"Konsep yang diusung telah sesuai seperti yang klien inginkan. Akan tetapi, ada beberapa bagian yang harus lebih ditonjolkan bahwa produk yang diiklankan memang memiliki efek sekuat itu dalam pemanfaatannya," ucap Elsiff setelah mendengarkan persentase dan pendapat yang para stafnya sampaikan di rapat.
"Baiklah. Hanya itu saja yang ingin kusampaikan. Selebihnya itu ide dan konsep yang bagus. Kalian semua sudah bekerja keras. Rapat hari ini cukup sekian. Terima kasih semuanya," lanjut Elsiff lagi. Para anggota rapat agensi periklanan itu pun satu persatu meninggalkan ruangan.
Beberapa di antaranya ada yang melongok ke arah luar. Ada wartawan di depan kantor yang telah menunggu Elsiff sejak pagi sampai saat ini. Akan tetapi, sekalipun Elsiff tidak pernah menanggapinya. Pagi tadi bahkan ia hanya terus berjalan dan langsung masuk kantor untuk mengadakan rapat dengan beberapa kepala departemen.
"Mister, maaf. Apa ini akan baik-baik saja? Berita tentang kejadian di tempat reuni yang tersebar cukup merugikan diri Anda," ujar seorang wakil direktur. "Para wartawan masih setia menunggu."
"Kalian tidak perlu khawatir. Aku sudah menjamin bahwa berita yang tersebar adalah salah. Karenanya kita masih bisa menjalankan rapat dan kerjasama dengan semua orang dengan tenang," jawab Elsiff, tangannya bergerak menggunakan kursor dan matanya fokus menatap layar komputer. Elsiff memeriksa pesan yang dikirimkan Jaq beberapa saat lalu.
"Anda tidak akan menemui wartawan?" tanya staf lainnya penasaran. Para wartawan di luar sana tidak menyerah.
"Itu tidak diperlukan. Mereka akan pergi dengan sendirinya. Aku akan membungkam mereka dengan semestinya." Elsiff menjawab dengan sorot mata yang menajam dan dipenuhi keseriusan.
"Astrea, kau sudah mengirimkan bagianmu, bukan?" Pertanyaan Elsiff dibalas anggukan. Beberapa staf penting di sana yang tidak Elsiff libatkan hanya terdiam sambil saling melirik.
"Jika tidak ada kepentingan lagi kalian bisa pergi seperti yang lain!" Ucapan bernada dingin itu membuat beberapa orang yang tersisa menegang untuk beberapa saat. Meskipun mereka sudah terbiasa dengan sikap Elsiff yang seperti itu. Akan tetapi, tetap saja, sorot mata tajam Elsiff selalu berhasil mengintimidasi keadaan.
"Anda membutuhkan hal lain, Mister?" tanya Astrea saat di ruangan itu hanya tersisa dirinya dan Elsiff.
"Tidak. Kau boleh pergi," jawab Elsiff sembari melihat nama Emma di layar ponsel. Seharian sahabat Seraphina itu mengambil cuti demi menemani Seraphina.
"Iya?"
"Baiklah. Aku akan mengambilnya ke lobi saat pulang nanti. Terima kasih," jawab Elsiff setelah mendengarkan penjelasan Emma yang sempat membuat raut wajahnya terlihat tidak tenang.
Beberapa saat setelah mematikan panggilan dan fokus pada komputer, Elsiff lalu berjalan ke arah jendela berada. Beberapa wartawan yang sebelumnya duduk menunggu terlihat sibuk memeriksa ponsel. Beberapa di antara mereka bahkan mendapatkan panggilan. Dari tempatnya berdiri Elsiff tersenyum miring melihat hal tersebut.
***
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Ian. Pria berjaket denim itu lantas menatap tajam Lyle yang tiba-tiba datang ke apartemennya dan melakukan hal tersebut kepadanya.
"Sial! Karena perbuatanmu aku dipanggil pihak kepolisian!" Lyle berang sembari menunjuk tepat di wajah Ian.
"Polisi? Bagaimana bisa?" tanya Ian sangat terkejut.
"Kau memberikan informasi yang salah, Sialan! Mr. Maceo ternyata calon suami Seraphina dan mereka tinggal di satu atap yang sama! Dia yang menyeretku ke kepolisian!" bentak Lyle menggebu-gebu. Ia kehilangan kesabaran setelah mendengar tuduhan yang dilontarkan kepadanya di kantor polisi beberapa saat yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Of Seraphina
General FictionRATED 17+ "Rasa sakit itu bukan hanya cerita, luka itu bukan hanya ilusi, dan kerapuhan itu bukan bohong belaka. Aku hanya tak ingin mengumbarnya, karenanya kudekap sekuat tenaga dan jiwa." Seraphina