1. Prolog

447 10 0
                                    

"Kenapa mereka harus ke rumah gue sih?" gerutu seorang gadis sambil menatap ponsel di tangannya dengan tatapan penuh penderitaan.

"Ga bisa apa, hidup gue damai sebentar aja?" lanjutnya, nada frustasi semakin kental.

Tanpa pikir panjang, gadget tak berdosa itu dilempar ke atas ranjang.
Feli langsung menggulung dirinya dalam selimut seolah berharap bisa menghilang dari dunia nyata.

Bencana sudah diumumkan.

Notifikasi grup keluarga barusan menghancurkan harapan Feli buat menikmati liburannya dengan tenang.
Alih-alih bisa rebahan tanpa gangguan, dia malah harus menghadapi sebelas sepupu laki-laki + satu kembarannya sendiri.
Itu artinya?

Nggak ada ketenangan, Nggak ada me time, dan  pasti, nggak ada istirahat.

Liburan sekolah harusnya jadi momen buat bebas dari tugas, kerjaan, dan tekanan hidup.
Tapi buat Feli, ini lebih mirip hukuman daripada liburan. Bayangkan aja: dua belas cowok random dalam satu rumah. Kalau satu orang aja udah berisik, gimana kalau semuanya kumpul?

Itu bukan liburan, itu ujian mental.

Feli menutup matanya rapat-rapat. "Mungkin kalau gue pura-pura tidur tiga bulan, mereka bakal lupa sama gue," pikirnya penuh harapan. Sayangnya, harapan itu hanya sekadar harapan. Karena ketika pasukan sepupu datang, satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah... bertahan hidup.


Jangan lupa vote dan komen ya, guys! Pendapat kalian sangat berarti buat aku

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang