18. Batal?
•••
Satu hari setelah kejadian dimana Alsya menerima pinangan dari Renzo, sampai saat ini mereka belum bertemu kembali. Semua persiapan sudah diatur oleh orang tua mereka.
Alsya tidak diperbolehkan untuk berpergian, tapi entahlah yang dilakukan oleh Renzo.
"Assalammualaikum, coach. Ada apa?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Renzo, ia sedang bertelepon dengan coach-nya.
"Besok kita harus latihan untuk memperebutkan posisi pertama di final, dan kamu diharuskan untuk ikut bertanding," ucap coach Indra diseberang sana.
Renzo terdiam, besok adalah hari pentingnya. Seharusnya ia tidak punya kegiatan lain dan fokus pada acara besok, tapi ini menyangkut reputasi tim tim dan negaranya.
"Apa saya boleh tidak ikut latihan? Saya akan langsung kesana jika pertandingan akan dimulai," ucap Renzo menawar.
Dengan cepat coach Indra menentang itu. "Tidak bisa, kamu harus bersikap profesional! Kalau kamu tidak ikut latihan, bagaimana bisa kamu menghadapi lawan," suara tegas itu membuat Renzo menghela nafas gusar.
Sekarang apa yang harus ia perbuat?
"Baik, coach. Saya akan memikirkannya lagi, assalammualaikum." Renzo langsung menutup teleponnya tanpa menunggu balasan dari sana. Entahlah, sekarang ia tengah dilanda kebingungan.
"Pah! Papa!" Renzo berlari menuju ruang tamu untuk mencari Aryano.
"Ada apa? Kok teriak-teriak," tanya Aryano yang sedang duduk disofa ruang tamu sambil membaca koran.
Renzo terpaksa tinggal dirumahnya karena acara pernikahannya besok.
"Saya ada masalah," ucapnya, dia tidak lagi memikirkan gengsinya untuk meminta bantuan Aryano.
"Besok, saya harus pergi lagi ke Malaysia untuk menentukan babak final," ucapnya sontak membuat Aryano terdiam.
"Besok hari pernikahan kamu, bagaimana bisa kamu punya pekerjaan lain." Aryano memijit pelipisnya yang tiba-tiba pening.
"Kita harus bicara dengan abi Hafidz," ucap Aryano lalu pergi meninggalkan Renzo yang terduduk lesu.
•••
"Bagaimana ini?" Saat kedua belah keluarga sudah berkumpul di sebuah cafe VIP yang sengaja dipesan oleh Aryano untuk membicarakan masalah tadi pagi.
Tentunya, Alsya tidak ikut karena ini harus diselesaikan secara kekeluargaan.
"Renzo, seharusnya kamu konfirmasi dulu kalau memang kamu ada kesibukan," ucap Umi Hana membuat Renzo menunduk.
"Ini terlalu mendadak, Umi. Saya juga tidak menyangkanya," jawabnya.
Abi Hafidz yang sedari tadi diam, akhirnya menegakkan duduknya.
"Tidak ada cara lain, kalaupun tidak menggunakan resepsi. Kamu panggil teman kamu untuk menjadi saksi, dan kamu boleh menjabat tangan saya,"
Deg!
•••
Alsya gundah, saat sudah mengetahui kabar kalau dirinya dan Renzo tidak jadi menikah.
"Dasarnya cowok emang gitu, penuh tipuan!" gerutu Alsya Lalau membantingkan dirinya keatas kasur.
Alsya menangis, rasanya ia tak percaya kalau besok, hari yang dinanti olehnya harus kandas.
"Lebih penting volly daripada pernikahannya," ucapnya sambil terisak.
Ting!
Suara notifikasi dari handphonenya itu membuat Alsya beranjak.
![](https://img.wattpad.com/cover/358447946-288-k66449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Him (Hiatus)
Novela Juvenilbukan kebetulan, tapi inilah takdir Dia pernah berpacaran, dia pernah berpegangan tangan dengan yang bukan mahramnya. Dia pernah membentak, tetapi bukan kepada orangtuanya. Dia kasar, omongannya kotor, dan keras kepala. Dia Alsya Ziana Adeline Tapi...