DUA PULUH

3.1K 181 8
                                    

#WARNING#

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#WARNING#

Zea masih speechless melihat rumah yang akan dia tempati bersama Rey. Padahal ini bukan pertama kalinya mereka datang.

10 Oktober 2027 keduanya resmi menjadi suami istri. Hari yang telah ditunggu-tunggu akhirnya tiba.

"Ayo masuk." Rey menggenggam tangan Zea, peka kalau gadis itu pasti kelelahan seharian ini harus melayani para tamu undangannya.

"Zea masih ngerasa kalau semua ini mimpi."

Rey tersenyum. "Kalau Zea ngerasa ini cuman mimpi, berarti Zea harus bangun. Karena Rey dengan siap bakalan ubah mimpi Zea jadi kenyataan."

Zea diam.

"Ini bukan mimpi sayang," lanjutnya menyakinkan. "Mau masuk sendiri atau Rey gendong? Oke, Rey gendong."

"Rey!" pekik Zea saat Rey menggendongnya tiba-tiba masuk ke dalam rumah baru mereka. "Rey turunin gak?!"

"Gamau, wleee."

Rey menaiki anak tangga menuju ke kamar mereka yang berada di lantai dua. Rumah sederhana yang Rey beli hasil jerih payahnya selama ini memiliki 3 kamar utama, dengan berfasilitas kolam renang di halaman belakang rumah. Cukup sederhana dan nyaman.

           "Zea mau mandi dulu ah, gerah. Gaenak pake baju pengantin."

           Rey menaikkan alis, menatap dengan tatapan yang berbeda kali ini. "Mau mandi sendiri?"

            Zea dengan polosnya menjawab, "Emang harusnya satu Rt?"

            Ekspresi Rey langsung berubah. "Bukan gitu Kak... maksud Rey....," Rey menjeda ucapannya. "Gak mandi bareng?" cicitnya malu-malu.

Zea mendelik mendengar ucapan frontal Rey. Dia tau, dia sadar kalau dirinya sudah halal. Tapi? Tetap saja Zea malu jika mendengar hal-hal yang sedikit negatif.

"Em Rey, Zea belum siap." Gadis itu menghembuskan nafas berat. "Zea belum siap kalau harus punya anak sekarang, Zea masih pengin kayak gini. Boleh gak kalau kita pacaran halal dulu? Sebelum mutusin buat jadi orang tua?"

"Zea mau jadi orang tua saat Zea udah siap, biar Zea juga gak gagal jadi Ibu buat anak kita nanti. Ya?"

Jelas Rey tau, ucapan Zea semata-mata penolakan agar tidak disentuh olehnya. "Baik Zea, Rey engga maksa."

Binar di mata Rey redup, Zea mengecup pipi cowok itu singkat. "Jangan sedih ihhh, kan nanti bisa, kalau sekarang Zeanya belum siap."

"Engga cantikk, yaudah kamu mandi dulu ya abis itu istirahat."

Zea mengangguk, gadis itu sedikit kesusahan saat mencoba melepas baju pengantinnya. Rey yang peka pun mencoba untuk membantu Istrinya. "Rey izin bantu boleh?"

HTS?! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang