11. Singkat - bertemu

111 9 2
                                    

11. Singkat-Bertemu

•••

Jika seseorang melekat dalam ingatanmu, selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tanpa ada komunikasi di antara kamu berdua, tanda orang itu telah memiliki hatimu
-Renzo Qabriyan Aldenata-

•••

Tahun demi tahun telah berlalu. Tidak mudah untuk seorang pemuda melewatinya hanya sendiri di negara jiran Malaysia. Sudah beberapa tahun ini, ia menjalani hidupnya sendiri disana.

Setelah 4 tahun ia mewujudkan mimpinya menjadi seorang atlet volly terkenal. Ia sekarang sudah mencapainya. Tidak mudah untuk menjalankan kehidupannya tanpa bimbingan siapapun. Belum berhenti disitu, selama 5 tahun ia tinggal di kota Tarim untuk mendalami ilmu agamanya.

Setelah dari kota Tarim. Dia tidak langsung ketanah air, melainkan ke Malaysia, kerumah temannya.

Kalian pasti tahu... Renzo Qabriyan Aldenata. Itu nama yang tidak asing ditelinga. Dan hari ini, Renzo akan bertanding volly di stadion TV Indonesia. Jadi, ia harus pulang ke tanah air.

Sedangkan papanya. Dia hanya mengirimkan Renzo uang untuk keperluan yang Renzo butuhkan. Baik itu untuk penerbangan ke Tarim, ataupun kembali pulang ke tanah air. Papanya hanya memberi semangat lewat telepon saja.

"Bian, apa saya boleh ikut?" tanya Seno-pria berumur 27 tahun. Dia juga merantau di Malaysia, karena pekerjaannya ada disana.

"Ke?" Singkat. Itulah yang diucapkan oleh lawan bicara Seno.

"Liat kamu tanding," ucap Seno jengah.

Seno adalah salah satu teman dari Bian. Dia satu-satunya orang yang ingin ikut dengannya ke kota Tarim.

"Oke," jawabnya.

"Tapi 'kan, kamu harus duluan ke pesantren?" tanya Renzo, karena Seno diamanahkan untuk sampai terlebih dahulu ke pesantren oleh pemilik pesantrennya.

"Tenang, saya sudah memberi kabar sama Kyai," ucap Seno membuat Renzo manggut-manggut.

"Udah punya jodoh, belum Yan?" tanya Seno tiba-tiba, membuat Renzo menghentikan aktivitasnya.

Renzo terdiam, "udahlah," jawabnya enteng. Seketika lengkungan bulan sabit tercetak jelas dibibir Renzo. Saat mengingat seseorang itu, membuat dirinya senang.

"Siapa?" tanya Seno sambil memincingkan matanya saat melihat temanya tiba-tiba tersenyum. Ia mendekatkan diri pada Renzo yang sedang mengemasi barang-barangnya.

"Rahasia," ucapnya berhasil membuat perubahan diwajah Seno.

"Udah, nanti kamu tau sendiri," lanjut Renzo yang telah selesai mengemasi barang-barangnya.

Seno kembali duduk dipinggir ranjang, sedangkan Renzo berada di sofa.

"Nanti, setelah saya tanding. Saya mau langsung ke pesantren," ucap Renzo.

Seno hanya mengangguk, "gak mau ke rumah dulu, siapa tau ada yang rindu sama, kamu?" Seno tau. Bukan hubungan antara Papanya yang renggang, tetapi ibu tirinya.

"Papa pasti dateng ke pesantren, tenang aja." Renzo menjawab dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Soal ibu—"

"Jangan bahas dia!" Renzo langsung memotong ucapan Seno saat tau kemana arah bicaranya.

Seno langsung bungkam. Bukanya mau ikut campur, tetapi mau bagaimanapun, Renzo harus akur dengan ibu barunya. Walaupun sulit.

"Tapi, kamu sudah memiliki ibu pengganti dan..." Ucapan Seno kembali terpotong saat Renzo berbicara.

"Gak ada yang bisa ganti Bunda!" Renzo berucap tegas dengan tatapan tajam membuat Seno kicep.

Married With Him (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang