14. Kebetulan?

120 8 2
                                    

14. Kebetulan?

•••

"kebetulan? Semua yang terlihat kebetulan, akan berkaitan dengan apa yang kita rasakan,"
-Alsya Ziana Adeline-

•••

"Tapi kenapa kamu jadi menggantinya jadi Bian?" Sedari tadi, itu yang berputar di pikiran Seno.

"Karena..." Renzo menjeda ucapannya membuat Seno greget.

"Cari sensasi," lanjut Renzo membuat Seno menautkan kedua alisnya tanda semakin heran.

"Udah, kamu keliling sendiri saja! Saya mau pulang," cetusnya tanpa menunggu respon dari Seno. Renzo langsung pergi dari sana membuat Seno mau tidak mau mengikutinya seperti anak ayam.

"Kalo saya udah nikah, jangan ngintilin saya terus! Kasian istri saya nanti bisa cemburu," celetuk Renzo membuat Seno menghentikan langkahnya.

"Yaudah, saya keliling dulu," ucap Seno berbalik arah, membuat Renzo terkikik geli. Tapi kikikan itu terhenti karena ada santriwati yang berjalan terpesona karenanya.

Segara ia memasang wajah datarnya dengan tatapan tajam membuat mereka menundukkan kepalanya.

"Dasar anak zaman sekarang," gumam Renzo menggelengkan kepalanya.

Saat melewati rumah khusus untuk ustadzah, Renzo melihat Alsya yang sedang menyiram tanaman sambil bersenandung kecil.

"Assalamualaikum ustadzah," salam Renzo, entah itu sapaan atau godaan dari sang Renzo.

Alsya mendongak, seketika ia kembali terdiam. Kenapa ia tidak bisa biasa saja saat melihat Renzo? Kenapa? Padahal sudah hampir 7 tahun tidak bertemu, seharusnya mereka akan jadi orang asing yang akan kembali saling mengenal satu sama lain.

"Wa-waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, Ustadz." Alsya menjawab sambil menundukkan kepalanya lalu lanjut menyiram tanaman. Untung ia sedang memakai maskernya.

Renzo tersenyum tipis. "Apa masih ada waktu buat saya menjawab pertanyaan yang dulu kamu ucapkan?" Seketika itu juga Alsya menegang ditempat, mengapa mereka sama-sama tidak melupakan kejadian itu.

"Kalo mau, saya bisa jawab sekarang," lanjut Renzo saat tak mendapat tanggapan dan Alsya.

"Kalo memang bisa menjawab, datang ke rumah saya!" Setelah mengucapkan itu, Alsya buru-buru masuk kedalam rumah.

Sedangkan Renzo masih terdiam disana mencerna ucapan yang Alsya lontarkan. Apakah itu... Semacam kode?

Tak mau berlama-lama memikirkan itu. Renzo memilih melanjutkan perjalanannya.

•••

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh!" Pukul 08.00 pagi. Renzo sudah memasuki area kelas untuk mengajar. Jika dulu ia yang diajarkan, sekarang ia yang mengajarkan.

Riuh kelas langsung terhenti dan diganti dengan kekompakan menjawab salam.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh!" jawab mereka serentak.

Renzo berjalan kearah bangku yang berada didepan, dengan tatapan kosong, dan wajah yang datar, tidak ada senyuman. Membuat para santri yang ingin bertanya pun tidak berani.

Married With Him (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang