END

4.5K 193 10
                                    

      "Maaf."

      Rey yang baru selesai mandi menaikkan alis bingung, menatap Zea yang kini hanya menunduk tidak berani menatap manik matanya. "Maaf? Maaf buat apa sayangkuuu."

"Tadi di kafe."

Rey tersenyum, merentangkan tangannya agar Zea mau memeluknya. "Sini peluk."

"Kamu gaperlu minta maaf Zea. Memangnya kamu salah apa eum? Semua orang punya masa lalu, itu wajar. Yang gak wajar itu, udah jadi masa lalu tapi masih punya perasaan."

Rey mengecup kening Istrinya. "Kalau dia masih gangguin kamu, bilang ke Rey ya?" Zea mengangguk dalam pelukan Rey.

"Udah, sekarang istirahat. Rey mau pake baju dulu sebentar."

        Rey tau ketakutan Zea, gadis itu mungkin berpikir dirinya akan marah dan berubah ke Zea. Padahal jelas terlihat, cowok itu yang masih mencoba mendekati Zea. Bukan Istrinya.

"Malam ini mau keluar?"

Zea menggeleng cepat. "Gamau."

"Yaudah nanti Rey pesenin gofood aja ya sayang, kamu mau pizza? Kebab juga yaa."

          Zea tersenyum senang. Setelah memesan makanan online. Cowok itu ikut naik ke tempat tidur, membawa Zea ke dalam dekapannya. "Gimana kalau kita nonton?" saran Rey yang langsung disetujui Zea. "Mau!"

        "Mau nonton apa?"

        "Film horor!" jawab Zea sangat semangat. Wajahnya bahkan sudah ceria seakan akan sudah melupakan kejadian tadi.

Berbanding dengan Zea, wajah Rey berubah pucat pasi. "Horor?" ulangnya. "Yang lain ya sayang? Film romantis gitu?"

Kedua alis Zea tertaut. "Kamu takut ya?" godanya dengan muka ngeselin. "Gak, ngapain Rey takut. Yaudah ayo kalo mau nonton."

Zea terkikik geli, seraya menunggu pizza pesanan mereka datang, Zea mengambil laptop untuk menonton film horor pilihannya. Pengabdi setan 2. Zea sudah pernah menonton di bioskop dulu, tapi ingin menontonnya lagi.

        AC dingin pun tidak berpengaruh pada Rey yang sudah keringetan, cowok yang sok memeluk Zea itu bersembunyi di balik punggung Zea. Sedangkan Zea terbahak-bahak, dia baru tau Rey takut film horor.

        "Badan doang kekar, sama film horor aja takut!" ejek Zea.

        "Gak takut sayangg, Rey cuman kaget," elaknya takut kejantanannya dipertanyakan.

        Rey membuka matanya, kembali menonton film yang sedang mereka lihat. "Sayanggg!" Rey bersembunyi di dada Zea, tubuh cowok itu bergetar saat melihat banyak pocong.

         Tawa Zea terhenti, merasa kasihan pada Suamianya. Rey benar-benar ketakutan ternyata. "Kamu beneran takut?"

        "Matiin ishh, Rey takut Zeaa," gumamnya masih dalam dekapan Zea. "Iya-iya udah, itu belnya bunyi. Pizzanya udah dateng kayaknya, aku ambil dulu ke bawah."

         Rey menggeleng. "Biar aku aja, kamu di sini aja. Nanti capek."

        "Yakin berani?"

        Rey dengan tampang sok coolnya mengangguk yakin. "Berani lah, kalo gak berani yang jagain Zea siapa nanti."

        "Tadi aja udah mau nangis," ejek Zea membuat Rey malu. "Kakakkk," rengek Rey.

       "Yaudah Rey ambil pesanan dulu ya sayang." Zea mengangguk, kembali melanjutkan filmnya yang tertunda. Zea juga penakut, tapi penyuka film horor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HTS?! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang