nya.

"Kalian pikir gimana? Gue kayak orang bego gak sih? Atau gimana pas tadi? Sikap gue gimana?" Tanyanya lagi dengan ekspresi tak menentu pada wajah rupawannya.

"Kayak orang tolol sih kalo kata gue" celetuk teman sebangkunya yang sepertinya sudah lelah dengan sikap lelaki disampingnya kini.

Mata tajamnya menyipit seperti hendak menerkam teman sebangkunya, sedangkan yang ditatap sudah kikuk takut terkena hantaman atau tinjuan dari lelaki kaku ini. "Hehe, gak kok bro, bercanda, tenang-tenang gak usah kaku gitu. Tadi aman kok ekspresi sama tingkah lo, cuma beda vibes nya aja, tadi euuu lebih sumringah dari biasanya" jelas temannya dengan ragu-ragu.

Sedangkan teman-temannya yang lain sudah harap-harap cemas takut ada adu otot, yang karena pada dasarnya lelaki ini kadang suka kalah dengan emosinya sendiri. Entah apa niat sebenernya temannya ini nekat untuk dekat dengan salah satu mahasiswa PPL yang berada di sekolahnya saat ini, jika di pikir lagi lelaki satu ini sangat anti untuk basa-basi seperti ini. Dan adapun yang terbersit dari pikiran salah satu temannya yaitu lelaki ini hanya sebatas penasaran dan hanya ingin main-main saja, tentunya tak ingin serius yang pasti hanya sebatas menemani rasa sepi dan menikmati waktu luang dengan cara yang seperti ini. Cukup bajingan namun memang seperti ini wataknya.

Pesan yang telah dikirim itu tak segera mendapatkan jawaban, lelaki itu cukup resah dengan kalimat yang dikirimnya tadi. Lelaki itu kembali mengecek namun masih dengan rasa kekecewaannya, gadis itu masih belum membaca ataupun membalas pesannya. Wajah masamnya sudah muncul ke permukaan, dengan sedikit memijit keningnya ia menghembuskan nafasnya berulang-ulang. Ia pun kembali mengecek ponselnya, masih tetap sama tak ada yang berubah sedikitpun. 'apa-apaan ini!' gerutu batinnya dengan penuh kekesalan, masih tak lepas dari layar ponselnya untuk menunggu jawaban yang di harap, tak lama guru untuk mata pelajaran berikutnya sudah datang ke kelas dan tentunya menunggu pesan itu harus dia kesampingkan terlebih dahulu.

Gewoon BegeleidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang