"Lo udah umur 19 tahun tapi tiap hari nongkrong di kafe sama laptop. Gak bosen Ze?"Gadis yang tengah sibuk mengetik itu menggelengkan kepala tanpa melirik lawan bicaranya. Pasalnya gadis itu jika sudah dengan laptopnya tidak bisa diganggu.
Zea Anasera Natasya adalah mahasiswi jurusan sastra Indonesia yang hobi sekali menulis cerita, tak heran banyak cerita fiksi remajanya yang sudah diangkat menjadi novel dan kini karya-karya miliknya berjejer di Gramedia.
Untuk gadis seperti Zea yang 99% hidupnya fokus berkarir jelas tidak berminat untuk mengenal cinta. Terlebih saat terakhir dengan mantannya dia masuk Rumah sakit. Sejak saat itu Zea menutup hati dan kembali melanjutkan karya tulisnya di Wattpad.
"Gak. Kenal cinta cuman buang-buang waktu, buang-buang duit."
Benar. Dulu saat Zea mengenal cinta dia jadi malas update Wattpad, alhasil pembacanya kabur karena malas menunggu ceritanya update.
Sampai akhirnya Zea merasa dititik memulai semuanya lagi dari nol. Dari mulai yang tiap update udah banyak yang komen, sekarang sebaliknya. Ada yang baca saja syukur.
Sudah mulai membaik lagi, Zea tidak mau membuang-buang kesempatan menulisnya lagi hanya karena perihal cinta yang belum pasti sampai menikah. Cinta itu cuman bikin miskin. Pasalnya diumur sekarang, berharap apa soal cinta? Dikasih makan janji-janji manis emang kenyang?
"Halah, sekarang aja lo bilang gitu karena mantan-mantan lo sifatnya kaya fir'aun. Coba aja kalo lo dapetin cowok kaya pacar gue sekarang, tiap hari gue di TF in."
"Lumayan kan buat gue yang anak kost ini. Hemat uang bulanan," lanjut gadis berambut sebahu itu.
"Sama. Gue tiap bulan di TF in royalti sama penerbit, alhamdulillah gak punya bakat minta ke cowo yang belum tentu jadi suami."
Skakmat. Ucapan Zea berhasil membuat Kalea terdiam seribu bahasa. Kalea akui Zea adalah gadis yang mandiri sejak dulu, bahkan Zea membayar semesteran kuliah dengan uangnya sendiri.
Zea hanyalah gadis sederhana yang tidak kaya namun tidak juga miskin. Orang tuanya cukup untuk membiayai kuliahnya sampai selesai. Hanya saja, Zea tidak mau terus-terusan merepotkan orang tuanya. Terlebih Zea bukan anak satu-satunya yang harus dibiayai untuk pendidikan.
"Kalo lo bilang gue gamau kenal cinta, gue mau Kalea. Cuman fase mengenal orang baru itu benar-benar nguras energi. Kita harus ngejelasin ulang makanan kesukaan, kebiasaan, hobi. Segala macem."
"Belum lagi cowok bucin cuman 3 bulan, lebih dari itu mereka bakalan berubah. Apalagi kalo udah bosen, cowok bakalan lakuin cara biar kitanya cape dengan terus-terusan bikin feeling lonely dan akhirnya minta putus. Biar kesannya cewek yang ninggalin. Muak gue."
"Bahagia engga, makan hati tiap menit iya."
Kalea sadar, sahabatnya ini punya trauma pada cowok. Mantan terakhir Zea yang bernama Alan pernah membuat Zea masuk Rumah sakit hanya karena cowok itu ninggalin Zea tanpa penjelasan apa-apa.
Benar ya, gak semua orang kuat LDR. Sejak Alan kerja, keduanya terpaksa harus LDR. Awal-awal semua masih baik-baik saja, sampai akhirnya Zea merasa Alan berubah. Dia semakin gak ada waktu untuk Zea. Sering ngilang, bahkan untuk call 10 menit saja susah.
Zea yang punya penyakit asam lambung jelas tidak bisa terlalu banyak pikiran. Keputusan Alan yang terlalu tiba-tiba bahkan sampai semua sosmed Zea diblokir membuat Zea drop sampai harus dilarikan ke Rumah sakit.
Brengseknya 3 bulan setelah kejadian itu, Zea mendapat kabar bahwa Alan sudah lamaran. Bayangin sehancur apa Zea saat itu? Dia yang dituduh selingkuh, Alan yang lamaran duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HTS?! [SELESAI]
Teen Fiction"Bocil." "Bocil? 17 tahun lo bilang bocil?" "Iyalah, lo masih 17 tahun. Sedangkan gue bentar lagi 19 tahun. Lo masih terlalu kecil." "Gapapa umur 17 yang penting bawahnya gede." Damn. Bukan cerita tentang anak geng...