19. Rencana
•••
Lelah. Itu yang saat ini dirasakan oleh Renzo. Setelah semuanya turun dari pesawat, dia memutuskan untuk kembali lagi ke pesantren.
Dia tidak mungkin pulang kerumah. Itu sangat membuatnya menjadi lebih buruk.
"Bian. Apa kamu udah kasih tahu ustadzah Alsya?" Pertanyaan dari Seno itu membuat Renzo bangkit dari tidurnya.
"Belum," ucapnya sambil tersenyum, membuat Seno bergidik.
"Kok belum? Katanya, Gus Khairul pulang cepet karena disana sakit." Ucapan Ustadz Seno membuat Renzo mengerutkan keningnya.
"Apa hubungannya?"
"Katanya, dulu. Pas, ustadzah Alsya masih jadi santri disini, dia sempat—"
Tok! Tok! Tok!
"Ustadz Seno?" Seseorang mengetuk pintu kamar Renoz membuat ucapannya berhenti.
"Iya, Ustadz. Maaf lama," ucap Ustadz Seno membuka pintu kamar, dan terlihatlah ustadz Yusuf.
"Kita 'kan bagian patroli di asrama putri, ayo! Katanya ada santri yang selalu kabur malam hari," ucap Ustadz Yusuf.
"Oh, baiklah. Ayo!" tukas Seno.
"Ustadz Bian, kami pergi dulu. Ustadz istirahat aja, pasti capek," ujar Ustadz Yusuf membuat Renzo mengangguk.
"Iya, syukron."
•••
Riuh disekitar ndalem membuat Alsya penasaran, dengan tekad penuh, Alsya ikut melihat kesana.
Semua santri memberi jalan untuk Alsya, begitu melihat apa yang menjadi kerumunan. Alsya terdiam lalu senyumnya merekah saat melihat siapa yang dia lihat.
Seorang lelaki turun dari mobil sambil membawa dua koper, dan melambaikan tangannya kearah Alsya.
"Gus!" pekik Alsya membuat santri dan santriwati di sana mulai berbisik.
"Ana?" Lelaki yang dipanggil Gus itu tersenyum.
Seperti memedulikan sekitar, Alsya berlari lalu meraih satu koper yang di jinjing pemuda itu.
"Kok sekarang sih pulangnya? Kata Umma, dua tahun lagi," ucap Alsya sangat antusias.
"Saya sakit, Na." Suara berat itu menyahut begitu lembut.
"Sakit apa?" Alsya memberhentikan langkah Gus Khairul, dan bertanya dengan raut khawatir.
"Em... Pusing aja," jawabnya mencoba untuk tidak gelagapan
Mereka berjalan dan tidak menghiraukan tatapan dari para santri.
"Sekarang udah besar, yah. Udah jadi Ustadzah," ucap lelaki yang disebut dengan Gus Khairul, dengan nada menggoda.
"Iya dooong! Udah ada yang suka sama, Ana."
Seketika Gus Khairul terdiam sambil terus berjalan menuju ndalem.
•••
Setelah Gus Khairul sampai di ndalem dan berbincang-bincang dengan Umma dan Abba-nya. Gus Khairul ingin berbicara berdua dengan Umma-nya.
"Umma, siapa yang suka sama, Ana?" tanya Gus Khairul membuat Umma Eva tidak bergeming.
"Umma?"
"O–oh, iya. Sebenernya, anak pak Aryano yang sekarang menjadi ustadz sudah mengkhitbah Al," ucap Umma Eva membuat Gus Khairul membola.
"Umma, tau 'kan? Abang suka sama dia. kenapa, Umma biarin?" Gus Khairul tampak menahan amarah serta rasa kecewa dalam dirinya.
"Apa hak, Umma?"
![](https://img.wattpad.com/cover/358447946-288-k66449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Him (Hiatus)
Teen Fictionbukan kebetulan, tapi inilah takdir Dia pernah berpacaran, dia pernah berpegangan tangan dengan yang bukan mahramnya. Dia pernah membentak, tetapi bukan kepada orangtuanya. Dia kasar, omongannya kotor, dan keras kepala. Dia Alsya Ziana Adeline Tapi...