20. Dimulai
•••
Sesuai dengan panggilan dari Nyai pesantren, yaitu Umma Eva. Sore ini, semua ustadz dan ustadzah sudah berkumpul di halaman ndalem.
"Assalammualaikum warahmatullahi wa barakatuh," salam pembuka dari Kyai Ali kepada seluruh ustadz dan ustadzah disana.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh!" Jawab mereka serempak.
"Sebelumnya, afwan karena kita berkumpul disini, tidak di aula karena mendadak." ucap Kyai Ali memulai pembicaraan.
"Dikumpulkannya kalian disini, karena kami dari pihak ndalem, ingin mengadakan syukuran atas kepulangan putra sulung kami. Acara syukuran ini mungkin tidak berbeda dengan rutinan yang biasa kita lakukan. Abah harap, kalian bisa membantu agar acaranya berjalan dengan baik," jelas Kyai Ali membuat mereka mengangguk.
"Maaf izin bertanya, Bah. Siapa yang akan mengisi ceramah kali ini?" tanya Ustadz Yusuf.
"Bagaimana kalau Ustadz Bian dengan Ustadzah Al?" Ucapan Seno membuat para ustadz dan ustadzah disana setuju.
"Tapi..." Alsya melirik ke arah Renzo lalu pada Kyai Ali.
"Sudah, tidak apa-apa. Kalian yang mengisi ceramah besok malam," putus Kyai Ali membuat Alsya pasrah, sedangkan dikumpulan ustadz. Renzo sedang senyum-senyum sendiri karena kesempatan ini.
•••
Sore selanjutnya pun tiba, dimana semuanya sudah menyiapkan apa saja yang diperlukan untuk acara syukuran hari ini.
Sekarang, Renzo sedang menuju rumah khusus ustadzah untuk menghampiri Alsya. Dia akan menanyakan apa yang akan diceramahkan nanti malam.
"Assalammualaikum!" salam Renzo sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh, siapa?" Ustadzah Hilma yang membukakan pintu membuat Renz mundur.
"Eh, Ustadz. Ada apa? Oooh... Mau ketemu calon istrinya, ya?" tanya Ustadzah Hilma dengan nada menggoda.
"Hahaha... Iyah," tukas Renzo agak canggung, dan... Malu.
"Silahkan. Ustadzah Al lagi didapur," ujar Ustadzah Hilma.
"Kalo begitu, saya berangkat mengajar dulu, assalammualaikum."
"Waalaikumussalam,"
Saat ingin melangkah, Ustadzah Hilma teringat sesuatu dan berbalik lagi.
"Tunggu, Ustadz!" Panggilan itu membuat Renzo berbalik.
"Dirumah cuma ada ustadzah Alsya, kalo bisa ngomongnya di teras rumah. Takut terjadi sesuatu," kata Ustadzah Hilma sedikit terkikik geli.
Renzo hanya geleng-geleng kepala mendengar itu.
Setelah sampai di dapur, Renzo melihat Alsya yang sedang berkutat dengan peralatan dapurnya.
"Assalammualaikum, Ustadzah."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh, siap–pa? Ustadz?" Saat Alsya berbalik, ia mendapati Renzo yang ada dibelakangnya.
"Ada apa anda kesini?" tanya Alsya tho the point.
"Apakah, kamu sudah merencanakan ceramah apa yang akan disampaikan?" tanya Renzo membuat Alsya berpikir.
"Kisah pemuda yang taubat di zaman Rasulullah Saw, bagaimana? Anda tau?" ujar Alsya melanjutkan kegiatannya memotong bawang.
"Tentu saja, saya tahu itu. Apalagi kamu," ucap Renzo memelankan 2 kata terakhir.
![](https://img.wattpad.com/cover/358447946-288-k66449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Him (Hiatus)
Teen Fictionbukan kebetulan, tapi inilah takdir Dia pernah berpacaran, dia pernah berpegangan tangan dengan yang bukan mahramnya. Dia pernah membentak, tetapi bukan kepada orangtuanya. Dia kasar, omongannya kotor, dan keras kepala. Dia Alsya Ziana Adeline Tapi...