EMPAT BELAS

2.7K 151 1
                                    

Mempunyai hubungan dengan cowok yang jauh lebih muda 2 tahun tak semudah yang Zea pikirkan. Awal-awal mungkin berjalan dengan baik, namun semakin ke sini semuanya jadi renggang.

Zea dan Rey sering kali berantem hanya karena masalah sepele. Zea merasa Rey menyakitinya dan sebaliknya Rey begitu.

Malam ini perjalanan pulang dari Malang ke Jakarta setelah 4 hari Zea melakukan kegiatan KKL.

Pemandu bilang perkiraan sampai jam 1 malam, jadi Mahasiswa untuk sementara beristirahat di bis lagi.

Perasaan Zea sudah tidak karuan, dia ingin menangis melihat pesannya tidak dibalas sejak pukul 10 malam. Rey tidak memberi kabar apa-apa padanya, padahal cowok itu berjanji akan menjemputnya. Namun sekarang? Pesannya saja belum dibalas.

Zea terbangun pukul 12 malam saat posisi bis berhenti di pom bensin. Dia melirik Kalea yang juga terbangun untuk mengajaknya pergi ke kamar mandi. Kebetulan ada Indomaret juga, Zea ingin membeli sosis keju.

Setelah izin, keduanya turun dari bis. Udara sangat dingin, Zea pun memakai sweater dengan Kalea yang lengkap dibalut hoodie pacar kesayangannya.

"Mba sosis kejunya dua ya."

Sosis keju ini salah satu jajan favorit Zea setelah kebab. Meski kebab masih jadi tahta tertinggi di kamus jajanan Zea.

"Rey belum ngasih kabar apa-apa?" tanya Kalea seraya membuka saos miliknya setelah pesanan mereka berdua siap dan kembali ke bis.

Zea mengedikkan bahunya. Tak tau harus menjawab apa. Dia memutuskan untuk mengabari Ayahnya agar menjemput, setelah itu mengaktifkan mode jangan ganggu dan mulai kembali memejamkan matanya. Dari awal berharap pada cowok memang kesalahannya.

Benar bis mereka sampai di kampus pukul jam 1 malam dan sampai sekarang pun Zea belum mendapat balasan apapun dari pesannya. Dia berusaha tersenyum saat Ayahnya datang, persetan, dia tidak boleh ngerusak suasana hatinya sendiri hanya karena Rey.

Sampai di rumah Zea membuka oleh-oleh yang dibelinya di pusat oleh-oleh Malang. Dia juga membeli apel yang dipetiknya saat pergi ke tempat petik apel. Banyak yang dibelinya, hanya saja Zea lebih tertarik memakan telur-teluran yang dalemnya berisi adonan gula jawa. Entah apa namanya, tapi ini enak dan manis.

Mulai tak memedulikan Rey, Zea lebih memilih scroll tiktok sampai matanya terpejam dengan sendirinya.

Pagi-pagi sekali dia bangun, tetap belum ada pesan apa-apa dari Rey. Pantaskah Zea marah hanya karena tak diberi kabar disaat keduanya tak memiliki hubungan apa-apa?

Rey: Zeaaaaa

Matanya salah fokus melihat pesan masuk dari Rey. Tak menghiraukan sebelum cowok itu menjelaskan.

Rey: maaf semalam Rey ketiduran gara-gara nunggu updatean ponsel. lama banget Zea, maaf Rey gak sempet ngabarin

Rey: Zea uda di rumah belum? semalam pulangnya sama siapa?

Zea segera mengetikkan balasan di sana. Hanya singkat.

Zea: Rey libur kan? bisa ketemu?

Rey: bisaaa Zeaaa, Rey jemput ya di rumah

Zea: gaperlu Rey, kita ketemuan aja di taman waktu Rey kasih kejutan buat Zea. pukul 10 ya

Zea sudah memesan ojek untuk mengantarnya ke taman. Dia masih cukup lelah untuk menyetir motor, takutnya malah oleng di tengah jalan.

Sesuai janji, Zea sudah sampai di taman pukul 10 pagi. Taman yang sepi pengunjung dan hanya didatangi beberapa orang saja.

"Zea."

HTS?! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang