Mengingat besok pagi Zea akan ujian akhir semester, gadis itu belajar keras dari mulai menghafal jawaban kisi-kisi yang dia kerjakan dan membaca materi di PPT yang sudah diberi dosen.
Zea selalu duduk di bagian depan, dia tak pernah mendapat bangku belakang. Namun semua itu tak pernah menjadi masalah karena sejak kuliah Zea tidak pernah lagi berniat untuk mencontek. Meski teman-temannya banyak yang bertanya satu sama lain, bahkan ada juga yang membawa HP.
Zea pikir di kuliah sama sekolah beda. Sekolah akan tinggi-tinggian rangking, tapi kalau di kuliah yang dikejar IPK. Namun jika Zea mendapat nilai IPK yang tinggi dari hasil mencontek di catatan atau membawa hp percuma kan? Apa yang harus Zea banggakan dengan nilai IPK yang tinggi namun tak paham apa-apa setelah wisuda nanti?
Jelas Zea akan bekerja setelah lulus kuliah, apa yang dia pelajari di dunia kuliah akan berguna di dunia kerja kalau dia benar-benar paham apa yang telah dijelaskan Dosen.
Besok pagi hanya ada 1 mata kuliah yang diuji, mengingat mata kuliah kedua take home dan untungnya sudah Zea kerjakan sehingga malam ini dia tinggal belajar.
Rey izin nongkrong bersama teman-temannya, Zea tak melarang karena dia juga harus fokus belajar.
Rey: Zea masih belajar?
Ada pesan masuk dari Rey yang langsung Zea balas selesai menghafal kisi-kisi. Kepalanya mulai pusing jika dipaksa seperti ini. Lebih baik Zea melanjutkan menghafal subuh nanti, karena akan jauh lebih mudah. Sudah Zea terapkan sejak dia SMP.
Zea: ini udah selesai, lanjut subuh kayaknya
Rey: jangan dipaksain ya, Zea udah belajar keras dari siang
Zea: iya Rey. Rey nongkrong sampai jam berapa?
Rey: jam 11 mungkin Zea
Zea melirik jam dinding yang baru menunjukkan pukul 9 malam. Masih 2 jam lagi sebelum Rey pulang ke rumah. Zea menghela nafas.
Zea: oh berarti ga call ya?
Rey: Zea bisa call?
Zea: kalo Rey gabisa call gapapa, Zea mau tidur aja ya. Gabisa gadang soalnya
Rey: jangan. jangan bobo sendiri, tunggu Rey pulang 10 menit. nanti Rey temenin. Sekarang Rey call dulu ya cantik
Membatu sejenak sebelum jari jemarinya menerima panggilan masuk dari Rey. Cukup kaget dengan kepekaan Rey, cowok itu rela ninggalin tongkrongannya demi menemani dirinya tidur.
"Zea jangan bobo sendiri ya selama ada Rey. Walau cuman lewat call nemeninnya. Tapi Rey pengin selalu nemenin Zea."
"Iya rey," balas Zea saat cowok itu sudah sampai di rumah.
"Malam ini Zea gabole gadang ya? Soalnya besok ujian pagi kan?"
"Iya masuk jam 8 Rey."
"Yaudah sekarang mau bobo?"
Zea menggeleng. "Rey mau mabar gak?"
"Hah? Emang Zea bisa? Zea kan lagi mau ujian. Nanti aja ya kalau Zea udah selesai UAS."
"Ishh gapapa, Zea mau mabar. Ayo login."
Rey tersenyum kecil. "Iya ayo Zea."
"Zea coba pake MM ya?"
"Boleh semua Zea, nanti sama Rey yaa."
Lagi-lagi Rey memainkan hyper, kali ini cowok itu memakai Helcurt. Pertandingan kali ini Zea mengisi role Gold lane, dia kangen memainkan hero Karrie yang dulunya menjadi hero favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HTS?! [SELESAI]
Teen Fiction"Bocil." "Bocil? 17 tahun lo bilang bocil?" "Iyalah, lo masih 17 tahun. Sedangkan gue bentar lagi 19 tahun. Lo masih terlalu kecil." "Gapapa umur 17 yang penting bawahnya gede." Damn. Bukan cerita tentang anak geng...