5. Kesalahan Pertama

15 2 0
                                    


Langit sudah mulai menggelap dan hujan turun dengan begitu deras. Beberapa pegawai kantor sudah bergegas pulang, termasuk Astrea. Ketika Elsiff keluar dari ruangannya, Astrea yang tempat kerjanya memang berada di luar ruangan Elsiff tersenyum kepada sang atasan. Elsiff hanya balas mengangguk sebelum berlalu terlebih dahulu.

Astrea bekerja di perusahaan Elsiff dan menjadi sekretarisnya sejak satu tahun yang lalu. Ia pegawai yang cekatan dan disukai banyak orang karena rupanya yang mungil-cantik dan kepribadiannya yang menyenangkan.

Meskipun demikian, tetapi Elsiff tak pernah sekalipun terlihat bersikap seperti mencari perhatian kepadanya. Di kantor, Elsiff bersikap baik kepada semua orang, meski memang jarang sekali tersenyum. Semua orang mengetahui bagaimana kepribadiannya yang cukup tertutup dan cukup perfeksionis. Membuat orang-orang kantor segan kepada Elsiff dan selalu bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik. Sifatnya jauh berbeda dengan mendiang sang kakak—pemilik perusahaan sebelumnya.

"Apa Mr. Maceo menunggu jemputan?" tanya Astrea ketika sampai di lobi utama dan melihat Elsiff masih berdiri menunggu sembari sesekali melirik jam di tangan. Semua pegawai tahu sedari dulu Elsiff sering diantar jemput, tetapi hanya beberapa orang yang sangat dekat dengan Elsiff yang mengetahui, bahwa pria itu mengidap amaxophobia—ketakutan mengemudikan mobil.

"Ya."

Astrea lalu melihat keadaan langit. Hujannya benar-benar lebat dan waktu telah menunjukkan pukul lima petang lebih empat puluh lima menit. Elsiff sudah menunggu selama lima belas menit dari waktu pulang. Sebelumnya, biasanya Elsiff seringkali pergi meninggalkan kantor tepat waktu. Sebuah senyuman lebar lantas menghiasi wajah perempuan berambut panjang itu.

"Sepertinya hujan lebat membuat jalanan macet. Apa Anda ingin pulang dengan saya, Mister? Saya kebetulan sedang membawa mobil," ucap Astrea begitu ramah.

Elsiff terdiam berpikir sembari melihat kondisi sekitar yang mulai sepi. Ia memang sedang tidak terburu-buru. Namun, ia pun tidak tahu kapan Seraphina akan datang. Setengah jam lalu, sopir barunya itu bilang sedang terjebak kemacetan.

"Ba ..." Mobil triton milik Elsiff terlihat memasuki area parkir. "Terima kasih. Mobilku sudah tiba."

"Ah, baiklah." Astrea tersenyum masam. Ia kira ia akan memiliki kesempatan untuk mendekati bosnya yang tampan. "Jika begitu, saya permisi. Semoga Anda sampai tujuan dengan selamat."

Setelah anggukan kepala yang Elsiff lakukan, Astrea bergegas menuju mobil miliknya yang terparkir di basemen. Tak lama setelahnya, mobil yang Seraphina bawa itu terparkir tepat di depan halaman kantor. Namun, ada hal yang membuat Elsiff cukup heran. Seraphina turun dari mobil sembari membawa payung untuk menjemput Elsiff, tetapi pakaian yang melekat pada tubuhnya sudah basah kuyup.

"Tuan, maaf aku terlambat!" Seraphina merasa gugup dan takut di saat bersamaan. Belum lagi, ia pun kini merasa kedinginan.

"Mengapa kau bisa basah kuyup seperti itu? Apa yang terjadi?" tanya Elsiff heran. Ia masih berdiri di tempatnya.

Seraphina meremas jari-jari tangannya seraya melirik Elsiff dengan takut-takut. "M-maaf, Tuan. Tadi aku terlambat menjemput Jaq. Jalanan yang kulalui mengalami banjir yang menciptakan kemacetan. Saat aku hampir tiba di sekolah, Jaq sudah berlajan di trotoar menuju halte bus. Saat aku buru-buru turun untuk mencegatnya agar dia naik, dia marah kepadaku dan lebih memilih menaiki bus. Dan aku lupa untuk memberinya payung."

Elsiff menghela napas sembari mengusap wajah. Ia tidak kesal kepada Seraphina, ia hanya sedikit terganggu dengan suatu hal lain.

"Tidak masalah. Lagi pula, itu bukan kesalahanmu. Jaq memang seperti itu," ucap Elsiff dengan tenang, membuat Seraphina cukup lega. Ia kira ia akan dimarahi habis-habisan.

Daily Of Seraphina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang